Chapter 50

943 92 15
                                    


(Dijodohkan?)

Awan mendung menjadi lukisan pada hari yg dijalani Alana dan Mahendra kini, memasuki bulan Desember adalah musimnya penghujan. Kedua pasangan yg dibilang bukanlah pasangan remaja akan tetapi kemesraan mereka mungkin mengalahkan pasangan remaja sungguhan.

"Gmna kepalanya masih pusing?" Tanya Mahendra setelah selesai menyantap menu makan siangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gmna kepalanya masih pusing?" Tanya Mahendra setelah selesai menyantap menu makan siangnya.

Alana menggeleng sambil tersenyum.

"Aku kan udh blng, aku nggkpapa cuma kecapekan aja skrng sudah mendingan kok"

"Syukurlah, aku tenang sekarang. Oh iya sayang, aku juga sudah menyuruh orang-orang bayaranku utk membawa semua barang-barang dan pakaian kamu di rumah Stella, semua sudah di pindahkan ke kontrakan baru, aku juga sudah siapkan kulkas, lemari, televisi dan semua peralatan dapur, jadi kamu nggak usah repot-repot lagi"

"Apa?! Mahendra kamu apa-apaan sih? Kan aku udh bilang aku nggak mau ngerepotin kamu, aku nggak mau ma...."

Belum sempat Alana meneruskan kalimatnya Mahendra sudah lebih dulu meletakan jari telunjuknya dibibir Alana

"Sudah, jangan protes! Anggap aja ini bukti cinta aku ke kamu. Lagipula semua yg aku kasih sama kamu nggak ada apa-apanya, aku nggak akan jadi miskin cuma karena membelikan barang-barang itu, jangankan barang itu, membelikan kamu istanapun aku sanggup" ucap Mahendra sambil tersenyum.

Perlahan Alana menurunkan tangan Mahendra.

"Kalo mama kamu tahu soal ini Dia akan semakin benci sama aku, pasti mama kamu akan mengira aku memanfaatkan kekuasaan kamu utk kepentingan pribadiku"

"Mama nggak tahu soal ini, anggap saja semua yg ada di Kontrakan itu milikmu"

"Tapi...."

"Kalo masih protes aku akan cium kamu skrng juga" ancam Mahendra sembari memajukan wajahnya, jaraknya sudah sangat dekat, Alana jadi gelagapan Ia memundurkan wajahnya.

"Oke" kata Alana sambil bersusah payah menelan salivanya.

"Bagus anak pintar" kata Mahendra sambil mengusap rambut panjang Alana.

Alana meraih tangan Mahendra lalu mengusap punggung tangan Mahendra lembut, kemudian dikecup punggung tangan itu sebagai ungkapan terimakasih.

"Terimakasih atas segalanya, aku nggak tahu harus dgn cara apa membalas kebaikan kamu"

Sekarang gantian Mahendra yg menggenggam kedua tangan Alana dan diusap-usap lembut olehnya.

"Kamu nggak perlu ngapa-ngapain, kamu cukup menerima saja apa yg aku berikan tanpa protes"

Sebuah senyuman manis diberikan Alana utk Mahendra.

"I Love You" ucap Alana tiba-tiba sambil tersenyum malu-malu, baru kali ini Ia berani mengatakan hal itu, karena Mahendra hampir berkali-kali mengatakan nya, tapi kali ini Alana yg mengawalinya, 3 kata dgn sejuta makna itu terucap juga pada akhirnya, walaupun malu akan tetapi tak apa jika itu bisa menyenangkan Mahendra.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang