Chapter 03

1.9K 68 4
                                    

(Problematika asmara)

Cukup lama Alana berada di dalam toilet, Ia berdiam diri menatap dirinya dicermin, kedua tangannya menyilang memegangi dadanya yg kini berdegup kencang, pipinya seperti memerah dan terasa memanas, perkataan Mahendra membuatnya sedikit melting, tap...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama Alana berada di dalam toilet, Ia berdiam diri menatap dirinya dicermin, kedua tangannya menyilang memegangi dadanya yg kini berdegup kencang, pipinya seperti memerah dan terasa memanas, perkataan Mahendra membuatnya sedikit melting, tapi Ia kembali sadar kepada dunianya, Alana menjitaki kepalanya sendiri.

"Astagaaa mikir apa sih Lan? Pak Mahendra itu CEO, Pemilik Perusahaan Adijaya Grup, perusahan yg dia punya ini adalah salah satu dari beberapa Perusahaan lainnya, jangan mimpi! Jangan terbuai juga! Okeh.. Alana.... Tenang" ucap Alana sembari menarik nafas.

"Kamu harus bisa mengendalikan perasaanmu ini" Alana merapikan rambutnya dan Ia mengambil lipmatt dari tas kecilnya kemudian mengoles tipis dibibirnya, karena setelah makan siang tadi warna merah dibibirnya itu memudar, kemudian Ia melumat bibirnya sendiri utk memastikan lipstik nya itu tidak keluar dari batas bibirnya.

Perlahan Alana membuka pintu, Ia dibuat terkejut ketika pintu Toilet dibuka, Sesilia dan kedua temannya itu sedang berdiri sambil melipat tangan didada Seraya menatapnya sisnis.

"Ini ada apa ya rame-rame begini?" tanya Alana dgn wajah kebingungan, sebuah tawa sinis terlontar dari wajah arogan Sesilia.

"Nggak, gak ada apa-apa.. gue cuma mau temenan aja sama Lo, pengen lebih deket lagi sama anak Divisi humas yg lagi deket sama CEO Perusahaan" ucap Sesilia terdengar mencekat di dekat telinga Alana.

Dibalas dgn tawa nyinyir dari Alana, kemudian gadis itu berdehem dan menyelipkan rambutnya ke daun telinga.

"Saya rasa, mbak-mbak nya ini kurang kerjaan deh ngintilin saya sampe ketoilet begini, nge fans ya? Udah deh to the point aja gak usah basa-basi" ucap Alana menegaskan kalimatnya, kening Sesilia berkerut, merasa ditantang oleh gadis miskin seperti Alana, hey! Siapakah dia berani sekali pikirnya.

"Elo bener-bener gak bisa diajak kompromi secara halus" ucap Sesilia mulai naik pitam.

"Loh? Kok marah? Saya kasih tahu yaah, anda tidak perlu gusar, saya sama sekali tidak ada hubungannya dgn Pak Mahendra, jadi silahkan saja anda dekati Pak Mahendra dan tak perlu mencari gara-gara dgn saya, karena itu hanya membuang waktu percuma" ucap Alana kemudian Ia melangkahkan kakinya, tetapi kedua teman Sesilia dgn segera menahan Alana, kedua orang itu memegangi lengan Alana.

"Hey! Apa-apaan ini!" Ucap Alana sembari berusaha melepaskan diri, dihempaskannya tubuh Alana, hingga punggungnya membentur tembok.

"Aaawww!" Keluh Alana seraya memegangi lengan nya, Sesilia berjalan gontai menghampiri Alana, diangkatnya dagu Alana

"Dasar cewek munafik! Heh! Emang nya Lo siapa? Berani bgt nolak Mahendra? Elo tuh cuma cewek miskin! Heran deh gue, elo pasti udh melakukan sesuatu kan? Apa yg udh Lo pertaruhkan? Sampe-sampe Mahendra merhatiin Lo terus? Ohhh gue tahu, cewek miskin kayak Lo itu paling-paling memanfaatkan tubuh Lo buat nge gaet cowok seperti Mahendra, butuh duit ya?? Sampe harus ngejual diri gitu hahaha"

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang