Prolog

21K 392 52
                                    

"Engkau adalah alasan mengapa duniaku ada."

***

"Asa, kamu gak makan?" tanya ibu Dona pemilik panti.

Asa menggeleng, tidak mau makan. Dia bosan? atau dia marah? Mungkin tidak keduanya. Asa tadi siang baru pulang sekolah. Semua teman nya di jemput, sedangkan dia hanya melihat orang berlalu lalang di tempat perhentian bus.

Bocah berusia 9 tahun tersebut lalu masuk kedalam bus yang baru saja tiba, dia langsung duduk di belakang sendirian. Dalam pikirannya ia terus bertanya kenapa dia tidak pernah di jemput orang tuanya?

"Asa kamu makan dulu ya sekarang nanti kamu sakit," ucap ibu Dona lalu memberikan suapan kemulut Asa, tetapi asa menolak tidak mau makan.

TOK, TOK, TOK

Pintu depan di ketuk seseorang dari luar. "Permisi, apakah ada orang ?" tanya seseorang. Ibu Dona pun bergegas membuka pintu dan nampaklah ibu Anita dan pak Wijaya serta Acha yang digandeng mamanya.

"Permisi bu saya tetangga yang baru pindah di perumahan depan, ini ada sedikit oleh-oleh dari kami," ucap mama Acha. Lalu mama Acha memberikan oleh-oleh yang di bawa nya dari kampung kepada ibu Dona.

Acha yang melihat Angkasa pun langsung berlari ke arahnya. "Hai aku Acha, kamu siapa?" tanyanya lalu tersenyum ke arah Angkasa.

"Asa," jawab Angkasa cuek tidak menghiraukan Acha yang sedari tadi berceloteh tentang dirinya. "Kita main yuk di taman kota, ada danau loh disitu seru banget," ucap Acha yang tampak bersemangat karena mempunyai teman baru.

"Asa, kamu ikut Acha main ya soalnya dia baru pindah kesini kamu jagain ya," ujar ibu Dona.

"Tapi kan, Asa...," ucap Asa terpotong.

"Udah Asa ikut aja ya main sama Acha, nanti ibu jemput," ucap ibu Dona.

****

Sore ini pukul 17:00 WIB, angin semilir berhembus tidak terlalu kencang menerpa rambut Acha. Cewek berambut panjang tersebut berlarian kesana kemari karena senang bisa bermain di taman.

Asa menatap dari jauh dengan perasaan jengkel, kenapa dia harus menemani Acha ke taman.

Acha menarik tangan Asa untuk duduk bersamanya di tepi danau. Acha tersenyum karena bisa bertemu dengan Asa, matanya terus memperhatikan Asa sambil tersenyum senang.

Sedangkan Asa merasa risih karena di lihatin Acha terus, "Kenapa ngeliatin terus?" tanya Asa.

"Soalnya kamu ganteng sih, eh..." ucap Acha keceplosan.

"tau kok," jawab Asa santai.

"Coba deh liat langitnya cantik ya," ucap Acha sambil menunjuk langit dan tidak memperdulikan ucapan Asa tadi.

Asa melihat ke langit dan benar langit sangat cantik sore ini berhiaskan jingga kebiruan, lalu dia menatap lurus kedepan melihat matahari yang mau terbenam. Sore ini terasa tenang untuk Asa hingga Asa lupa dengan pertanyaan yang selalu menghantui dirinya.

Asa menoleh ke samping dan mendapati Acha tengah tersenyum ke depan, angin semilir berhembus pelan di wajah Acha menerpa sebagian rambutnya, Acha sedang melempar batu ke arah danau dan itu membuatnya tertawa senang karena batu itu terlempar sangat jauh.

"Cantik." Satu kata itulah yang keluar dari mulut Angkasa. Perempuan berumur 9 tahun itu memang cantik dengan rambut hitam panjang nya yang tergerai, bulu mata yang lentik, hidung yang kecil dan mancung serta kulitnya yang putih. Tapi dimata Asa saat ini melihat Acha tersenyum adalah hal yang cantik baginya.

"Eh kamu bilang apa?" ucap Acha yang sedari tadi asyik melempar batu.

"Udah sore pulang yuk?" tawar Asa ketika melihat langit yang mulai gelap.

"Yaudah, tapi besok main lagi ya?" tanya Acha.

"iya," jawab Asa.

Acha pun beranjak berdiri lalu dia melihat ibu Dona sedang berjalan ke arahnya, lalu Acha pun berlari ke arah ibu Dona. Angkasa ikut berdiri dan berjalan ke arah mereka, di tatap nya punggung Acha lalu tersenyum.

Angkasa pun berlari sambil menyusul mereka berdua. Terimakasih Acha sudah mau bertemu denganku, gumam Angkasa dalam hati.

***

"Terimakasih Acha sudah mau bertemu denganku, terimakasih pada waktu itu telah datang di hidupku, dunia yang kupikir nyaman untuk kutinggali saat ini nyatanya hampa tanpa dirimu, jika waktu itu aku bisa menahan mu, akankah aku bisa mengubah segalanya ?"

~Angkasa Kevin Pramudya~

Angkasa [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang