Chapter 62 (Ending)

2.5K 101 58
                                    


Harapan yang Pupus (End)

***

"Jauh itu hanyalah jarak, lama itu hanyalah waktu, untuk melaluinya percayalah kita pasti mampu"

***

Setelah kejadian di rumah sakit, hati Alana lagi-lagi dibuat terluka, rasanya Ia teramat menyesal sudah memberikan cintanya untuk Mahendra, tapi semua itu tidak ada artinya lagi saat Tuhan malah menitipkan malaikat kecil dalam rahim Alana yg tidak lain tidak bukan adalah darah daging Mahendra, Pria yg Ia benci sekaligus sangat Ia Cintai, bahkan sulit bagi Alana membedakan Cinta dan Benci yg Ia rasa. Alana ingin semuanya segera berakhir, hari ini Ia ingin memulai semuanya dari awal, Ia tidak mau semakin berlarut-larut dalam belitan masalah ini.

Dengan dress berwarna salem Alana berniat untuk menemui Mahendra kali ini Ia tidak perduli ada Nadine atau tidak yg pasti Ia ingin semua masalahnya selesai, Alana berdandan secantik mungkin, Ia tahu Mahendra pasti akan sangat bahagia jika melihatnya dgn tampilan yg berbeda, Alana ingin terlihat cantik dihadapan Mahendra, Ia ingin memberikan kesan termanis saat menemui Pria itu.

***

Turun dari sebuah Taxi, Alana menuju ke Apartemen Mahendra namun Mahendra tidak ada disana, hati kecil Alana bertanya-tanya, apakah Mahendra masih sakit? Atau Pria itu sudah membaik? Entahlah Ia tidak mau ambil pusing walaupun sebenarnya Ia sangat khawatir dgn kondisi Mahendra, Mahendra sakit apa saja bahkan Alana tidak tahu.

Alana merogoh ponsel dalam tasnya, nomor Mahendra memang masih Ia simpan dan detik ini juga Ia berniat untuk menghubungi Mahendra, dgn ragu Alana menekan nama itu dan ponsel Mahendra pun bordering diatas nakas tempat tidurnya di Rumah sakit, Nadine yg masih betah menjaga Mahendra pun penasaran dgn Ponsel itu lalu Ia mengambilnya, namun dgn cepat Mahendra merebut ponselnya dari tangan Nadine.

"Jangan Langcang!" Mahendra terlihat tidak suka dan marah dgn tindakan yg diambil Nadine, sambil perlahan mendudukan diri Mahendra pun menjawab panggilan itu.

"Halo" sapa Mahendra terlebih dahulu. Nomor yg tidak dikenal itu membuat Mahendra penasaran

"Ha... Halo" sapa balik wanita dibalik ponsel itu, jantung Mahendra seperti berjeda kala mendengar suara gadis itu, seakan kehidupannya kembali bersinar

"Alana? Sayang ini beneran kamu kan?" Tanya Mahendra girang dgn mata yg berkaca-kaca

Mata Nadine terbelalak mendengar nama Alana disebut.

"Jawab aku Alana? Ini beneran kamu kan? Aku kangen sama Kamu"

"Mahendra aku mau ketemu kamu" jawab Alana langsung ke point, Ia sungguh sangat tersiksa ketika mendengar suara parau Mahendra

"dimana? Kamu dimana? Biar aku temui kamu sekarang juga"

"Aku diapartemen kamu, sandinya masih sama kan?" Tanya Alana sedikit canggung

"tentu saja, aku tidak pernah mengubahnya Sayang, tunggu disana sebentar aku akan datang" jawab Mahendra bersemangat

"Kamu lagi dimana?" Tanya Alana cemas

"Aku..." Mahendra berpikir sejenak mengingat selang infus yg masih mengalir ditubuhnya "Aku dikantor" jawab Mahendra yg akhirnya berbohong lantaran tak ingin membuat Alana khawatir

"Oke, aku tunggu kamu" jawab Alana singkat lalu memutus panggilan itu.

Sebuah senyuman merekah dari bibir Mahendra, Mahendra berteriak memanggil nama suster dan dokter, sontak saja mereka datang

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang