Chapter 45

994 67 27
                                    


(Kabar Gembira)

Sambil berusaha menahan senyumnya, Alana hendak menjawab panggilan Video call itu, tapi mengingat dirinya yg belum memakai baju, Alana mereject panggilan itu membuat Mahendra terheran, Pria itu hendak menghubungi Alana kembali tetapi terlihat noti...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil berusaha menahan senyumnya, Alana hendak menjawab panggilan Video call itu, tapi mengingat dirinya yg belum memakai baju, Alana mereject panggilan itu membuat Mahendra terheran, Pria itu hendak menghubungi Alana kembali tetapi terlihat notif Typing tanda Alana masih mengetik pesan.

From Alana : "aku mau ganti baju dulu baru selesai mandi malu kalo cuma pakai handuk doang, sabar"

Mahendra membuang nafasnya kasar, seharusnya Alana mengangkat saja panggilan nya itu, lagipula Mahendra sudah pernah melihat Alana bahkan tanpa sehelai benangpun bagaimana bisa gadis itu masih malu, namun disela-sela kekesalannya Mahendra jadi terkekeh geli, knpa Pacarnya itu menggemaskan sekali, lucu kalo dirasa aaaargh jadi kangen.

Mahendra hanya bisa mengumpat saja lantaran harus dipisahkan oleh jarak. 10 menit berlalu kali ini Ponsel Mahendra yg berdering Pria itu buru-buru mengambil posisi bersandar dipunggung ranjang dan menjawab panggilan itu.

"Lama banget sih?" Keluh Mahendra yg gemas dgn Alana.

"Ya ampun cuma 10 menit kok nggak sabaran bgt"

"Kalo menyangkut kamu aku mana bisa sabar, kan kangen"

"Baru juga sehari"

"Sehari rasa sebulan"

Alana tertawa geli melihat ekpressi menderitanya Mahendra karena harus berpisah dari sisinya.

"Gmna kerjaan kamu?" Tanya Alana yg akhirnya memulai obrolan santai.

"Sudah menemukan titik terang, mungkin aku hanya semingguan disini"

"Syukurlah, sudah makan blm?"

"Aku mendadak kehilangan nafsu makan" kata Mahendra kembali memasang wajah memelasnya.

"Loh kok gitu? Nggak boleh gitu ah, kamu kan disana kerja bkn main-main. Awas aja kalo sampe sakit ya" Alana kali ini mengomel seperti seorang istri yg sedang menasehati suaminya.

"Calon istri aku ini sepertinya khawatir sekali jika calon suami nya ini sakit"
Kata Mahendra dgn senyuman nakalnya yg mau tidak mau memaksa Alana menyemburkan senyum juga, pipinya merona, entah knpa dibilang calon istri itu ternyata sangat membahagiakan, bahagia itu memang sangat sederhana, percakapan sesimple ini saja bahkan bisa membuat hati berbunga-bunga dan seperti ada ribuan kupu-kupu yg bergelinjangan di dalam perut.

"Aku serius Mahendra"

"Oh iya aku punya kabar gembira utk kamu sayang" kata Mahendra kali ini mengambil posisi duduk tegap.

"Kabar gembira apa?" Tanya Alana sambil mengerucutkan bibirnya.

"Mama aku sudah kembali ke Indonesia"

"Iya aku tahu kan udah diceritain Stella, lagian kamu juga nggak bilang sih kalo mama Kamu mau plng"
Kata Alana yg jadi teringat bahwa Mahendra tidak pernah membahas orang tuanya tapi tiba-tiba malam ini Mahendra membawa serta nama mamanya dlm obrolan mereka.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang