Chapter 58🌼

24.5K 1.1K 234
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

🌼

 

  HATI Alif terasa panas. Dadanya terasa sesak saat melihat Zahra berpari bersama lelaki lain sambil berpegangan tangan. Serendah itukah harga diri Zahra?

Alif melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju gedung tempat ia bekerja. Matanya tajam menyiratkan rasa amarah yang membuncah pada dirinya. Benarkah ia cemburu? Entahlah, semua terasa menyesakan bagi Alif untuk saat ini.

Amar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Zahra, lo tadi mau ke mana sih?" ucap Amar bertanya.

"Ke kampus." jawab Zahra begitu singkat. Napasnya mulai teratur lagi.

"Ya udah, Amar. Sekali lagi makasih buat kebaikan kamu. Aku mau ngampus dulu, ya" baru saja Zahra akan mengucap salam, tapi Amar memotong lebih dulu.

"Lo ngampus dimana?"

"UI"

Amar tersenyum menampakan gigi-gigi putihnya. Ia semakin terlihat tampan.

"Bagus deh kalo gitu. Lo nebeng ke gue. Gue bawa mobil kok" Zahra mengerutkan kening tanda bertanya. Amar terkekeh melihat reaksi Zahra.

"Gue gak bakal apa-apain lo kali. Ayo cepetan ikut gue. Gue juga kuliah di UI" tambah Amar diiringi kekehannya.

"Gak usah, Mar. Aku bisa pesen ojeg online kok. Kamu duluan aja" bukan apa-apa. Zahra baru mengenal Amar. Ia masih trauma dengan kejadian barusan. Lagipula, Zahra tidak mau ikut jika hanya mereka berdua yang ada dalam mobil.

"Lo gak usah khawatir. Di mobil juga ada adek gue. Jadi, kita gak berduaan. Yuk! Daripada lo diapa-apain lagi kayak tadi"

Amar malah menakut-nakuti Zahra yang sekarang saja masih trauma dengan kejadian barusan. Rasanya tulang Zahra mencair semua. Kakinya saja terasa lemas untuk sekedar menopang tubuhnya.

"Lo gak percaya ama gue? Kalo gue mau apa-apain lo juga udah dari tadi gue lakuin. Lagian ya gue bisa dapetin cewek sexy tau" Zahra masih menimang-nimang ajakan Amar.

"Adik gue cewek, Zahra" Amar jadi greget sendiri. Zahra itu terlalu banyak mikir.

"Gak mau ikut nih?" tanya Amar memastikan.

"Ya udah aku ikut" ucap Zahra pelan. Ia takut kejadian barusan terulang. Lagipula adiknya Amar perempuan.

Zahra mengikuti langkah jenjang Amar. Sebenarnya ia juga masiu waswas dengan Amar. Bagaimana tidak waswas? Ini kali pertama mereka bertemu. Wajar saja jika Zahra waspada.

Zahra memasuki mobil berwarna hitam setelah Amar membukakan pintu mobil untuknya.

"Bang, lo bawa siapa nih? Cantik juga" seorang gadis berambut coklat yang tengah duduk di kursi sebelah Amar.

"Ini Zahra, temen gue. Dia juga ngampus di UI" Amar mulai menjalankan mobilnya menuju kampusnya.

"Hm, temen apa temen?" gadis itu melempar tatapan menggoda kepada kakaknya.

Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang