Chapter 15 - 16

1.2K 66 17
                                    


(Old Friend)

Seorang gadis cantik yg tiba2 masuk ke Ruangan Mahendra membawa tas belanjaan dgn mini dress bercorak bunga, lehernya agak terbuka memperlihatkan Putih mulus bahu Gadis itu dan rambut panjang berwarna kecoklatan yg di Curly, membuat gadis itu terlihat cute, juga sepatu dgn tinggi Haq 10 CM menghiasi kakinya yg mungil.
"Hey Sweety" ucap Gadis itu kemudian berjalan gontai menghampiri Mahendra dan memberi sebuah kecupan singkat dipipi kiri Mahendra, pemandangan itu sontak membuat Alana terpaku memandang Mahendra, entah knpa rasanya Alana tidak suka sekali wanita itu mengecup pipi Mahendra. Alana memilih utk keluar tapi tiba-tiba gadis itu memanggilnya.
"Alana!" Teriak gadis itu sebelum Alana menarik gagang pintu, langkah Alana terhenti, gadis itu memberikan tas belanjaan nya ke Mahendra dan menghampiri Alana.
"Alana OMG hellow ini beneran kamu Alana?" Tanya Gadis itu sambil mencubit pipi Alana.
"Alana sedikit mengerutkan keningnya.
"Stella?"
"Yess!"
"OMG Stel ini beneran kamu?"
Mahendra bingung dgn tingkah kedua wanita itu, Ia meletakan tas belanjaan adiknya itu diatas meja kerjanya. Sementara Alana dan Stella berpelukan melepas Rindu.
"Ya ampun Lan kamu kok makin cantik sih" ucap Stella setelah melepas pelukan. "Kamu kali yg makin cantik, aku sampe nggak ngenalin kamu karena hair style kamu di blonde kayak gini, mirip bule-bule di Eropa sana" ucap Alana seraya memuji balik Stella.
"Aaaah udah lama nggak ketemu" sambung Alana.
"He'em udah hampir 2 atau 3 tahun ya nggak ketemu" ucap Stella selanjutnya.
"Umm iya mungkin, agak lupa" jwb Alana.
"Ingatan kamu memang kurang bagus" kata Mahendra yg tiba-tiba ikutan bicara.
"Apaan sih Kak Mahendra, nyambung aja deh" omel Stella terhadap kakaknya itu.
"Eh Kak?" Tanya Alana.
"Stella itu adik aku" kata Mahendra.
"Adik? Saudara? Kandung?" Tanya Alana seolah tak percaya.
"Iya Kak Mahendra itu kakak kandung aku, kita cuma 2 bersaudara"
Ucap Stella menjelaskan.
"Ohhh" ucap Alana akhirnya lega, setelah tadi menyimpan rasa penasaran karena Stella tiba-tiba mencium Mahendra.
"Eh ayo duduk dulu sini kita ngobrol-ngobrol dulu kangen tauuk" ajak Stella terhadap Alana.
"Aku nggak enak barang kali ada yg mau dibicarakan dgn Pak Mahendra" ucap Alana santun, biar bagaimanapun juga kakak dari Teman Lamanya itu adalah Bos besar di perusahaan tempat Ia bekerja.
"Kamu kerja disini?" Tanya Stella akhirnya.
"Iya, setelah lulus kuliah aku langsung kerja disini" kata Alana.
"Waaah nggak nyangka kita bisa ketemu disini" kata Stella senang.
"Kalian kenal dmna?" Tanya Mahendra bingung dgn perbincangan 2 wanita ini.
"Oh iya lupa nggak cerita, jadi Alana ini temen kuliah aku kak, aku pernah cerita sama Kak Mahen soal temen aku yg jago masak, jadi waktu itu aku satu kost-an sama Alana dan dia yg sering bikinin aku makanan, jadi aku nggak perlu repot-repot Delive soalnya udh punya juru masak 😅" cerita Stella tampak antusias ketika mengulang kenangan nya bersama Alana.
"Oh begitu rupanya" jwb Mahendra datar. "Jadi Kalian juga satu kampus?" Sambung Mahendra lagi.
"Iyaaash! Alana ngambil jurusan Humas sedangkan aku ngambil jurusan designer, minatku lebih ke fashion design makanya aku balik kan? Karena Mami sediakan Butik utk aku kelola, yaa karena aku nggak suka jadi pekerja Kantoran, beda dgn Kak Mahendra, oh iya nanti aku mau ada pertemuan dgn beberapa Kolega bisnis, tapi aku sempatkan mampir kesini dan ehhh malah ketemu Old Friend 😁" Alana tersenyum menanggapi cerita dari Stella teman lamanya itu.
"Oke, kalian lanjutin aja ngobrolnya" ucap Mahendra, Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya dgn memfokuskan diri di Dpn Laptop.
"Sini duduk" Stella menarik Alana memaksanya utk duduk di sofa.
"Btw kamu kmna aja Stell?" Tanya Alana.
"Aku tinggal di Paris setelah lulus Kuliah" katanya sambil menyomot biskuit keju yg tersedia di meja.
"Ini baru nyampe Jakarta?" Tanya Alana.
"He'em pesawatku Landing tadi pagi" ujar Stella.
"Tapi aku beneran kaget penampilan kamu makin modis aja, aku sampe sulit ngenalin sangking pangling nya, cantik bgt pokoknya"
Ucap Alana kembali memuji Stella.
"Kamu juga makin cantik aja eh, tetep gemesin hahaha" keduanya terlihat sangat akrab.
"Ruangan kamu sebelah mana ya?" Tanya Stella.
"Di lantai 14, tepat dibawah lantai ruangan ini"
"Aku mau mampir nanti ke ruangan kamu ya Lan"
"Ahh iya silahkan dgn senang hati"
"Ehhh aku kok laper, temenin aku makan yok, disini ada kantin nggak ya?" Tanya Stella.
"Ada kok, tapi aku masih harus selesaikan pekerjaan gak enak nanti bisa dimarahin sama Bos" sindir Alana sambil melirik Mahendra, Mahendra pun melempar pandangan nya ke arah Alana.
"Memangnya kamu udh makan siang?" Tanya Stella.
"Hehe belum sih, nggk sempet soalnya tadi kerjaan aku menumpuk"
Kata Alana. Mahendra merubah ekpressi nya.
"Jadi dari tadi kamu blm makan siang?" Tanya Mahendra yg tiba-tiba ikut bicara dgn nada marah.
Stella melirik kearah Mahendra.
"Aku kan sudah bilang perut kamu jgn dibiarkan kosong" ucap Mahendra lagi.
"Maaf Pak, tapi tadi ada meeting dadakan" sahut Alana.
"Tidak ada alasan! meeting tadi Jam 2 kamu masih punya waktu satu jam kalo cuma sekedar makan siang, kalo memang kamu nggak mau makanan di kantin aku bisa suruh Naya buat Carikan kamu makanan" ucap Mahendra lagi.
"Mbak Naya? Nggak perlu merepotkan, saya bisa cari makanan sendiri kok" kata Alana merasa tdk Enak Mahendra jadi harus melibatkan Sekertarisnya.
"Lantas knpa nggak makan? Aku nggak akan maafin diri aku sendiri kalo sampe kamu sakit" ucap Mahendra lagi.
"Ehem-ehem!! Ada yg sok sok perhatian nih" sindir Stella sambil senyum-senyum berniat menggoda Kakak dan sahabatnya itu, Stella bisa menangkap situasi ini bahwa marahnya Mahendra seperti marahnya seseorang yg khawatir.
"Udah Lan, ikut aku yuk cari makan biar Bos kamu nggak ngomel melulu" ucap Stella kemudian menarik tangan Alana dan keluar dari ruangan Mahendra meskipun Alana mengikuti langkah Stella tapi matanya masih lekat memandang Mahendra yg juga sedang menatapnya dgn raut kekesalan.
***
Stella dan Alana akhirnya makan di kantin, meskipun Ia merasa tidak enak karena tidak kembali ke ruangannya, ya walaupun tugasnya sudah selesai, akan tetapi Alana tetap merasa tidak enak. "Udah santai aja, lagian kamu kan sedang bersama anak dari pemilik perusahaan, jadi mereka nggak akan marah sama kmu" ucap Stella menenangkan Alana, raut ke khawatiran dari wajah Alana membuat Stella memahami jika sahabat nya itu merasa tidak enak. Alana kini melirik orang2 disekitar, mereka berbisik-bisik Mungkin diam-diam sedang membicarakan Alana, karena org² itu menatap ke arah Alana lalu kembali berbisik, hufft Alana merasa menjadi bahan ghibahan karena Ulah Mahendra.
"Dari pada kamu harus diomelin Kak Mahendra karena blm makan kan?" Ucapan Stella membuyarkan lamunan Alana. "Eh iya, yaudah aku pesenin makan ya" ujar Alana kemudian Ia beranjak utk memesan makanan.
Beberapa menit kemudian Pelayan mengantar makanan ke meja Alana dan Stella.
"Sepertinya aku mencium bau-bau Kedekatan" Ujarnya kembali ingin menggoda Alana.
"Eh aku? Dekat? Maksudnya gimana?" Tanya Alana Dejavu.
"Iya secara Kak Mahendra perhatian bgt sama Kamu, dan aku tahu bgt ya dia itu org nya gmna, kalo dia hanya menganggap kamu karyawan biasa, dia pasti tidak akan begitu peduli dan nggak akan Semarah tadi, soalnya dia orang yg cuek dan aku mendengar kak Mahendra memanggil sebutan 'aku' ketika dia ngobrol sama kmu, tapi Dia menggunakan kata 'saya' pada saat mengobrol dgn karyawan lainnya, jadi aku bisa menyimpulkan Kak Mahendra seperti tidak memberi jarak saat ngobrol dgn Kamu" ujar Stella mencoba membuka pemikiran Alana.
"Ohh soal itu, aku malah tidak menyadarinya" ucap Alana mencoba mengelak dari pernyataan-pernyataan Stella.
"Alana-Alana, masih blm berubah, masih tetap jadi Alana yg lugu" ujarnya sambil mengaduk makanan. Alana hanya menanggapinya dgn tawa kecil lalu Ia menyuapkan nasi kemulutnya.
"By the Way aku lagi cari Model buat launching Pakaian hasil design ku"
Kata Stella lagi menemani obrolan makan siang mereka.
"Hmm terus udh ada?" Tanya Alana.
"Belum nih, eh tunggu deh, kamu tuh badan nya bagus loh, tinggi juga nggak kayak aku pendek, Pliss mau yaaah bantu aku" ujar Stella membujuk dgn wajah yg di buat-buat imut sambil memohon.
"Bantu? Apa yg bisa aku bantu?"
Tanya Alana bingung.
"Jadi model aku mau nggak? Ayo dong, mau Yaaa Please!!" Bujuk Stella sambil merapatkan tangan nya tanda permohonan.
"Aku? Jadi modelnya? Nggak salah?"
Kata Alana kikuk.
"Utk masalah seserius ini mana mungkin aku bercanda"
Kata Stella, Alana mulai berpikir Ia memicingkan matanya keatas lalu menyunggingkan bibirnya.
"Aku nggak yakin aku bisa" ujar Alana ragu.
"Semua bisa dipelajari, lagian kamu punya badan yg bagus" ucap Stella lagi setengah merayu.
"hmmm, baiklah akan aku pikirkan"
Ucap Alana.
"Aku minta nomor kamu sini, biar kita gampang kontekannya" pinta Stella.
Kemudian Alana pun menuliskan nomornya di ponsel Stella. Kini sesuai menikmati makan siang, Alana kembali ke ruangan nya dan Stella kembali ke ruangan Mahendra.
Stella sempat berpapasan dgn Mbak Naya dan disapa dgn hangat kedatangan Putri Bungsu dari Adijaya itu. "Ehhh mbak Stella" sapa Naya sambil membukakan pintu. "Mbak sini deh" ucap Stella sembari menarik tangan Naya dan membisik-bisikan sesuatu. "Apa Kak Mahendra sudah punya pacar lagi?" Tanya Stella Stengah berbisik.
"Sepertinya belum" jwb Naya dgn senyuman.
"Ohh" jwb Stella datar. "Apakah Kak Mahendra blm bisa melupakan Wanita itu?" Stella bertanya pada diri sendiri di dlm hati. "Semoga Dia tidak berlarut-larut dan bisa segera membuka hati" ucapnya lagi di dlm hati karena merasa khawatir terhadap Kakak satu-satunya yg amat Ia sayangi.
"yasudah.. aku masuk dulu ya Mbak, oh iya aku juga bawa oleh2 buat Mbak Naya dan Bu Mirna ada di ruangan Kak Mahen" ujarnya sambil tersenyum. "Aduh jadi repot-repot dibawakan oleh2 dari Paris hehe" ujar Naya antusias.
"Gkpapa santai, silahkan lanjutkan lagi pekerjaan nya" ujar Stella kemudian Ia masuk ke ruangan Kakaknya.
***
Mahendra berusaha menghubungi Alana, Ia mengirim pesan singkat
"Sudah makannya?" Tanya Mahendra dlm pesan itu, Alana membuka sebuah pesan masuk ketika terlihat notifikasi dari What'saap.
"Sudah" begitu singkat Alana membalasnya. Alana baru saja mau mengetik di papan Keyboard Komputer utk menyelesaikan pekerjaannya tapi Ponselnya bunyi lagi, Ia membaca pesan Mahendra, Alana kesal tapi setelah menerima pesan itu wajahnya berubah. "Besok-besok aku nggak mau denger kata-kata belum makan lagi" begitu saja isi pesannya, Alana tersenyum pada akhirnya, Ia bisa merasakan jika Mahendra benar-benar memperhatikannya, tak ingin lagi membuat Mahendra cemas, Alana pun membalas pesan itu. "Siap Bos!" Balasan dari Alana.
Balasan pesan dari Alana cukup membuat Mahendra lega, karena akhirnya perlahan Alana tidak lagi membantah titahnya. Kini keduanya sedang tersenyum di dlm ruangannya masing-masing, saling menyimpan rasa Bahagia.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang