🌼بسم الله الر حمن الر حيم🌼
Happy Reading🌼
Vote»Read»Coment»Share🌼
ALIF mengusap pucuk kepala Zahra. Ia sungguh berharap Zahra akan segera siuman dan Alif akan minta maaf pada Zahra atas kejadian ini. Janji.
"Mau apa kamu kesini?" Alif mengalihkan pandangannya pada pintu. Suara itu. Suara yang Alif tak pernah dengar sedingin itu. Bundanya.
"Bun, Alif kan suaminya Zahra" lirih Alif. Ia sungguh terluka saat sikap bundanya sedingin itu. Tak pernah dalam hidup Alif, Aryati bersikap sedingin itu.
Aryati berjalan ke arah Alif tanpa menutup pintu terlebih dahulu.
"Kenapa Alif? Kenapa kamu pilih kasih pada Zahra? Kenapa?" air mata Aryati luruh. Air mata seoranf ibu.
Alif spontan berdiri menghadap sang bunda.
"Apa bunda salah dalam mendidik kamu menjadi seorang suami? Iya, Alif? Apa bunda gagal menjadi seorang ibu yang bisa mendidik putranya dengan baik sebagai nahkoda di rumah tangganya? Apa benar, Alif? Apa benar?" air mata itu sungguh menyayat hati Alif. Alif tidak menyukai saat Aryati menangis. Alif selalu menginginkan Aryati tersenyum bahagia.
Aryati tidak salah dalam mendidik Alif. Justru Alif pun tidak mengerti dengan hatinya. Ia selalu bertanya kenapa hatinya tidak mencintai wanita sebaik Zahra yang jelas-jelas mencintainya dengan tulus.
"Nggak, bunda. Bunda gak salah dalam mendidik Alif, cuman Alif aja yang salah, bun. Alif gak ngerti sama hati Alif" Alif sungguh tidak suka saat bundanya menangis. Apalagi itu karena ulahnya.
"Apa yang dilakukan saat seseorang mengetahui kesalahannya, Alif?" kini tangis Aryati mereda.
"Memperbaiki kesalahannya"
"Tepat sekali. Begitu pun dengan kesalahan yang kamu buat sama Zahra. Kamu pun harus memperbaikinya. Perbaiki kesalahan yang ada dalam hubungan kalian. Jangan biarkan kesalahan itu dan menjadi penyebab dari kesalahan lainnya.
" Bunda harap kamu bisa berlaku adil kepada istri-istri kamu. Jika tidak.." Aryati menjeda perkataannya.
"Jika tidak, bunda?" Alif sudah penasaran dengan kalimat yang akan diucapkan Aryati.
"Jika tidak, lebih baik kamu berpisah dengan Zahra"
Deg!
Dada Alif terasa sesak kala mendengar kata demi kata yang bundanya ucapkan. Entah kenapa ada satu bagian di hatinya yang tak terima dengan pernyataan sang bunda.
"Alif gak akan pernah lakukan itu, bunda!" ucap Alif begitu tegas.
"Kamu gak akan lakukan? Jadi kamu lebih memilih untuk menyiksa batin Zahra dengan segala keromantisan-romantisan kamu itu, Alif? Jawab bunda!" entah apa yang harus Aryati lakukan sekarang. Ia mulai menyerah dengan semua ini.
Alif cukup tertohok dengan perkataan Aryati. Akhirnya Alif memutuskan untuk pergi dari ruang Zahra setelah mencium punggung tangan Aryati lalu mengucap salam dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
EspiritualHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...