Chapter 22🌼

22.7K 956 17
                                    

        ZAHRA memasuki mobil yang masih terdapat Ulo di dalamnya. Ulo tampak terkejut karena baru saja beberapa menit Zahra keluar mobil, kini ia telah masuk lagi.

"Pak Ulo, kita pulang sekarang" ucap Zahra. Ulo mengangguk paham. Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai supir.

Di sepanjang jalan, Zahra menatap keluar jendela dengan air mata tak berhenti keluar. Terus saja menembus pelupuk mata indah itu. Ulo tidak berani untuk berbicara. Ia hanya diam sambil fokus ke jalanan.

Ulo memarkirkan mobil di halaman rumah Alif. Setelah mobil benar-benar berhenti, Zahra langsung memasuki rumah. Ia ingin menangis sepuasnya.

🌼

Alif dan Azira menyalimi para tamu. Alif terus mengedarkan pandangan mencari seseorang. Nihil. Orang itu tak terlihat. Apa tidak jadi datang?

Acara resepsi selesai sekitar selepas maghrib. Alif sebenarnya berniat tidur di rumahnya, tapi Azira angkat bicara.

"Mas, bagaimana kalau malam ini kita nginep di rumah bunda? Adik aku udah berangkat ke Amerika tadi malam. Pasti bunda kesepian" ucap Azira pelan pada suaminya.

"Kok kamu gak bilang kalau adik kamu ke Amerika? Bahkan kita gak kenalan lho" ucap Alif lemah lembut.

"Dia sempet ke Jogja dulu sebelum ke Amerika. Dia ngurus kuliahnya disana"

"Mm, ya udah, kalo gitu kita nginep di rumah bunda malam ini. Besok kita pulang ke rumah Mas, okay?" Azira mengangguk setuju. "Ya udah, kamu ke mobil aja duluan. Pasti kamu cape. Mas ada urusan bentar" Azira kembali mengangguk dengan senyuman lantas berjalan menuju mobil Alif.

Alif menghampiri Alika yang sedang bermain ponsel. "Alika, kamu liat Zahra gak? Dia gak dateng ya?"

Alika menatap Alif lantas menggeleng ringan. "Gak tau, mas. Lika gak tau. Lika juga gak liat Za dari tadi. Malahan bunda nyariin Za sama Lika"

Alif mengusap wajahnya. Ia khawatir. "Kamu segera pulang. Mas mau pulang ke rumah Zira"

Alika mencium tangan Alif.

"Mas pulang dulu, ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Alif mengayunkan langkahnya keluar gedung. Alif lantas memasuki mobil. Di dalam mobil hanya ada Azira dan Alif berdua. Untunglah mereka telah halal.

Mobil dilajukan menuju kediaman Rima.

"Mas Alif.." panggil Azira pelan. Alif menoleh sekilas lantas kembali memfokuskan pandangan ke depan.

"Hm?" dehem Alif

"Kok Zira gak liat Zahra, ya? Zahra datang kan?" Alif jadi memikirkan alibi apa yang cocok. Ia juga tidak tau apakah Zahra datang atau tidak. Ini salahnya yang tidak mengajak Zahra secara langsung.

"Mm.. itu, dia tiba-tiba harus ke rumahnya. Hal penting pokoknya" alibi Alif. Ia beristigfar atas kebohongannya.

"Mm, gitu ya" Azira tak menaruh sedikit pun curiga. Ia percaya-percaya saja.

Hening kembali menyelimuti mereka. Sibuk dengan pikiran satu sama lain.

"Mas Alif?" ucap Azira. Alif menengok sekilas lantas kembali fokus ke jalanan depan. "Mas Alif gak bawa baju ganti."

Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang