Nyala Mustika

3.8K 203 32
                                    

halllo gayyss maap baru up nihhh,kira" ada yang nunggu nggak yahh ada yang rindu nggk yahh..hehehe
Abis ini udah lebaran aku ucapin minal aidin wal faizin..yeeee aku yang pertama kannnn,udah ah banyak omong kan,,,bantu tandai typo yakkk

Happy reading💗

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"aku masih menjadi bara ketika kau bias aku dengan cinta sebelum akhirnya kau padamkan aku dengan luka"

Esok pun hadir dan aku memutuskan untuk mencari mbak fiha dari sekarang.Lebih cepat lebih baik. Aku sudah siap dengan alamat rumah sakit tempat Mbak Fiha bekerja.

________

Taxi berjalan menelusuri jalanan kota yang penuh dengan papan iklan. Aku mencegah diri dari memandang sekitar. Tapi sesekali aku menikmati pemandangan alami. Di sini sebanarnya masih ada hutan, tapi bedanya di sini tak lebik lebat dari Indonesia.

Akhirnya aku sampai di depan gedung rumah sakit. Taxi yang ku tumpangi tadi pergi setelah aku keluar. Aku berdiri di trotoar memandang orang yang berlalu lalang masuk ke gerbang dan keluar. Akupun mulai menghampiri gerbang tapi, tiba-tiba ada yang menyerobot keluar, sedikit menyenggol pundakku. Dia lalu mengisyaratkan maaf padaku dengan menangkupkan kedua tangannya dan aku hanya mengangguk. Setelah itu, aku melanjutkan jalanku.

Aku mulai masuk lobi, ada seorang receptionis yang berjaga dengan wajah ramahnya.

"Excuse me, is there a worker named Fiha?"

Kataku bertanya apa ada pekerja yang bernama fiha.

"Ohh... dokter Fiha?"

"yaps"

"there, but you have to make an appointment first"

"ada,tapi anda harus buat janji terlebih dahulu"

"I am her husband"
"saya suaminya!"

Ucapku dengan pelan tapi pasti.

"Sorry sir, but the service system here is like that ... you must make an appointment."

"maaf pak, tapi sistem pelayanan disini seperti itu...anda harus buat janji"

"Then I will leave my mobile number or I will ask for doctor Fiha's telephone number."

"kalau begitu saya akan tinggalkan nomor handphone atau saya minta nomor telephone dokter fiha"

"Sebaiknya anda tinggalkan nomor anda..., saya tidak bisa memberikan nomor pegawai pada sembarang orang."

"Oke!"

Aku merogoh saku mengambil handphone, tapi aku merasa ada yang janggal. Dimana handphone dan dompetku? Aku diam sejenak mengingat-ngingat di mana handphone dan dompetku.

"Ada apa pak?"

"I am sorry, dompet dan handphone saya ketinggalan di rumah."

"..........." dia hanya mangut-mangut.

"Kalu begitu, saya akan mengambil, permisi!" kataku yang kemudian langsung beranjak dari tempatku.

Aku bergegas keluar dari lobi. Aku tidak tau betul dimana handphone dan dompetku.

Sekarang, bagaimana caraku pulang? Aku tidak bisa naik taxi tanpa uang. Sebentar, sebelumnya aku membayar taxi dompetku sudah ada padaku. Jadi dompetku tidak ketinggalan. Apa jangan-jangan jatuh atau ada copet.

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang