ENTAH hanya perasaan Azira saja atau bagaimana. Azira merasa cemburu melihat Alif memeluk lembut perempuan lain. Padahal di satu sisi Zahra adalah istri Alif sama denganya. Wajarlah seperti itu. Dia hanya perempuan biasa yang wajar merasakan kecemburuan.
Azira yang berniat menemui Zahra akhirnya memutuskan pergi berlalu menuju gazebo. Baru saja datang, ia sudah disuguhkam pemandangan yang memanaskan hati.
🌼
Mereka bertiga duduk bersama di meja makan. Hanya dentingan sendok dan piring yang beradu saja yang memecahkan keheningan.
Alif meneguk air mineralnya setelah ia selesai makan malam bersama kedua istrinya. Zahra dan Azira menyusul memyelesaikan makan malam mereka.
Canggung. Itulah yang mereka rasakan saat ini. Mereka bertiga ragu untuk memulai pembicaraan satu sama lain.
"Ekhem.." Azira dan Zahra menoleh ke arah Alif kala mereka mendengar deheman sang suami. "Mm, gimana kalo sekarang kita bagi-bagi jadwal tidur"
"Boleh" sahut Azira dan Zahra kompak sambil tersenyum manis.
"Kalian maunya pembagian harinya gimana?" tanya Alif meminta pendapat.
"Kalo Za terserah ke Mas Alif sama Mbak Azira aja. Za ngikut aja" ucap Zahra sambil tersenyum tipis melirik sekilas ke arah Alif dan Azira.
"Zira juga terserah ke Mas Alif sama Za aja. In syaa Allah, Zira setuju-setuju aja" sahut Azira
"Kalo jawaban kalian berdua terserah semuanya, buat apa minta pendapat kalo gitu?" Alif mengerucutkan bibir tipisnya pura-pura merajuk.
Azira dan Zahra tersenyum melihat kelakuan Alif.
"Ya udah deh. Kalian maunya selang-seling atau tiga hari tiga hari?" tanya Alif. Zahra dan Azira tampak berpikir.
"Kalo Za lebih baik tiga hari tiga hari aja, mas" sahut Zahra berpendapat.
"Kalo Zira juga berpendapat kayak gitu" jawab Azira setuju dengan Zahra.
"Kamu ikut-ikutan Zahra aja sih, sayang"
Astagfirullah, gumam Zahra dalam hati.
Kenapa juga Alif haru mengumbar kemesraannya dengan Azira saat ini di depan Zahra?
Azira merasa tidak enak dengan Zahra yang tiba-tiba air wajahnya berubah. Berbeda dari sebelumnya, wajah Zahra terlihat lebih murung. Sayangnya, yang peka hanya Azira, tidak dengan Alif. Alif malah enjoy-enjoy saja tanpa memikirkan Zahra.
"Ya udah, zawjaty kamu maunya hari Senin sampai Rabu atau Kamis sampai Sabtu?"
Ya Allah, apalagi ini?, bisik Zahra di dalam hati.
Wajah Zahra semakin murung. Ia malah diam dan menunduk. Tentu Azira semakin tidak enak dengan Zahra.
"Terserah Zahra" sahut Azira cepat. Alif memfokuskan pandangan pada Zahra.
"Mm, terserah Mbak Zira aja. Kan yang ditanya Mbak Zira bukan Za" ucap Zahra dengan senyum kecil yang dipaksakan.
"Senin sampai Rabu aja" ucap Azira cepat.
Alif tersenyum gemas. "Kamu kayak lagi main fast question aja jawabnya cepet-cepet"
"Mm, kalo hari Minggu? Kalian maunya gimana?" sambung Alif. Azira dan Zahra menggeleng. "Gimana kalo kita tidur bertiga?"
"Bertiga?" tanya kompak Zahra dan Azira merasa heran. Alif mengangguk mantap.
"Kasurnya juga muat kok buat kita bertiga. Kita cerita-cerita bareng. Pasti seru" ucap Alif bersemangat.
"Kalo Za terserah Mas Alif aja" ucap Zahra tak bersemangat. Alif jadi gemas dengan ketidaksemangatan Zahra.
"Kamu Za. Jawabnya terserah mulu" protes Alif.
"Maaf, mas. Za lagi gak enak badan aja. Za mau ke kamar dulu. Permisi" Zahra bangkit dari duduknya lalu berjalan gontai menuju kamarnya. Disana ia bisa merenung sendiri tanpa memikirkan kemesaraan Azira dan Alif.
Azira menjadi sangat tidak enak pada Zahra. Ia cukup peka untuk melihat perubahan ekspresi Zahra. Azira juga bingung dengan sikap Alif pada Zahra yang terkesan tidak peka sedangkan padanya sangat peka.
Alif yang merasa heran pada sikap Zahra hanya menautkan kedua alis sebagai tanda bahwa ia heran dengan sikap Zahra.
"Honey, Za kenapa ya? Kok jadi murung gitu?" tanya Alif heran. "Ah, sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan"
Apa? Jangan terlalu dipikirkan? Azira tak habis pikir dengan cara kerja otak Alif. Apa Alif tidak mencintai Zahra? Lantas apa alasan Alif menikahi Zahra? Perntanyaan demi pertanyaan bermunculan di benak Azira. Haruskah ia bertanya?
"Kamu harus lebih perhatian sama Za, mas. Dia juga perempuan yang ingin diperhatikan. Coba mas kasih perhatian sebagaimana Mas Alif merhatiin Zira" Azira berpendapat.
"Walau kamu sakit hati?"
Deg!
Besar atau kecil, Azira merasa tertohok dengan pertanyaan Alif. Apa ia harus berkorban perasaab demi kebahagiaan istri Alif yang lain?
"Zira" panggil Alif karena Azira malah melamun.
"Ah, iya mas?" Azira agak tersentak kaget.
Alif menghembuskan napas berat. "Zira, mas memang bisa adil secara lahir, tapi batin tidak bisa di paksakan" lirih Alif
"Maksud Mas Alif apa?" Azira makin penasaran.
"Mas nggak mencintai Zahra sebagaimana saya mencintai kamu"
"Astagfirullah.." Azira membekap mulutnya tidak percaya.
Alif tersenyum kecut. "Hati tidak bisa dipaksakan, Zira"
"Tapi, apa alasan kalian bertahan?" tanya Azira tidak percaya dengan kenyataan ini.
"Zahra perempuan baik. Dia harusnya mendapat lelaki yang lebih baik dari mas. Tapi, ia memutuskan untuk tetap bertahan bersama mas walau mas menikah kembali sama kamu. Saat mas akan melepaskannya, ia malah mencoba menutupi luka hatinya dengan senyuman palsu. Dan betapa keras kepalanya dia yang mau bertahan dengan lelaki seperti mas yang jelas-jelas di luar sana masih banyak lelaki yang lebih baik dari mas." Azira menggelengkan kepalanya tidak percaya. Betapa mulianya hati Zahra yang begitu tulus membagi cinta dengan dirinya. Betapa besarnya pengabdian seorang istri pada suaminya. Zahra pasti memegang prisip 'Menikah 1 kali dalam seumur hidup'.
"Mas, Zira gak bisa ubah hati Mas Alif menjadi mencintai Za. Tapi, Zira cuma mau ingetin kalo cinta baru akan terasa saat orang yang kita cintai tanpa sadar itu telah pergi dari hidup kita. Zira gak mau Mas Alif menyesal di kemudian hari" Alif tersenyum pada Azira.
"Terima kasih telah sudi menjadi istri keduaku, Azira Najusma"
Deg!
🌼
Assalamu'alaikum
Bagaimana chapter ini? Kalian pada penasaran gak sih sama endingnya. Yang jelas, kalian kuatkan hati, ya. Baca cerita ini mah pas waktu senggang aja. Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama. Al-Qur'an sangat sempurna untuk dibaca dan di dalami daripada cerita ini. So, kalian udah ngaji belum hari ini?
VOMENT untuk mengapresiasi. Syukron, buat yang mau nyempetin VOMENT.
Tania Ridabani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua [Dihapus Sebagian]
SpiritualeHight Rank~ 1-#islam 1-#spiritual 1-#airmata 1-#allah 1-#cintasegitiga 1-#ikhlas Note: Part tidak lengkap. Empat belas chapter saya unpub termasuk 3 extra chapter. Di unpub bukan karena keperluan penerbitan, tapi karena tahap revisi. Selamat membaca...