Chapter 07

1.5K 45 0
                                    

(Menunggunya)

Alana masih betah berdiri di lorong apartemen menatap kamar bernomor 303 itu, berharap Mahendra akan muncul, Alana sendiri bingung apakah yg Ia lakukan itu benar atau salah, ataukah malah akan membuatnya terjebak dlm masalah baru '250 ribu' uang macam apa? Tentu Uang itu sama sekali tidak ada artinya buat Mahendra.

"Knpa aku harus menangis segala dihadapannya? Dia pasti akan menganggap aku kuno, kampungan dan kolot, sama seperti yg Sesilia dan teman-temannya katakan. Seharusnya aku berpura-pura lupa dan seolah tidak terjadi apa-apa saja, idiot!!!" Ucap Alana dlm kesunyian lorong apartemen itu, lagi-lagi Alana melirik pintu Apartemen Mahendra, berharap Mahendra akan datang mengejar nya, akan tetapi tak nampak juga batang hidungnya, hingga akhirnya Alana memilih utk melanjutkan langkahnya dan memasuki lift utk turun ke lantai dasar, Ia bingung harus kmna kakinya melangkah, tanpa arah dan tujuan.

***

Sementara setelah Mahendra rapi dgn pakaiannya, Ia menerima pesan dari Sekertarisnya.

"Barang yg Bapak pesan sudah saya titipkan di informasi desk"

Begitu saja isi pesan itu, kini Mahendra berjalan keluar apartemen nya, Ia sempat melihat rok Alana yg tergeletak di meja kerjanya, dilihatnya rok yg kondisinya tak utuh lagi, ada perasaan bersalah yg teramat mendalam dari hati Mahendra.

"Maaf, mungkin aku terlalu bersemangat melakukan nya" ujar Mahendra dgn tampang bersalahnya.

Mahendra keluar dari Apartemen nya, Ia mencoba menghubungi nomor Alana tetapi wanita itu tidak juga mengangkat nya.

"Apa dia marah padaku?" Tanya Mahendra pada diri sendiri, tujuan utama Mahendra skrng adalah mengambil barang pesanannya di deks informasi Apartemen itu, setelah itu Ia akan mencari Alana dan Ia tidak akan membiarkan Alana pergi lagi atau terlepas dari genggaman nya.

Mahendra sedikit kecewa sebenernya, rasanya percuma saja Ia menyatakan Cinta, Alana saja tidak menyadarinya, bahkan tidak ingat dgn apa yg telah Ia ungkapkan, mau tidak mau Mahendra harus berusaha lebih keras lagi agar Alana bisa sedikit saja membuka hatinya.

Mungkin apa yg terjadi semalam akan mengawali kisah mereka, Mahendra tidak mau Alana menjadi benci padanya, Ia akan membuktikan bahwa perasaan nya itu sungguhan dan apa yg Ia perbuat terhadap Alana bukan semata karena nafsu akan tetapi karena 'Cinta' Mahendra tidak ingin kisah itu berakhir di kata 'One Night Stand' Mahendra ingin kisah 'One Night Stand' ini menjadi awal perjalanan nya hingga berakhir dgn 'One More Night' nantinya.

Alana berjalan di lobby, beberapa pasang mata menatap Alana heran terutama kaum pria, Alana merasa risih kadang Ia menarik ujung kameja yg Ia kenakan agar paha nya tidak terumbar, tetapi kakinya yg jenjang betis yg bagus dan putih mulus tidak mampu ditempik oleh kaum adam, Alana berjalan dgn langkah terburu-buru, bingung mau pergi kemana, Ia mengecek ponselnya dan malah ponselnya mati.

Sementara Mahendra pun sedang berada di ruangan informasi, Ia mengambil barang titipan nya, ternyata Mahendra membelikan pakaian kantoran 1 set utk Alana, tidak tanggung-tanggung pakaian itu dibeli Mahendra dgn bandrol 6.8 JT.

"Apakah anda melihat seorang Wanita sekitar tinggi 166 cm, kulitnya putih, cantik, dia mengekan kameja berwarna putih" tanya Mahendra kpd petugas.

Seorang wanita itu tersenyum
"ooh mungkin wanita yg Bapak maksud adalah wanita yg mengenakan kameja kebesaran tadi, dia baru saja keluar dari apartemen ini, mungkin blm jauh pak" ucap wanita itu sambil tersenyum manis, tentu saja ketampanan Mahendra begitu menarik perhatian, sehingga Wanita itu terlihat sedikit centil dihadapan Mahendra, namun Pria itu tetap memasang wajah dingin

"Oke terimakasih" ucapnya seraya pergi, Mahendra masuk ke dlm mobilnya mengikut sertakan pakaian yg sudah Ia beli utk Alana itu, sebuah senyum terlukis di wajah Mahendra ketika sudah berhasil masuk kedalam mobil ketika tahu bahwa Alana blm lah jauh, Ia mulai menyalakan mesin mobilnya seraya menyalakan pendingin di dlm mobil, wajah Mahendra lebih cerah hari ini, secerah hatinya.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang