Chapter 48

1K 77 29
                                    

(I Need You)

Acara pertemuan antara Calon Menantu dan dan Calon Mertua itu benar-benar diluar ekspektasi, dimana sebuah drama terjadi, bertemakan si kaya dan si miskin, apakah memang benar adanya bahwa Status Sosial menjadi salah satu Problematika asmara yg me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara pertemuan antara Calon Menantu dan dan Calon Mertua itu benar-benar diluar ekspektasi, dimana sebuah drama terjadi, bertemakan si kaya dan si miskin, apakah memang benar adanya bahwa Status Sosial menjadi salah satu Problematika asmara yg mendarah daging?

tidak ingin begitu saja lemah karena ancaman mamanya, Mahendra pun melepaskan diri dari cengkraman Melodi

"Maaf Ma, aku harus kejar Alana"

"Mahendra tunggu!" Teriak Melodi yg tidak menyangka Putranya itu lebih memilih Alana.

Namun terlambat, Mahendra tetap teguh pada pendirian, lelaki itu  melangkahkan kakinya memilih mengejar wanita yg sudah lama Ia perjuangkan, pokoknya Ia tidak ingin Alana pergi dari hidup nya, perkataan Alana begitu menyentak batin nya, apa maksud dari kalimat 'Berhenti Bermimpi' apakah gadis itu akan menyerah dan mundur?

"Tidak! Itu tidak boleh terjadi" gumam Mahendra sambil menjambak rambutnya sendiri frustasi, langkah kakinya semakin cepat semakin panjang, sampai akhirnya Ia menemukan sosok dibawah lampu temaram, Alana masih berada disekitar Restoran, dgn sisa tenaga yg Ia miliki, Mahendra berlari untuk mengejar Alana

"Alana tunggu!" Teriak Mahendra, kalang kabut dan bingung harus menunjukkan sikap seperti apa ketika berhadapan dgn Mahendra, Alana memilih mempercepat langkahnya tapi sia-sia, belum menyerah sampai disana, Mahendra juga masih berusaha mengejar Alana, setelah berhasil mengejarnya, dgn segera Mahendra langsung meraih tangan Alana, gadis itu pun menoleh dgn mata yg masih berbinar dan dipenuhi oleh cairan bening efek air matanya yg sudah tumpah.

"Jangan Pergi" ucap Mahendra lirih sambil menggenggam erat lengan Alana.

Untuk sejenak Alana terdiam dan terpaku sembari menatap wajah Mahendra, wajah yg akan selalu Ia rindukan dan sosok yg akan selalu membekas dihatinya, tetapi luka yg tersemat atas hinaan ibu dari Pria yg Ia cintai itu tidak mudah utk dilupakan. Bukan kata 'pergi' atau 'marah' yg menyakitkan tapi kata 'kecewa' yg sedang kini Ia derita, itu adalah penyakit hati yg sulit disembuhkan, jika seseorang telah kecewa bukankah semua keadaan tak akan lagi sama?

Tidak ingin terhanyut oleh tatapan Mahendra, dgn perlahan Alana melepaskan genggaman itu.

"Kamu nggak denger, mama kamu bilang apa?" Tanya Alana dgn nafas yg tersengal dan air mata yg tak mampu Ia bendung, rasanya menderita sekali setelah mendapat hinaan dan kini berhadapan dgn Pria yg dicintai, ingin bertahan tapi rasanya sakit, ingin pergi namun tak sanggup.

"Mulai detik ini, sebaiknya hubungan kita berakhir" kata Alana dgn air mata yg serta merta jatuh kembali kala kalimat itu terucap dibibirnya.

Genggaman tangan yg semula erat kini mengendur dgn sendirinya dan Mahendra menggeleng kepala pelan sambil mengigit gerahamnya, matanya memerah dan berkaca-kaca, rasanya tidak sanggup jika harus berpisah.

"Alana kita bisa bicarakan ini baik-baik" Mahendra tak kuasa rasanya mendengar ungkapan Alana.

"Sudah cukup, biar saya yg mengalah, memang seharusnya saya menyadari jika Saya tidak akan pernah bisa mensejajarkan diri dgn Pak Mahendra"

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang