Vote»Read»Coment»Share
Happy Reading🍭***
AZIRA kini sedang duduk bersama dengan Rima di kamar Rima. Azira hendak curhat sedikit saja.
"Alif kemana, Zira?" tanya Rima karena menantunya itu tidak terlihat sejak siang tadi.
"Mas Alif pulang, bun. Mau pamitan ke bunda, tapi bunda ke rumah Bu RT tanpa ngasih tau. Lagian Mas Alif juga ngurus kerjaan sedikit. Katanya ada yang harus dikerjain." ucap Azira sambil menunduk dan memainkan jari abstrak.
"Ada masalah di rumah tangga kalian?" Rima menatap penuh kehangatan putrinya itu dengan tangannya menggenggam tangan Azira.
Azira menatap bundanya dengan linangan air mata. Tanpa pikir panjang, Azira langsung berhambur ke pelukan Rima sambil menangis.
Rima menenangkan Azira dengan usapan di kepala Azira.
"Bun, Zira merasa begitu bersalah sama Zahra" ucap Azira di sela-sela tangisnya.
"Zira merenggut kebahagiaan Zahra"
Rima terus menenangkan putrinya. "Nak, mungkin ini takdir rumah tangga kalian. Pasti ada yang tersakiti, tapi percayalah itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Kalian nanti akan saling dekat dan memahami satu sama lain"
"Zira, kamu jadi yang kedua dengan cara terhormat. Kamu nggak rebut Alif sepenuhnya dari Zahra"
Hatinya Mas Alif, bun, yang Zira miliki sepenuhnya
🌼
Alif telah menyelesaikan urusannya di kantor. Ia akan masuk sepenuhnya ke kantor ini Senin minggu depan. Ini masih hari Kamis dan masih ada waktu 3 hari lagi untuk menikmati liburannya.
Alif memasuki lift untuk menuju lantai bawah. Ia sengaja memesan taksi online karena ia tadi tidak bawa mobil. Kantor sudah sepi karena sudah lewat jam kantor pula.
Alif memasuki mobil yang ia pastikan taksi pesanannya. Taksi online melesat membelah jalanan. Setelah beberapa menit berkendara, akhirnya taksi sampai juga di rumah Alif.
Alif keluar mobil setelah membayar ongkos lalu ia melangkahkan kaki memasuki pekarangan rumah.
"Pak Iryo, Zahra udah pulang?" tanya Alif pada satpam rumahnya itu.
"Belum, tuan" sahut Iryo. Alif menautkan kedua alisnya.
"Ya sudah, saya masuk dulu ya, pak" Iryo mengangguk.
Alif pun menelpon Zahra untuk memastikan apakah Zahra perlu dijemput ataukah tidak. Alif berjalan menuju kamarnya sambil terus menelpon Zahra.
"Nomor Zahra kok gak aktif?" gumam Alif ketika nomor Zahra tidak aktif.
Alif segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya lalu ia akan menjemput Zahra ke kampus.
Zahra berjalan lunglai menuju rumah. Untunglah ia telah sampai. Hari ini begitu melelahkan bagi Zahra. Sudah pulang lewat Maghrib ditambah ojol yang dipesan Zahra malah mogok. Terpaksa Zahra harus berjalan kaki menuju rumahnya. Lagipula sudah lumayan dekat. Akan lama jika harus memesan ojol lagi.
"Assalamu'alaikum, Pak Iryo" ucap Zahra di luar gerbang rumahnya.
"Wa'alaikumussalam. Tunggu sebentar" gerbang pun dibuka oleh Iryo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
SpiritualeHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...