Assalamu'alaikum balik lagi nihhh princess aurora anaknya cinderella ulaa laa,jan lupa vote nya komenta juga yaps😜
Jupuken iwake
Ojok buthek banyune"Mbak Fiha sudah sholat?" sehentak, aku dikejutkan dengan pertanyaan Gus Rizal dengan nada datar tiada keramahan.
Mbak?
Dia masih memanggilku Mbak, dari panggilan saja aku sudah faham dia memang tidak menerimaku sebagai istrinya. Panggilan itupun tak mungkin panggilan sayang."Belum..." jawabku dengan sedikit bergetar. Sebelumnya aku tak seperti ini saat berbicara dengannya tiap hari, ini rasanya berbeda.
"Ambil wudlu... ayo sholat sama-sama..."
"Nggeh..."
Aku beranjak dari tempatku dan berjalan menuju kamar mandi. Aku masuk dan cepat-cepat mengunci pintu. Hanya di ajak sholat berjama'ah saja rasanya seperti di ajak memadu cinta.
Gus Rizal seseorang yang faham betul aturan agama. Dia tau bagaimana harus bersikap kepada isrti. Tapi apakah sikap itu akan tetap ada sedangkan dia tidak menginginkanku.
Aku keluar dari kamar mandi dengan kerudung yang hanya ku selempangkan di atas kepala. Apakah aku salah menampakkan mahkotaku kepada orang yang berhak.
Aku menghampiri Gus Rizal yang sedang duduk di atas sajadah. Di sampingnya sudah ada sajadah lengkap dengan mukenah. Mungkin itu untukku. Aku segera mengenakan mukenah putih itu dan Gus Rizal masih khusyuk dengan dzikirnya. Tapi setelah aku selesai merapikan mukenahku, Gus Rizal bangkit dari duduknya. Dia menoleh ke arahku sebentar. Tersenyum simpul dan mulai mengimami sholat.
Mengapa senyumnya memberiku jalan pengharapan. Apa arti dari perlakuannya? Bolehkah aku berharap lagi dengan cinta ini?
Aku mulai takbir dan niat menjadi makmumnya. Shalat isya' ini adalah sholat yang selama ini aku mimpikan. Gus Rizal melantunkan sebagian surat An Nisa' dengan suaranya yang khas. Aku tidak pernah bosan dengan lagu-lagu, ayat-ayat meski aku sudah sering mendengar. Tapi kerinduan pada suaranya membuatku melantah.
💗💗💗💗💗💗💗💗
Lepas sholat dia bedo'a dengan do'a-do'a yang panjang. Suaranya mungkin lirih tapi aku masih bisa mendengarnya. Aku hanya mengamini dalam hati. Seperti itu dia terlihat begitu tampan dengan gamis merah hati dan peci putih.
Berakhirlah do'a-do'anya. Aku masih diam dan diapun tak ubahnya. Tapi kemudian dia memutar posisi menghadapku dengan tetap duduk sila. Aku meraih tangannya dan mengecup punggung tangannya. Setelah itu.....
"Mbak mungkin sekarang kita sudah sah menjadi suami istri, tapi aku ingin minta satu hal sama kamu."
"Apa?"
"Jangan menganggap bahwa ini adalah pernikahan...aku tau mbak fiha pun setengah hati menerima ini"
Deg!
Mataku melebar dan hatiku rasanya ingin melonjak saat mendengar ucapannya yang halus tapi menampar keras. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan hal ini?
Bukan setengah hati lagi,mencintaimu saja ku relakan luka diri lalu bagaimana aku bisa tak seutuhnya menerima ini.
Tes
![](https://img.wattpad.com/cover/209213810-288-k264546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATSNA
Roman d'amourTentang cinta seorang madu yang dengan diamnya hanya menuai berbagai luka.. Tentang cinta yang harus berpijak di atas cinta yang kian merana ikut melara dalam takdir yang memaksa..