erem erem ati

3.8K 224 1
                                    

  Bantal yang kutumpangi sedikit basah terkena air mataku. Sebentar lagi santri-santri istirahat sekolah, aku harus mempersiapkan makan siang

  Aku memaksakan diri bangkit dari tidurku aku merapikan kerudung ku sebentar di depan cermin setelah itu aku keluar dari kamar. Mbak-mbak Yang lain sudah ke dapur, Lina di mana? Dari tadi tidak terlihat. Aku berjalan begitu saja ke dapur, setelah sampai di dapur bu nyai langsung meminta ku mengangkat nasi. Punyai mengangkat Sisi yang bergagang. Di sini memang tidak pernah memasak nasi dengan magic com. Bu nyai lebih senang kalau masak nasi di atas kuali besar.

  Aku bersama bu nyai meletakkan panci nasi diatas undak-undakan. Aku duduk di sebelahnya.

"fi.. gimana tadi Della? "

Bu nyai tiba-tiba bertanya.

"Della Sinten?"

"ikuloh..tadi kan dela yang pinjem kerudung kamu"

"owhh yang itu"

"gimana?pantes ndak sama rizal..?"

Deg

Mengapa kata-kata itu terasa menghujam di hati yang telah kelam. Jadi sudah benar jika dia memang dijodohkan dengan Gus Rizal.

" pantes kok orangnya cantik, baik juga "

" Emang ndak salah Rizal pilih calon istri"

  Seandainya Bu Nyai tahu apa yang tersimpan dalam segenap hatiku. Setiap bu nyai menyebut-nyebut namanya Kenapa terasa begitu menyayat.

" Della iku wes Ayu, grapyak wonge, nyambung Dijak ngobrol. Kamu ngerti Della kuwi sopo? "

"mboten e.."

Jawab ku mencoba dengan ekspresi yang seakan tidak ada yang terjadi apa-apa dengan perasaanku.

"dela kuwi putrine kyai dahlan tekan tuban.."

"ya allah berarti yang kesini tadi kyai dahlan..? Tapi saya kog ndak lihat beliau nya.."

"kyai dahlan ndak ikut soalnya gerahan kamu lihat ndak tadi ibu ibu yang pakek kerudung hitam"

"nggeh.."

"lah kuwi garwone kyai dahlan.."

"masyaallah.."

Jadi beliau yang mengatakan kalau gusrizal menantunya, beliau istrinya Kyai Dahlan.

  Kyai besar yang sering mbah putri sebut sebut dalam ceritanya.dulu aku sempat ingin mondok di sana,tapi mbah putri tidak mengizinkan.

"kapan kapan kamu tak jak wes nang tuban..."

"........"
Aku hanya tersenyum

"kamu iki kapan mau nikah..? Mosok kebalap rizal.."

"belum ada yang srek..saya juga belum lulus"

"hallahh masalah srek kuwi piker keri keri yok opo nek tak omongno abah ben di golek ke calon"

"pon mboten.."

"loh kog gak gelem toh.."

Seandainya aku boleh minta, Aku ingin Gus Rizal yang menjadi calon Imamku.

"saya belum kepikiran nikah, Saya mau ngelancarin hafalan"

"kurang lancar piye toh fi sepuluh juz di luar kepala kok jek kurang.."

"saya maunya 30 juz di luar kepala"

"yo dadi wali kamu.."

"heheheh"

"fi...kamu nek wes seneng uwong ojo di pendem jeru sopo ngerti sing mbok senengi kuwi jodohmu ...rabi iku setengah iman ...yen kamu ndak mau nikah berarti imanmu mung sak ugel"

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang