Chapter 30

928 44 8
                                    

(Kenyataan dibalik kebohongan)

Alana sedang sibuk packing barang-barangnya yg akan Ia bawa ke Jakarta, alat Makeup dan beberapa Pakaian, karena sebuah kendala, keberangkatan Alana di jadwalkan pukul 6 sore, diperkirakan Ia akan sampai di Jakarta pukul 7 malam dan kebetulan pada hari yang sama pula Danu akan kembali ke Luar Negeri, Ia ingin mencari suasana baru setelah patah hati dari Alana. Namun Pria itu berniat ingin mengantar Alana lebih dulu sampai Jakarta lalu kemudian mengajaknya makan malam bersama utk yg terakhir kalinya. Ia memohon kepada Alana, setidaknya makan malam itu sebagai salam perpisahan, Danu ingin mengukir satu kenangan yg bisa Ia simpan, mengenyam senyum Alana sebanyak-banyaknya dan melihat mata Indah Alana utk Ia abadikan dalam memorinya, meskipun perasaan Cintanya bertepuk sebelah tangan tetapi Danu akan bersikap dewasa dan Makan malam nya dgn Alana kali ini bukanlah diberi judul Kencan seperti malam sebelumnya, tetapi sebagai judul Perpisahan Manis yg ingin Ia kenang, dgn sebuah senyuman Alana pun akhirnya menyetujui permintaan Danu itu. Mereka akhirnya take off bersama, Alana terpaksa harus berbohong kpd Mahendra lagi, Ia tidak ingin Mahendra salah paham jika saja nanti melihat Alana diantar oleh seorang Pria dan Ia tidak mungkin meminta izin kepada Mahendra utk makan malam bersama dgn Danu, meskipun Alana membeberkan alasan, Alana paham betul bagaimana sifat Mahendra, Pria itu dgn angkuhnya pasti tidak akan mengizinkan Alana, karena Mahendra adalah sosok yg sangat pencemburu, selain tidak ingin membuat Mahendra gusar, Alana juga ingin menghargai Danu, Alana menganggap makan malamnya bersama Danu adalah sebagai tanda permintaan maaf lantaran Ia tidak bisa membalas perasaan Danu. Alana sudah menganggap Danu sebagai Kakak sendiri dan Danupun akan belajar menganggap Alana sbg Adiknya. (Hmmm cinta ditolak skrng kakak-adekan nih ceritanya :D hahaha gue itumah jaman SMA lol :v)

***

Tepat jam setengah 9 Pagi Mahendra sudah bersiap utk berangkat ke Bandara menjemput Alana, namun sebelum keluar dari ruangan nya Ponsel Mahendra berdering saat Alana menghubunginya.

"Baru mau dihubungi" ucap Mahendra sambil tersenyum, lalu Ia menjawab panggilan itu.

"Sudah sampai kah? Tunggu sebentar ya biar aku jemput" kata Mahendra dgn semangat.

"Justru itu, saya mau mengabarkan kalau keberangkatan saya ditunda" ucap Alana ragu.

"Apa!?" Ucap Mahendra terdengar kesal. Alana langsung memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya setelah mendengar nada tak bersahabat dari bibir yg Ia rindukan, Ia tahu Mahendra pasti kesal lantaran Alana tidak bisa memenuhi janjinya utk tiba jam 9 pagi.

"Bapak sih nungguin saya terus jadinya ketunda deh, biasanya emg gitu tauukk kalo kehadiran seseorang itu ditunggu-tunggu pasti aja ada hambatannya" ucap Alana kali ini dgn nada manja supaya Mahendra tidak jadi marah.

Pria itu menarik nafasnya dan mendengus kesal.

"Benarkah seperti itu? Apa aku terlalu merindukanmu sampai-sampai harus tertunda begini" ucap Mahendra dgn wajah yg tak bersemangat, padahal Ia sudah membayangkan wajah cantik Alana, aroma tubuh Alana, senyum Alana dan mata indah Alana juga bibir yg begitu Ia rindukan, rasanya Ia sudah sangat rindu mengecap bibir yg sudah menjadi candu baginya.

Alana tertawa kecil menanggapinya.
"Makanya sabar dong, pesawatnya Delayed, tapi malam nanti sudah fix. nanti saya kabarin lagi ya kalo saya sudah mau berangkat" ucap Alana.

"Oke, hubungi aku lagi yaa nanti, kalo bisa jangan sampai tertunda. Kamu juga punya tanggung jawab pada kantor, aku tidak mau menerima alasan apapun, ingat! Waktumu cuma 1 Minggu, kalau melebihi itu aku akan menghukumu" kata Mahendra dgn gaya sombong nya, Alana memonyongkan bibirnya, knpa Mahendra selalu bersikap seperti bunglon yg berubah-ubah, kadang manis kadang menyebalkan, kadang lembut kadang juga kasar, kadang baik namun tiba2 memaksa.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang