Happy Reading🌼
Vote»Read»Coment»Share
🌼Hak Cipta dilindungi
Allah SWT🌼***
ZAHRA sedang membereskan barang-barang yang akan ia bawa ke kampus saat ini. Ia jadi teringat-ingat larangan Hartati untuk membawa Azira ke Jogja. Tapi, tidak mungkin untuk Zahra meninggalkan Azira sedangkan untuk berangkat sendiri ke Jogja pun tidak bisa karena eyang sangat menginginkan Alif juga ikut.
"Aduh, gimana nih?" akhirnya Zahra frustasi juga dengan beban pikirannya. Memusingkan juga.
Zahra berjalan keluar kamar setelah ia siap berangkat ke kampus bersama Alif. Kata Alif, ia akan mengantar Zahra lalu menjemput Azira di rumah Rima.
Zahra mengedarkan pandangannya saat di pekarangan rumah. Ia tidak melihat mobil Alif. Kemana lelaki itu?
"Ayo naik, Za!"
Zahra tertegun ketika Alif mengajaknya naik motor ke kampus. Bukan itu masalahnya, tapi Zahra terpesona ketika Alif menaiki motor dengan gagahnya. Walau motor matic biasa yang ditumpangi Alif, tapi di mata Zahra Alif tetap gagah.
Zahra mengangguk lalu menaiki motor yang Alif lajukan setelah Zahra dan Alif pakai helm.
Mereka berdua saling diam saat di perjalanan. Canggung? Tentu. Mereka ingin mengobrol untuk sekedar basa-basi, tapi ya mereka terlalu malu untuk bicara terlebih dahulu.
"Mm, Za" panggil Alif dengan wajah merah karena malu. Padahal apa yang harus membuat Alif malu?
"Ah, iya mas? Ada apa?" jawab Zahra begitu tergugup. Sebelumnya mereka tidak pernah sedekat ini dan satu motor.
"Mana tangan kamu?" Zahra mengernyit bingung. Kenapa Alif menanyakan dimana tangannya?
"Ada disini, mas. Gak kemana-mana kok"
Alif pun meraih tangan kanan Zahra dengan tangan kanannya pula lalu ia lingkarkan tangan Zahra di perutnya. Seketika wajah Zahra memerah karena malu.
Mereka kembali diam di perjalanan tapi lingkaran tangan Zahra di perut Alif tidak dilepas hingga Zahra sampai di depan penjual mi ayam dekat kampusnya. Tidak mungkin ia turun di gerbang kampus karena pasti akan mengejutkan banyak orang. Untunglah Alif memakai helm berkaca hitam, jadi wajahnya tidak terlihat.
Zahra turun dari motor lalu melepaskan helmnya dan memeberikannya pada Alif.
"Za ke kampus dulu, ya. Mas hati-hati." Zahra mencium punggung tangan Alif. "Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Alif memperhatikan tubuh Zahra yang semakin menjauh. Tak terasa lengkungan senyuman pun terlukis di wajah Alif kala mengingat wajah merah Zahra saat naik motor dengannya.
Alif pun melajukan motornya menuju kediaman orang tua Azira.
Zahra berjalan memasuki area kampus dan betapa terkejutnya ia dengan suara yang begitu memekakan telinganya.
"Assalamu'alaikum, Za!!" spontan Zahra menutup telinganya karena Nani memberinya salam dengan teriakan menggelegar. Mereka sampai jadi pusat perhatian beberapa orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
SpiritualHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...