Chapter 21-22

1.1K 51 2
                                    


(Cemburu Buta)

Diantara gelapnya malam, dibawah sinar rembulan, Mahendra sedang berdiri di dpn kaca yg ada kamar Apartemen miliknya sambil meminum Wine, pikirannya kacau saat setelah bertengkar dgn Alana. Pria itu kini menatap milyaran benda langit yg terlihat indah dimalam itu. Meskipun keindahan ratusan bintang yg bersinar menghiasi awan yg kelabu, namun tetap saja bagi Mahendra wajah Alana yg menghiasi malamnya.

"Aku tidak bisa berdiam diri seperti ini, aku harus melakukan sesuatu, sepertinya perlu pernyataan cinta secara resmi, dgn begitu Alana tidak akan meragukanku lagi" ucap Mahendra dlm kesunyian malam.

Sementara dari dalam kamar Alana gadis itu hanya sedang terbaring diatas ranjang yg mana ini adalah malam terakhir baginya utk tinggal dikontrakkan itu, Ia merasa menyesal sudah lancang terhadap Mahendra, padahal Mahendra sudah memberi penawaran sebelumnya dgn menyuruh dirinya utk tinggal bersama Stella, terlebih bukan hanya satu kebaikan yg Mahendra berikan, Mahendra juga pernah menyelamatkan nya dari hinaan dan cacian sang Mantan kekasih dan kekasih barunya.

"Apa aku batalkan saja Ya rencana tinggal dirumah Stella" gumam Alana sendiri.

"Aaaaaah, tapi aku nggak enak sama Stella, dia pasti akan kecewa dan malah akan berpikir yg tidak-tidak" ucapnya lagi sambil mengusap wajahnya sendiri.

Alana membangunkan dirinya dan duduk bersandar pada punggung tempat tidur, Jantung Alana kini berdegup tidak beraturan, knpa Ia malah kepikiran dgn Mahendra disela-sela kemarahannya terhadap Pria angkuh itu.

"Dia sedang apa ya?" Ucap Alana sambil tersenyum sendiri, kemudian Ia mengubah ekspresi wajahnya menjadi cemberut lalu menampar pipi nya sendiri.

"Awwww!" Keluhnya sendiri setelah menampar pipinya tanpa sadar.

"Heh! Alana mikir apasih? Kok bisa-bisanya mikirin Pak Mahendra? Waah kacau Ini nggak bener, belum tentu juga si Tuan angkuh itu memikirkan aku, sadar Alana sadar, Mahendra itu sudah punya pacar, dia itu tidak serius dgnmu" ucap Alana.

"Aaaah tahu ah!" Keluh Alana lagi sambil menarik selimut menutupi wajahnya.

***

Setibanya dikantor, di ruang divisi. Alana dikejutkan dgn kiriman bunga dan sebuah kotak berbentuk persegi yg sudah tersimpan di meja kerjanya, begitu masuk ke ruangan nya Alana sudah disuguhi barang tersebut.

"Cieeee ada yg punya penggemar rahasia nih kayaknya" ledek Selena yg duduk disebelah meja Kerja Alana.
Kening Alana berkerut.

"Ini siapa sih yg ngirimin bunga pagi-pagi" tanya Alana bingung.

"Loh kok malah nanya 😅 ya aku mana tahu lah Lan" ucap Selena.

Seorang pria rekan satu divisi Alana pun ikut berbicara.

"Dari pada penasaran mending dibuka dong, cari tahu. Pasti ada nama pengirimnya" kata Aditya.

"Nah, bener tuh Lan, buka aja soalnya gue juga penasaran nih, kira-kira apa isinya, jangan2 tikus lagi haha" kalimat terakhir angkasa berhasil membuat Alana terkikik, bukan hanya Alana, Selena dan Aditya ikut tertawa, beberapa rekan divisi lain nya juga tertawa, tapi tidak sedikit juga karyawan wanita menatap iri terhadap Alana, pasalnya gadis biasa seperti Alana bisa mendapatkan perhatian dari para lelaki, blm lagi siapa si pengirim Bunga dan hadiah itu blm diketahui.
Alana duduk di meja kerjanya dan mulai mengambil bunga itu lalu mencium Aromanya, ada secarik kertas berbentuk heart dan hanya bertuliskan kata "have a nice day" membuat gadis itu menyimpulkan senyum karena merasa diperlakukan spesial oleh si pengirim yg belum jelas siapakah itu. Lalu Alana membuka bungkus kado yg diikat oleh pita berwarna pink, dilihatnya sebuah mini dress berwarna Merah muda, sangat cantik.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang