Bismillah, moga kalian baper sama chapter ini😅.
🌼
PEREMPUAN berhijab itu menengok ke sebelah kanannya. Terlihat gurat kecemasan disana. Perempuab itu menunduk. Dia sebab ini semua. Sebab luka hati seorang wanita lain. Mengapa ia tak mundur dari awal? Ah, lagi-lagi egois selalu menguasai.
"Mas"
Alif menengok ke arah kiri. Azira menunduk dalam. Ada apa?
"Hm? Ada apa?" tanya Alif masih fokus menyetir.
"Zira turun disini aja. Lebih baik Mas Alif langsung ke rumah Zahra ya" cicit Azira sambil memainkan jarinya abstrak.
"Mas akan kesana setelah nganterin kamu ke rumah, ya" sahut Alif tetap fokus pada jalanan di depannya.
"Tapi, Mas—"
"Sst" Alif langsung membungkam bibir ranum Azira dengan telunjuknya di bibir Azira.
🌼
Gadis itu menengok ke arah meja makan. Senyumannya terlihat begitu getir. Miris sekali. Seakan dirinya menertawakan dirinya sendiri. Miris bukan?
Masih sempat-sempatnya dirinya berharap jika akan ada seseorang pria tengah duduk disana bersamanya makan bersama. Akankah itu terjadi? Jika iya, kapan?
Langkah gadis itu ke arah meja makan lalu dirinya terduduk disana dengan perasaan yang kacau. Amat kacau. Bagaimana tidak kacau saat berulang kali seorang laki-laki yang sama selalu mempermainkan dirinya dan begitu bodohnya ia selalu saja masuk perangkap.
"Pagi, Nona Zahra" Neneng menghampiri Zahra sambil membawa segelas susu coklat kesukaan Zahra. Diletakannya susu itu di hadapan Zahra.
"Pagi, bi. Makasih ya susu coklatnya" Zahra melempar senyum sekilas pada Neneng. Neneng pun mengangguk lalu pamit untuk ke dapur lagi sedangkan Zahra asyik mengacak-acak isi tasnya untuk mencari power bank. Untuk sekedar mengecek.
Setelah mengeluarkan semua isi tasnya, Zahra kembali membereskan barangnya tanpa ia sadar barang-barang berserakan dan ada yang ia tinggalkan.
"Ahm, bi. Za mau langsung berangkat aja ya. Nanti Za sarapan di kampus aja. Kalo Mas Alif datang, tolong bilang Za udah kuliah" Zahra segera menandaskan susu coklatnya lalu bersiap ke kampus.
"Enya¹ siap, Non"
Zahra bangkit dari duduknya lalu permisi kepada Neneng. Semoga saaj dirinya bisa fokus kuliah dan tidak memikirkan problematika hidupnya. Bukannya semua yang terbaik baginya dari Allah?
"Pagi, Nona Zahra. Badé angkat ka kampus², Non?" sapa Ujang yaitu satpam rumah Zahra dengan begitu ramahnya.
Zahra menggaruk tengkuknya, tidak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Ujang.
"Ehehe, hapunten³, Non. Saya lupa malah pake bahasa Sunda" Zahra melempar senyum tipis pada Ujang.
"Mau berangkat ke kampus sekarang ya?" ucap Ujang yang diangguki Zahra.
"Iya, Pak. Saya berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
SpiritüelHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...