Happy Reading
Vote»Read»Coment»Share
⚠Hak Cipta dilindungi
Allah SWT⚠🌼
"UPS"
Zahra menghentikan langkahnya sambil menutup bibirnya. Ia keceplosan soal Alif. Ia merutuki bibirnya jika saat cemburu kurang bisa direm. Bagaimana jika Nani akan bertanya tanpa henti soal ini? Sepertinya sehabis ini ia harus ke dokter THT.
"Apa?!" Nani membulatkan matanya sambil berjalan mendekati Zahra yang berdiri terdiam sambil merutuki dirinya sendiri.
"Kamu udah punya suami?! Jadi dia bukan sepupu kami?! Jawab Za!!" mata Nani begitu membulat seperti hendak keluar dari tempatnya.
Zahra menarik napas lalu menghembuskannya perlahan agar ia lebih tenang dan tidak gugup. Ia tidak mau menambah kecurigaan Nani.
"Nani, kamu tau nggak sih? Kamu tuh terlalu banyak nanya soal sepupu aku sampe aku pusing dengernya. Biar kamu diem, aku sebut aja dia suami aku. Tapi, aku salah. Kamu malah makin bawel" ucap Zahra meyakinkan. Gadis di hadapan Zahra itu malah nyengir tanpa rasa bersalah.
"Hehe" sahut Nani. "Ya udah kita ke kelas yu"
Zahra pasrah saja ketika Nani menggandeng tangannya ke kelas. Syukurlah Nani tidak bertanya lebih banyak lagi.
Alhamdulillah, si bawel ini tutup mulut juga
🌼
Malam Sabtu telah datang. Alif kini sedang duduk di sofa yang ada di kamar Azira sedangkan sang pemilik kamar membereskan bajunya.
"Mas, dari selepas Isya 1 jam lalu kamu sibuk sama laptop kamu lho. Istirahatin dulu mata kamu, mas" ucap Azira begitu lembut sambil memasukan baju-bajunya ke lemari.
Alif yang mendengar hal itu tersenyum. Matanya juga sudah terasa sedikit perih kala menatap lama-lama layar laptop.
Alif mengalihkan pandangannya ke arah Azira.
"Liat kamu aja udah buat mata mas seger, Zira" ucap Alif diakhiri kekehan kecil.
Mendengar hal itu, wajah Azira mulai memerah. Wajahnya terasa panas. Ia malu dengan perkataan Alif.
"Mas Alif gombal terus" ucap Azira sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Alif malah terkekeh.
Alif mematikan laptopnya lalu ia berjalan ke arah Azira.
"Jangan tutupin wajah kamu. Nanti cantiknya gak keliatan" ucap Alif yang membuat Azira semakin malu.
Alif malah terkekeh puas.
"Mm, Zira. Mas mau pamit ke kamar Zahra dulu, ya."
Deg!
Tiba-tiba dada Azira terasa sesak. Ia kuatkan hatinya untuk menerima konsekwensi atas hubungan ini. Azira membuka wajahnya lalu tersenyum kecil.
"Ya udah, mas. Sana ke kamar Zahra. Pasti dia nunggu disana" ucap Azira begitu lembut membuat Alif tersenyum.
Alif berjalan keluar kamar Azira. Alif hanya ingin berusaha bersikap adil atas kedua istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
SpiritualHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...