Chapter 09 - 10

1.6K 65 7
                                    

Chap 09 (Getaran Rasa)

Alana Masuk ke dlm mobil Mahendra, Ia tercengang melihat isi Mobil Bos nya itu, kursinya yg terasa empuk dan nyaman ketika diduduki, warna hitam yg berkilau dgn kombinasi garis merah, juga peralatan di dlm mobil sport mewah bermerk Lamborghini Huracan itu dirancang dgn standar design Italia yg membuat Alana terpukau, Alana bersusah payah menelan air liurnya merasa apakah ini mimpi? Seorang Upik Abu sepertinya bisa masuk ke dlm mobil sebagus dan semewah ini.

"Knpa? Terpukau?" Tanya Mahendra terhadap Alana seolah bisa membaca isi kepala Alana, Alana menengok kesamping agar bisa menatap Mahendra.

"He'em, saya turun aja ya Pak" ucap Alana sambil berusaha membuka pintu tapi dgn segera Mahendra menyerobot dan menutup pintu itu kembali, kini keduanya saling berhadapan dgn jarak yg begitu dekat, hati Alana kembali bergetar dan jantungnya kembali berdegup kencang, tiba-tiba saja Alana menggigit bibir bawahnya mengingat ciuman mendadak yg Mahendra berikan kepadanya beberapa menit lalu, dgn segera Alana mengalihkan pandangannya membuat Mahendra pun tersadar, Mahendra tersenyum nakal

"Jangan coba untuk kabur lagi" ucapnya lembut, Alana kembali menatap kearah Mahendra, haduuh rasanya Alana mau mimisan skrng, knpa Mahendra berbicara begitu dekat sehingga Alana bisa merasakan hembusan nafasnya. Mahendra kemudian membenarkan posisi duduknya, Ia mulai melajukan mobilnya.

"Mana Ponsel kamu?" Tanya Mahendra dgn tampang kesalnya.

Alana mengambil ponsel nya itu lalu diberikan kpd Mahen.

"Mati? Pantas saja, dari tadi aku mencoba utk menghubungi kamu tapi nomor kmu malah nggak aktif" kata Mahendra kemudian mengembalikan ponsel itu kpd Alana.

"Maaf Pak, saya lupa nggak nge cass HP" kata Alana sambil menunduk. "jelas saja lupa, karena semalaman kita......"

"Ehem Hem" Alana langsung berdehem nampaknya Ia blm siap membahas soal semalam, jantungnya kembali berdekat cepat dan pipinya memanas, Mahendra tak bisa menahan tawa, sedangkan Alana masih menunduk malu.

Meskipun begitu, Alana sedikit sumbringah karena ternyata dugaan nya salah, Mahendra berusaha menghubungi nya, bahkan mencarinya, terlebih membayangkan Mahendra yg membelanya di dpn Mahardika dan Kathy, membuat Alana semakin terbuai, Mahendra yg memperlakukan nya mesra dan ciuman yg Lelaki itu berikan seolah memberi isyarat jika Pria itu ingin memberi tahu kpd dunia bahwa 'aku ini miliknya'
Mahendra sibuk memainkan setir dan gas, sementara itu Ia menyalakan sebuah lagu dari Bruno Mars yg berjudul treasure utk menemani perjalanan mereka, sengaja Mahendra memutar lagu itu utk memberi Kode, karena Lagu Bruno Mars itu seolah mengisyaratkan isi hatinya dan ingin memberitahu betapa Cantiknya Alana dimata Mahendra, namun sayangnya Alana tdk berpikir kearah sana, Alana yg sedari tadi masih diam menyisakan tanda tanya, apakah pembelaan yg Mahendra lakukan dihadapan mantan kekasihnya itu sungguhan? Atau hanya akting semata. Mahendra pun memecah kesunyian dgn mengintrogasi Alana perihal kejadian yg melibatkan dirinya.

"Cowok yg tadi sama Pacarnya itu siapa?" Tanya Mahendra ingin memancing Alana, lamunan Alana ambyar ketika Mahendra menyadarkan nya dgn pertanyaan.

"Eh.... Bukan siapa-siapa cuma sekumpulan orang yang gak penting" ucap Alana malas.

"jangan bohong" ucap Mahendra. "Dia mantan pacar kmu dan Pacar barunya kan?" Ujar Mahendra.

"Kok bapak bisa tahu?" Tanya Alana bingung.

"Aku mengikutimu pada saat kamu menemui laki-laki itu di Cafe Harmoni" Alana terperangah, Ia kini bisa menjawab pertanyaan yg selama ini mengganggu batin nya, Ia bisa menyadari knpa semalam bisa bersama Mahendra, Alana menyimpulkan jika Mahendra yg menolong nya ketika mabuk dan membawanya ke apartemen, Alana tdk bisa menyalahkan Mahendra, karena Ia pun tidak sadar terlebih Mahendra mengatakan jika ketika mabuk, justru malah dia sendiri yg menggoda bos nya itu.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang