Chapter 43

1.2K 70 21
                                    


(Kesan Pertama)

Alana terduduk dirajang sambil menyandarkan tubuhnya kepunggung ranjang, air matanya masih menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana terduduk dirajang sambil menyandarkan tubuhnya kepunggung ranjang, air matanya masih menetes. Ingatannya merekam kejadian semalam dmna Ia benar-benar menyerahkan diri kepada Mahendra, Alana adalah gadis polos dan lugu. Tidak mudah baginya menerima perlakuan Mahendra sekalipun itu cinta, tapi bodohnya bagaimana bisa skrng Ia merutuki dirinya dan menyalahkan Mahendra disaat semalam Ia sendiri menikmatinya.

"Bodoh! Aku memang bodoh" ucap Alana terisak sambil menjambak rambutnya. Perlahan Alana turun dari ranjang sambil memunguti pakaiannya, Ia pun kembali memakai dress miliknya dan gadis itu pergi ke kamar Mandi utk membersihkan diri, ah tidak! Percuma saja, Alana menganggap dirinya sudah kotor, bagaimana bisa Ia menyesali perbuatannya, apakah terlambat? Knpa Ia begitu kuno? Tapi inilah kenyataannya, inilah bentuk cinta yg Mahendra berikan, seharusnya Ia bangga, terlebih Mahendra meninggal beberapa jejak yg membekas dilehernya, Mahendra menyesapnya ingin memberitahukan pada Dunia bahwa Alana adalah miliknya seorang. Tapi itu bukanlah sebuah kebanggaan baginya, Ia tetap menyesal sudah melakukannya.

Mahendra terbangun dari tidurnya saat telinga itu menangkap suara isakan yg mengusiknya dari mimpi Indah, entah mimpi atau nyata akan tetapi disela tidurnya yg Mahendra dapati adalah sebuah suara tangis, matanya perlahan terbuka, tangan Mahendra meraba kesamping berharap wanita kesayangan ada disampingnya namun ternyata kosong. Mata Mahendra langsung terbuka lebar.

"Alana?"

"Shit!" Mahendra mengumpat dlm hati, kmna perginya Alana? Apakah gadis itu marah padanya?

Mahendra memakai celana panjang santainya dan membiarkan setengah tubuhnya polos memperlihatkan lekuk diperutnya yg memiliki 6 kotak-kotak.

Mahendra menuju kamar Mandi mendapati Alana yg sedang membasuh wajahnya sambil bercermin di dpn wastafel. Sebuah senyum tergurat diwajah tampan Mahendra pria itu langsung masuk dan memeluk Alana dari belakang.

"Aku pikir kamu berusaha utk lari dari aku seperti saat pertama kali kita melakukannya" ucap Mahendra tampak khawatir Alana nya akan pergi.

Waktu masih menunjukkan jam 5 pagi.

Mahendra menyadari mata Alana yg memerah dibalik cermin, pria itu mengerutkan keningnya dan langsung memutar tubuh Alana agar bisa langsung menatap wajahnya.

"Kamu nangis?" Tanya Mahendra serius, tidak ada jawaban, semakin Mahendra bertanya, semakin Alana ingin menangis sekencang-kencangnya.

"Jawab aku Alana" kali ini Mahendra memegangi kedua belah sisi wajah Alana menangkupnya dan agak mendongakkan nya.

Alana tidak lagi bisa lari dari tatapan sendu si pemilik mata sipit itu. Bibir Alana bergetar dan kali ini Ia sudah tidak mampu lagi membendung air matanya.

"Apa aku ini wanita murahan?" Kata Alana tiba-tiba.

"Kamu ngomong apa sih?" Kata Mahendra berusaha menempik keresahan Alana.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang