Chapter 60

1.1K 78 26
                                    


(Inikah Akhirnya)

Alana mulai membaik ketika kakinya menginjakan kantor, Ia memberi senyuman sambil menghela nafas, Alana ingin menyambut hari ini tanpa mengingat hari kemarin. Tapi sialnya senyuman Alana sirna ketika Ia hendak memasuki sebuah lift, lantaran pada saat yg bersamaan Nadine ikut masuk.

“Mau apalagi wanita ini datang ke kantornya Mahendra?! Gumam Alana dalam hati jengkel

Sementara Nadine tak kalah jengkel kedua wanita ini saling melontarkan tatapan sinis, bagaimana tidak? Kedua merasa menjadi seorang kandidat yg memperebutkan sebuah kemenangan, namun Alana tidak merasa takut sedikitpun meskipun Nadine memanglah lebih dulu menjadi pemenang dimasalalu, meski begitu Alana yakin kini Mahendra hanya mencintainya, Nadine hanya seorang wanita yg tidak tahu malu setelah meninggalkan dan kini muncul kembali, meskipun Alana nantinya akan kalah, setidaknya dia akan kalah secara terhormat, meskipun nantinya Nadine yg akan menang dan Alana hanya akan menertawai kemenangannya karena Ia memenangkan pria yg tentunya sudah menjadi kekasih org lain, tidak tahu malu bukan?

“Alana-Alana, aku tahu mungkin saat ini kamu merasa terancam dgn kehadiranku, awalnya aku tidak ingin berusaha merusak hubungan kamu dgn Mahendra walaupun aku masih sangat mencintainya, tapi ternyata aku sadar setelah apa yg Mahendra lakukan semalam itu membuat aku merasa bahwa sebenarnya dia juga masih menyimpan rasa yg sama untukku”

Kening Alana berkerut, dadanya kembali merasa sesak, muak sekali dgn perkataan Nadine tapi lebih menyakitkan dan lebih menyesakkan lagi setelah mendengar kalimat ‘apa yang Mahendra lakukan padanya’ memangnya apa yg sudah mereka lakukan? ternyata dugaan Alana benar, Mahendra memang pergi bersama Nadine pada hari ulang tahunnya dan menghancurkan rencana kejutan yg sudah Alana siapkan dari jauh-jauh hari bahkan sebelum kedatangan Nadine.

“kamu tidak perlu khawatir, aku datang kesini karena sebuah pekerjaan. Aku memang ditugaskan oleh direktur perusahaanku untuk mewakili kontrak kerjasama dgn perusahan Adijaya Grup, bukan untuk menemui Mahendra, eh… tapi… kalau ternyata Mahendra sendiri yg memang ingin menemuiku ya mana mungkin aku bisa menolak” Ujar Nadine dgn tawa ejekan terdengar begitu menyebalkan ditelinga Alana, namun Ia tetap berusaha calm down, Alana sama sekali tidak merasa takut ditinggalkan oleh Mahendra, bahkan Ia sendri yg berniat akan meninggalkan Mahendra jika saja Mahendra sudah mengkhianatinya.

“ehem” sebuah deheman lugas dari Alana yg ingin memulai sebuah percakapan

“Saya rasa Anda jangan senang dulu, karena setahuku kini Mahendra mencintaiku dan aku yakin Dia tidak bodoh, mana mungkin dia mau kembali kepada wanita yg sudah pernah meninggalkannya lalu dgn santainya kini wanita itu muncul lagi tanpa rasa malu sedikitpun, aku rasa mungkin wajahnya terlalu tebal sampai Ia tidak memiliki lagi kemaluan” jawab Alana dgn seringai sinis.

Tangan Nadine terkepal rasanya ingin sekali menjambak rambut Alana yg berani-beraninya menyindir dgn sarkasme.

“kita lihat saja Mbak Nadine” Alana menekankan kalimatnya diakhir

“Siapa yg akan kalah dalam permainan ini” ucap Alana kemudian keluar ketika lift terbuka.

Nadine tak mampu berkutik lagi sampai akhirnya pintu lift tertutup.
“sombong sekali wanita itu! Lihat saja apa yg akan aku lakukan” Nadine masih mendumel merasa kesal dgn Alana

Sementara sebelum masuk ke ruang divisi Alana memilih masuk ke toilet lebih dulu, Ia bercermin di depan wastafel dan rasanya sudah tidak kuat menahan rasa sakit yg sedari tadi menghujami hatinya, nyeri rasanya dan sesak ketika harus menahan airmatanya, namun kini Ia tak mampu lagi membendung kesedihannya, air matanya tumpah dan sebulir air mata jatuh hingga akhirnya tumpah juga, pecah juga, sebisa mungkin Alana menahan agar suara tangisnya tak terdengar, Ia menutupi mulutnya sementara matanya masih meneteskan airmata, sakit rasanya ketika tahu bahwa memang Mahendra pergi bersama Nadine, padahal Alana selama ini sudah memberikan segalanya utk Mahendra bahkan taka da yg tersisa, kini hal yg selalu Ia takutkan ketika belum menjadi kekasih Mahendra benar kejadian, pada akhirnya Ia hanya akan menerima rasa sakit dan menelan rasa kekecewaan, tidak seharusnya Ia jatuh cinta pada Mahendra, mencintai Mahendra adalah sebuah kesalahan yg sudah Ia lakukan, padahal sudah terlanjur ada benih dalam rahimnya, Alana sendiri bahkan merasa putus asa, rasa kecewanya sulit untuk menghapus kebenciannya, Ia sendiri bahkan merasa jijik sudah mengandung anak Mahendra, anehnya Ia masih tetap mencintai Pria itu. Tapi walau bagaimanapun juga, Alana tidak akan pernah berusaha menggugurkan kandungannya, Ia tidak boleh lemah, bayi itu tidak berdosa, Alana memutuskan utk tetap merawat Malaikat kecilnya ini, satu-satunya harta yg masih Ia miliki saat ini.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang