Chapter 49

959 86 23
                                    


(Impian)

Hampir 7 hari lamanya Alana tinggal di apartemen Mahendra, Alana memberi kabar pada Stella saat Ia memutuskan utk tinggal sementara waktu diapartemen Mahendra, Stella tidak bisa menolak lantaran Alana bercerita alasannya, bahkan Alana juga bercerita soal dirinya yg akan pindah dari rumah Stella, meskipun semua ulah mamanya, tetapi Alana tidak jujur soal itu, Ia tidak ingin melibatkan Stella dalam masalah asmaranya, cukup Mahendra saja yg tahu, karena kalau Stella tahu masalah akan semakin runyam, Alana hanya menjaga hubungan antara ibu dan anak, Alana hanya khawatir Stella akan ribut dgn Mamanya karena membela dirinya, jadi Sebaiknya Alana menyimpan baik-baik masalah nya ini sendiri, selama ini sudah cukup banyak merepotkan Stella, kini saatnya berdiri sendiri tanpa bantuan Mahendra ataupun Stella, bkn karena menolak atau tidak menghargai kebaikan, akan tetapi rasa tidak enak itu adalah manusiawi.

Sementara kehadiran Alana di apartemen menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Mahendra, bahkan wanita itu begitu melengkapi Mahendra, meskipun Alana tidak memperbolehkan Mahendra menyentuhnya, akan tetapi Mahendra selalu meminta tidur satu ranjang, memang tidak ada malam yg panas, hanya ada malam yg hangat dimana Mahendra selalu memeluk Alana seperti boneka kesayangan, mungkin rasa sayang yg dimiliki Mahendra mengalir tulus tanpa ada embel-embel lainnya, meskipun Mahendra lelaki normal akan tetapi Ia berusaha menahan hasratnya dan memilih bermain solo kala adik kecilnya meronta meminta dituntaskan hasratnya, namun itulah menariknya Alana dimata Mahendra, Mahendra sadar jika gadis yg Ia cintai itu bukanlah gadis yg rela menyerahkan kesuciannya, lagipula apa yg terjadi pada Alana murni karena kesalahannya, Mahendra menjadi menyesal sendiri karena ternyata tidak semua wanita mau menyerahkan diri begitu saja. Alana selalu mengatakan, sebelum ada ikatan pernikahan Alana akan menolak, mungkin malam-malam sebelumnya adalah keberuntungan saja bagi Mahendra.

Pagi itu mata Alana terbuka kala mentari pagi menyapa, ditengok kesamping, Pria yg Ia cintai itu masih terlelap sedang tangannya melingkar erat dipinggangnya, Alana pun membalikkan badannya dan berhadapan dengan Mahendra, Alana tertawa kecil melihat wajah tampan Mahendra yg terlelap dlm tidurnya, gadis itu meraba-raba hidung mancung Mahendra, memainkannya jarinya disana, lalu beralih ke bekas luka dipelepis matanya diusap pelan bekas luka itu, ada rasa kasihan yg menelusup kehatinya, gara-gara kecerobohan nya Mahendra jadi terluka, sehingga Pria itu harus mewakilkan pekerjaan kantornya kepada Kanaya sekertaris kepercayaan nya. Tapi hari ini kondisinya mulai membaik dan Mahendra meminta Alana membangunkannya ketika pagi menjelang, tetapi merasa tidak tega membangunkan Mahendra, Alana pun berniat bangun lebih dulu utk menyiapkan pakaian dan sarapan. Namun ketika menyingkap selimut dan hendak turun dari ranjang Mahendra kembali memeluknya seolah tak ingin Alana pergi.

"Aku mau bangun, udh siang mau siap-siap ke Kantor" ucap Alana yg masih berada dlm kuasa Mahendra.

"Nanti dulu aku masih pengen berduaan"

"Ih kan dari kemaren kita sudah banyak menghabiskan waktu berdua" gerutu Alana yg kesal karena Mahendra seolah tak kenal bosan.

Perlahan mata Mahendra terbuka, senyum tipis tergurat dibibirnya kala mendapati gadisnya tepat berada dihadapannya.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang