(Mencari Perhatian)
Sebelum berangkat ke Kantor, Mahendra yang kini sedang bertelanjang dada hanya mengenakan handuk saja, Ia baru selesai mandi, Ia sempat berkaca di depan cermin wastafel yang ada di kamar mandi. Iya mengepal kedua tangannya di depan dada seolah ingin memperlihatkan ototnya yg menyembul, juga Ia meraba-raba perutnya, ingin memastikan ABS nya tetap terlihat sempurna, kemudian Ia mengusap janggutnya memastikan tidak ada kumis atau jambang yg tumbuh lebat.
"Apakah aku jelek dimata Alana? Masa sih dia tidak tertarik sedikit pun padaku? Tidak-tidak, ini tidak bisa dibiarkan! Bagaimana pun caranya, Alana... Kamu harus menjadi milikku" ucap Mahendra menguatkan diri sendiri dan membangkitkan kembali semangat nya, setelah menerima penolakan dari Alana semalam, Mahendra semakin tertantang utk terus berusaha mencari perhatian Alana.
Dikantor, Alana yg sejak pagi tadi menjadi sorotan, beberapa karyawan dan karyawati memperhatikan nya.
"Nggak usah ditanggepin ya haters, mereka cuma iri" kata Selena (Raya Kitty) teman satu organisasi, Selena adalah ketua divisi di tim Alana.
"Aku gak ambil pusing kok mbak, namanya juga hidup kan? Pasti ada yg suka dan ada yg nggak suka" kata Alana yg kini menjawab nya dgn santai.
"Kamu sih Lan, punya wajah cantik dan body yg seksi. Jadi, ajar dong kalau Pak Mahen tertarik sama kamu" ujar Selena berniat menggoda Alana.
"Apaan sih mbak. Aku sama Pak Mahendra itu gak ada hubungan apa-apa, cuma sebatas atasan dan bawahan. Lagipula, wanita seperti aku ini tidak pantas untuk lelaki seperti dia" ucap Alana mencoba menempik kabar miring soal hubungan dia dan Mahen
Kecurigaan itu muncul karena Mahendra yang kerap kali mengajak Alana meeting, memanggil Alana tiba-tiba ke ruangan nya, membuat Alana sibuk sehingga gadis itu harus lembur, jelas sekali tingkah konyol Mahendra itu mengundang Persepsi yg tidak-tidak dari karyawan lain, perasaannya terhadap Alana sulit untuk dikendalikan, rasa yang menggebu juga watak Mahendra sendiri yang ambisius, membuat Alana semakin serba salah. Haruskah Ia bahagia? Atau sedih karena karyawan menjadikannya bahan olok-olokan.
***
Jam makan siang tiba, Alana dan Karyawan divisi Humas lainnya pun menuju ke kantin Kantor, termasuk Aditya, Pria berusia 28 tahun, yg menjadi salah satu anggota Staf divisi, juga ada Angkasa seorang Pria bertubuh tak terlalu tinggi, bekerja sebagai server kantor, Angkasa berteman baik dengan Alana, mereka semua saling berbaur di kantor dan kini mereka tengah berkumpul di kantin untuk makan siang bersama di tempat atau fasilitas yang sudah disediakan kantornya.
Sebuah tatapan tak bersahabat harus diterima oleh Alana dari wanita berambut panjang, kulitnya putih tapi lebih ke putih orang Asia, memiliki tinggi sekitar 167 cm, Sesilia dan teman-teman nya, termasuk Angel dan Maria. Sesilia (Denira Wiraguna) adalah seorang Manager Operasional di kantor Mahendra, gadis itu telah lama mengincar Bos nya itu, dan kehadiran Alana dianggap menjadi Bumerang baginya, karena Mahendra terlihat berbeda memperlakukan Alana. Jelas keanehan itu membuat Sesilia geram, Ia merasa tersaingi sekarang, Alana sempat melirik Sesilia, tapi tak begitu Ia hiraukan, Alana kini sibuk memilih menu makanan, seisi kantin itu hampir dipenuhi oleh beberapa karyawan, riuh dan ramai orang mengobrol, sampai sebuah obrolan itu senyap, dan mereka diam seketika, saat melihat sosok siapa yangg datang ke kantin Kantor.Damn! Ternyata Pak Mahendra Adijaya. Orang-orang di Kantin pun diam seketika, menunduk pula, merasa heran dan canggung ketika Bos pemilik Perusahaan datang ke kantin itu, ada angin apa? Alana pun bersusah payah menelan air liurnya, apa lagi kira-kira yg akan Mahendra lakukan, Mahendra pun berjalan dengn langkah gontai bak seorang Raja.
"Please jangan kesini..." Pinta Alana dalam hati memohon agar Pria itu tak berbuat ulah, bisa habis Alana jika sampai Mahendra nekat.
"Ehem" sambil membenarkan dasi, Mahendra yang didampingi sekertaris nya yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, sekitar usia 35 tahun lah.
Orang di Kantor biasa memanggil Sekertaris Mahendra dgn sebutan 'Mbak Naya' Mahendra mengambil tempat sengaja tidak terlalu jauh dari Alana, sehingga membuat Sesilia semakin muak, gadis itu kini tengah menatap Mahendra kesal sambil meremas kertas, tak sadar jika kerta yg Ia remas adalah salah satu berkas penting.
"Boleh saya duduk" tanya Mahendra.
"Si... Silahkan pak" ucap Angkasa, Selena dan Adit. Mahendra mengambil posisi duduk, tepat disamping Alana, namun memberi sedikit jarak.
"Menu spesial dikantin ini apa?"
Tanya Mahendra."Chicken teriyaki Pak" jawab Adit gugup.
"Ohhh, kalau begitu saya mau coba" kata Mahendra.
Sontak permintaan Mahendra membuat karyawan lain nya bingung. Mahendra mengerutkan keningnya, melihat tatapan aneh dari para karyawan nya itu termasuk Alana yg sedang menatapnya tajam skrng.
"Kalian tidak perlu canggung, saya sengaja makan disini, ingin memastikan juga apakah karyawan saya mendapatkan gizi yg baik dan mendapat fasilitas yg memadai, saya tidak mau dibilang Bos yg tidak peduli terhadap karyawan nya" kata Mahendra dgn wajah datar dan tegas seperti biasanya. Alana mampu bernafas lega mendengar pidato singkat Bos nya itu, Akan tetapi ini sungguh aneh, tidak biasanya dan memang bukanlah hal yg biasa, Selama 16 tahun perusahaan itu dibangun, mungkin itu kali pertamanya anak dari Adijaya Grup itu mau makan di kantin. Terlebih sikap nya yg berubah 180 derajat, pake acara sok perhatian ke Karyawan lainnya, padahal ada maksud terselubung.
Beberapa menit berlalu makanan pun datang, namun melihat karyawan nya yg seperti patung Mahendra pun tak jadi menyuapkan suapan pertama nya, Ia letakan kembali Garpu dan sendoknya dan utk memecah kegugupan serta kecanggungan Mahendra pun membuka suara "selamat makan semuanya" ucap Mahendra dgn senyuman. Para karyawan pun kini terfokus ke makanan dan Instruksi dari Mahendra berhasil mengusir kecanggungan di kantin, akhirnya para karyawan itu pun lanjut memakan.
"Padahal saya bisa pesankan delivery order supaya Bapak bisa makan di ruangan Bapak" kata Naya sekertaris Mahendra.
"Hmm, tidak perlu, hari ini saya ingin makan disini" jawab Mahen sambil mengunyah dan melirik Alana sepersekian detik, Alana hanya membuang pandangannya dan menunduk
"Tumben banget Pak, gak biasanya" kata Selena kali ini, Selena memang sosok yg memiliki percaya diri tinggi, asal nyeplos aja, maka Ia pun tak segan bertanya pada Bos nya, Mahendra tertawa kecil menerima pertanyaan dari Selena
"karena ada seseorang yg mengatakan pada saya bahwa makanan di kantin ini enak, jadi saya tertarik untuk mencoba" ucapan Mahendra sontak membuat Alana tersedak.
"Uhuk-uhuk" Alana terbatuk-batuk.
"Aduuuh, pelan-pelan dong Lan" ujar Selena sembari memberikan minum. Alana pun meminum air putih itu, Ia mengelapi mulutnya dgn Tissu,
Sementara Mahendra sedikit tersenyum tipis, namun tak Ia perlihatkan ke hadapan Alana, Alana menjadi kikuk, pipinya memerah.
"Apa dia benar-benar melakukan ini karena..... Ah tidak! Jangan GR Alana! Mahendra tidak mungkin melakukan semua ini demi kamu!" Ucap Alana dlm hati, menempik kenyataan.
Tergurat kembali senyum kemenangan, Mahendra semakin gemas melihat Alana yg sedang gugup seperti itu.
"Kita lihat saja Alana, siapa yg akan memenangkan permainan ini" ucap Mahendra dlm hati.
Sementara tatapan sinis kembali dilontarkan Sesilia kpd Alana. "Aku tidak akan membiarkan wanita udik itu leluasa memperdaya Mahendra, bagaimanapun caranya Mahendra harus menjadi milikku, lihat saja apa yg akan aku lakukan, get ready Alana!"
Suara hati Sesilia yg otaknya tengah dicuci oleh kecemburuan.*Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand (Revisi)
Romance•(COMPLETED)• Tentang Mahendra Adijaya (Kenny Austin) Ia adalah seorang Pengusaha Muda sukses, Pria itu merasa mencintai Karyawannya sendiri yang bekerja di Kantornya, kisah Cinta ini bermula ketika Mahendra menyelamatkan Alana Prameswari (Ranty Mar...