Chapter 27

805 38 2
                                    

(Rencana Perjodohan)

Alana kembali menekan nama Mahendra utk menghubungi nya kembali. Ponsel itu kembali berdering ditangan Mahendra, Pria itu malah semakin melebarkan senyumnya, kali ini deretan giginya yg putih pun terlihat.

"Kmna sih!?" Keluh Alana mulai cemas.

"Knpa lama sekali? apa dia Marah padaku?" Ucap Alana sambil menggigit jempolnya.

Lagi dan lagi upaya Alana blm berhasil, Alana kembali menatap layar Ponselnya, keningnya berkerut lantaran Mahendra benar-benar tak menjawab panggilannya.

"Huh?! Dasar cowok nyebelin! Pasti dia sengaja melakukan ini utk balas dendam karena tadi aku mengabaikan panggilannya" ucap pada diri sendiri dgn bibir yg mengerucut.

"Ehh tapi..... Bagaimana kalau dia ternyata sedang marah padaku?" Tanya Alana lagi diselimuti rasa gelisah.

"Ah mikir apa sih kamu Alana?" Ujarnya sambil mengetuk kepalanya sendiri.

"Ini kan sudah malam, mungkin si Tuan angkuh itu sudah tidur, lagipula bukan urusanku dia mau marah atau tidak, pacar saja bukan, Dia cuma Bos yg semena-mena" ucap Alana lantaran sedang kesal. Ia pun menaruh Ponselnya disamping meja, kemudian kembali menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya hingga menutupi kepalanya, gadis itu bersembunyi dibalik selimut. Akan tetapi beberapa detik kemudian Ponsel Alana kembali berdering, buru-buru Ia membuka selimutnya dan meraih Ponselnya, dilihatnya sebuah Panggilan Video Call masuk, tiba2 jantungnya seakan mau copot, nafasnya naik turun lantaran bingung harus menunjukkan sikap apa kala harus bertatap muka lagi dgn Mahendra, hatinya masih semrawut blm tertata, rasanya Ia masih butuh waktu utk merefresh keadaaan hatinya namun tidak dipungkiri juga Ia rindu mendengar suara Mahendra. Pada akhirnya Alana mengambil posisi duduk lalu menyandar dipunggung tempat tidur, Ia merapikan rambutnya kemudian berdehem utk mengatur Pita suaranya, kemudian diusap layar Ponselnya, menampakan Mahendra yg sedang bersandar juga di punggung ranjangnya sambil bertelanjang dada.

"Pak Mahendra!" Bentak Alana karena kaget melihat Mahendra yg tidak memakai baju.

"Apa" ucap Mahendra datar.

"Knpa nggk pake baju sih!" Keluh Alana sambil menyipitkan matanya. Mahendra tertawa sinis.

"Aku memang terbiasa tidur tanpa memakai Baju" ucapnya sambil memainkan tangannya didagu.

"Apa Bapak mau pamer otot-otot itu?" Tanya Alana ketus, padahal sesekali Ia melirik ABS Mahendra, diam-diam gadis itu menikmati pemandangan indah itu.

"Yaaaa biar kamu lihat kan" ucapnya sambil memberikan senyuman manisnya.

"Dasar mesum!" Cibiran Alana malah membuat Mahendra terkekeh gemas.

"Sudah sampai?" Tanya Mahendra kemudian, lantaran ingin mengakhiri perdebatan unfaedahnya bersama Alana.

"Alhamdulillah sudah" ucap Alana disertai anggukan dan senyuman.

"Syukurlah kalau sudah sampai dgn selamat, aku sedari tadi mengkhawatirkanmu" Ucap Mahendra terlihat serius.

"Maaf" ucap Alana dgn tatapan pilu.

"Maaf untuk apa?" Tanya Mahendra sambil mengerutkan keningnya.

"Maaf karena tadi saya mengabaikan panggilan dari Pak Mahendra" ucap Alana. Mahendra tersenyum tipis, tapi kemudian sok-sok memasang wajah kesal

"Iya, Knpa tadi tidak menjawab panggilanku" tanya Mahendra lagi kembali memasang wajah angkuhnya sengaja ingin mempermainkan Alana.

"Saya kan baru sampai, harusnya Bapak pengertian dong" ucap Alana membela diri.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang