Chapter 34

986 57 23
                                    

(You're My Sexy Laddy)

Mahendra mempersilahkan Gladis duduk di sofa ruang kerjanya.

Mahendra mempersilahkan Gladis duduk di sofa ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau minum apa mbak Gladis?" Tanya Mahendra sopan.

Gladis tertawa kecil. "Tidak perlu repot-repot Pak Mahendra, kita langsung ke intinya saja" ucap Gladis dgn nada bicara manja.

"Baiklah jadi inti pembicaraan kita apa?" Tanya Mahendra.

Gladis tersenyum menunjukkan Pesonanya, gadis itu menggeser posisi duduknya perlahan tangan Gladis mengusap paha Mahendra, kening Mahendra berkerut pasca menerima sentuhan lembut itu.

"Terserah Pak Mahendra saja bagaimana maunya" ucap Gladis sambil tersenyum manja.

"Saya tahu skrng alasan Pak Mahendra menyuruh sekertaris anda pergi" ucapnya lagi, tangan nya yg lentik dan kukunya yg indah dibalut kutek berwarna merah menyala sehingga memperlihatkan cantiknya tangan Gladis dan Putih mulus yg nampak.

"Apa yg kamu tahu?" Tanya Mahendra memancing.

"Saya rasa Pak Mahendra adalah org yg suka berterus terang" ucapnya sambil tertawa geli. "Saya bersedia menemani Pak Mahendra malam ini" ucap Gladis kembali menebar pesonanya lewat senyum manisnya itu.

"Apa Direktur Utama Diamond grup yg meminta kamu utk menggoda saya?" Tanya Mahendra kali ini.

"Bukan menggoda, Pak Dika hanya ingin lebih dekat dgn Bapak, maka beliau mencoba utk memahami kebutuhan Bapak" ucap Gladis.
Mahendra tertawa sinis, kemudian menghempaskan tangan Gladis saat Gadis itu berusaha meremas pahanya.

"Bukan ini yg saya butuhkan" kata Mahendra.

"Kamu tidak perlu mengorbankan diri demi pekerjaan, pemimpin yg baik tidak akan mengorbankan pegawainya demi kepentingan pribadi" ucap Mahendra.

Gladis tersenyum miris, gadis itu mulai memberi jarak pada Mahendra setelah Mahendra mengatakan hal itu, sesungguhnya, ada rasa perih yg menyayat hati Gladis ketika Ia harus merendahkan harga diri demi uang, tetapi tidak ada pilihan lain, faktor ekonomi menjadi Problematika kehidupannya.

"Setiap Raja akan mengorbankan Prajuritnya utk maju lebih dulu ke medan perang" ucap Gladis.

"Tapi tidak dikerajaanku, aku bersedia turun dan ikut bertempur ke medan perang bersama prajurit-prajuritku" kata Mahendra dgn gaya bicaranya yg dikenal angkuh.

"Seandainya saja setiap Raja seperti Pak Mahendra" ucap Gladis kali ini terlihat kagum.

"Pulanglah, katakan pada Rajamu aku tidak bisa meneruskan kerjasama ini" kata Mahendra.

"Apa Pak Mehendra yakin tidak tertarik pada saya?" Kata Gladis masih berusaha utk merayu Mahendra.
"Kamu Cantik... Tapi maaf aku tidak bisa melakukan itu" kata Mahendra lagi.

"Kenapa?" Tanya Gladis merasa harga dirinya menurun saat setelah Ia menawarkan diri lalu ditolak mentah-mentah oleh Mahendra.

"Perempuanku sudah sangat memenuhi kebutuhanku" ucap Mahendra pada akhirnya. Gladis tersenyum miris.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang