Chapter 63🌼

25.3K 1K 150
                                    

Bismillah...
Lebih pajang nih. Moga kalian suka dan agak baper ya:)
Siapin juga lagu Janam Janam (ost. Dilwale— film Sharukh Khan sama Kajol) dan juga lagu Albi Nadak (Kayra dan Zamzam)

🌼

   ZAHRA menuntaskan doanya kepada Illahi Rabbi. Doa yang mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta. Doa yang menjadi jembatan Zahra meminta ampun kepada Allah.

Zahra terdiam menunggu Alif menuntaskan doanya juga. Sungguh momen ini adalah momen yang begitu indah bagi Zahra. Memang sederhana, tapi Zahra menyukainya. Bersujud bersama imam pilihan Allah saja membuat Zahra bahagia. Sangat bahagia. Momen ini yang begitu mengikis habis lukanya. Walaupun begitu, kenangan pahit dimana Zahra melihat suaminya sendiri mengucap qabul atas nama wanita lain tetap saja terngiang di kepalanya.

Alif pun berbalik badan. Dengan mengumpulkan keberanian, Zahra meraih tangan kanan Alif lalu menciumnya dengan penuh kekhusyuan. Cukup lama. Keduanya merasakan ada desiran yang mengalir hangat. Masya Allah, mereka begitu menikmati waktu mereka berdua saat ini.

Alif tersenyum ke arah Zahra. Pandangan mereka bersirobok. Mata itu. Ah, Alif begitu bodoh dengan meninggalkan Zahra seminggu lamanya. Istrinya itu. Masih bolehkah Alif mengakui Zahra adalah istrinya saat dirinya menorehkan begitu banyak luka. Selama ini yang Zahra tuai atas sikapnya hanyalah air mata dan kelukaan. Alif begitu kejam bukan?

Zahra. Wanita itu begitu hanyut dalam pesona Alif. Lambat laun Alif mulai bersikap hangat pada Zahra. Entah karena apa, tapi Zahra begitu mensyukuri nikmat tak terhingga ini. Zahra semakin yakin jika Allah tak akan menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya.

"Za, tolong ambilin hp saya di atas nakas!" dengan cepat, Zahra mengambil ponsel Alif yang diletakan diatas nakas. Zahra pun memberikan ponsel itu pada pemiliknya.

"Jangan dulu buka mukenanya" Alif berdiri sambil fokus pada ponselnya. Zahra saja heran apa yang akan Alif lakukan sekarang.

Setelah shalat Maghrib ini, kira-kira Alif akan melakukan hal apa lagi? Entahlah. Zahra tidak mau menebak-nebak dan akhirnya ia jatuh karena tebakan manisnya meleset.

Deg.. deg.. deg..

Alunan sebuah musik terdengar memasuki gendang telinga Zahra. Dengan cepat, Zahra menoleh ke arah Alif. Lelaki itu mengulurkan tangan kanannya. Sebuah alunan musik lagu Janam Janam yakni soundtrack film bollywood Dilwale.

Jantung Zahra terpompa begitu cepat. Hatinya menghangat. Sungguh Zahra merasakan kebahagiaan teramat dari semua ini.

Zahra pun memberikan tangan mulusnya dan dalam hitungan detik mereka berdua berdansa dengan jarak yang dekat. Mereka berdansa mengikuti alunan musik yang begitu romantis.

Hati keduanya menghangat. Hal sesederhana ini bisa membuat mereka semakin dekat. Alif memakai sarung, peci, dan baju koko berwarna marun membuat penampilan Alif di mata Zahra begitu mempesona. Zahra masih memakai mukenah lengkap berwarna putih dengan aksen bunga-bunga kecil.

Beberapa menit dalam kehidupan mereka ini akan tercatat dalam ingatan. Dansa pertama mereka. Sungguh begitu menyejukan hati. Bahagia sekali rasanya saat merasakan apa itu romantis bersama pasangan halal.

Mata keduanya tak terlepas satu sama lain. Keduanya menampakan rona bahagia. Bagi Alif sendiri, dirinya tidak tau darimana ide-ide seperti ini muncul. Otaknya saja yang bekerja memunculkan ide-ide romantis seperti ini. Tetapi, tetap sana tidak bisa menghapus semua luka Zahra. Tak akan pernah bisa.

Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang