ZAHRA berjalan mencari keberadaan Alif dan Azira. Langkah Zahra terhenti di depan pintu kamar Azira. Zahra mengintip di pintu yang sedikit terbuka.
Deg!
Tak bisa dipungkiri jika hati Zahra terasa sakit melihat Azira dan Alif tertawa bersama. Mereka terlihat begitu serasi. Zahra tidak ingin memgganggu, tapi ia juga harus berangkat ke kampus sekarang juga.
"Assalamu'alaikum"
Azira dan Alif yang sedang tertawa pun menghentikan tawa mereka. Alif pandai membuat Azira kembali tersenyum. Alif menceritakan masa lalunya ketika ia masih SD. Karena sepatunya hilang oleh temannya, Alif kecil melempar sepatu temannya itu ke truk sampah hingga teman Alif menangis. Orang tua teman Alif memarahi Alif dan bunda juga menambah omelan orang tua si temab Alif. Menurut Azira itu hal yang lucu.
"Wa'alaikumussalam, Za. Masuk aja" ucap Azira dari dalam kamar. Posisinya kini duduk di tepian kasur di sebelah Alif.
Zahra pun mengayunkan langkahnya berat. Ia sebenarnya ingin langsung pergi saja ke kampus, tapi ja anggap hal itu tidak mencerminkan seorang istri yang baik.
"Ada apa, Za?" tanya Alif. Zahra menunduk di depannya.
"Za mau berangkat kuliah dulu. Mungkin pulangnya agak telat karena kelas terakhir akan berakhir sebelum Maghrib. Za juga akan shalat Maghrib di masjid kampus"
"Ahm, kamu naik apa?" kini Azira yang bertanya.
"Naik ojeg online, mbak" ucap Zahra begitu polos.
"Kamu akan diantar Mas Alif, ya" ucap Azira sambil menengok ke arah Alif meminta dari tatapannya untuk setuju. Alif menautkan alisnyam Jelas Alif tidak setuju.
Sebelumnya, mereka berdua telah setuju untuk berangkat ke rumah Rima. Tapi, Azira malah meminta Alif untuk mengantarkan Zahra sekarang.
Zahra menatap ke arah Alif. Jelas jika Zahra melihat bahwa Alif tidak setuju dengan apa kata Azira. Zahra tersenyum getir. Ia nampak seperti tokoh di film-film. Ia bagikan teman si tokoh utama perempuan yang menginap di rumah temannya. Bahkan Alif seperti tokoh suami dari si tokoh utama perempuan yang tidak nyaman dengan kehadiran dirinya.
"Tapi, kita akan ke rumah Bunda Rima" bisik Alif pada Azira tanpa Zahra ketahui. Jelas jika perbuatan Alif salah karena telah dijelaskan dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim bahwa ini salah.
Ibnu Mas'ud RA. berkata bahwa Nabi SAW. bersabda:
إِذَا كُنْتُمْثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَا جَى رَجُلاَنِ دُوْنَ اْلاَخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ.Jika kamu bertiga, maka janganlah berbisik dua orang tanpa orang ketiga, hingga kamu berkumpul dengan orang banyak, karena yang demikian itu menyedihkannya (HR, Bukhari & Muslim)
Sama seperti hadist diatas. Zahra juga merasakan kesedihan melihat Alif dan Azira berbisik-bisik di depannya. Hal itu memyedihkannya.
"Gak usah, mbak. Kayaknya Mas Alif keberatan" Zahra tersenyum canggung. "Za mau naik ojeg online aja. Gak usah khawatir, mbak. Za juga udah mau pesen kok. Za pamit ya. Assalamu'alaikum"
Zahra langsung mengayunkan langkah keluar kamar Azira. Hatinya terlalu di selimuti kekalutan hingga ia melupakan jika ia harus mencium tangan Alif dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
SpiritualitéHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...