Assalamu'alaikum man teman..
Bantu tandai typo yaps..
Jan lupa vote n koment🤗🤗🤗Happy reading
Menangis bukan kelemahan.
Tapi,
Tanda bahwa kita masih
memiliki perasaan.Tiga hari ku habisakan untuk menemani Gus Rizal yang sakit. Aku sampai mengambil cuti. Dan hari ini Gus Rizal sudah kembali sehat, tapi aku belum masuk kerja. Sampai hari ini Mbak Dela belum juga kembali. Aku mencoba menghubunginya tapi tidak pernah di respon. Pesanku hanya di baca. Gus Rizal memang tidak pernah menyinggung tentang Mbak Dela lagi, tapi aku tau hatinya sedang merindukan Mbak Dela.
Sekarang yang terjadi dengan hatiku adalah merindukan Mbah Putri dan Mbah Kakung. Sudah lama aku tidak pulang. Aku juga sudah lama tidak ke Malang. Apa sebaiknya aku besok ke sana? Semoga saja Pak Kyai dan Bu Nyai mengizinkan. Aku tak meragukan Gus Rizal. Lagipula dia tidak akan peduli aku akan kemana.
💗💗💗💗💗💗💗💗
Aku baru saja selesai mandi tapi adzan ashar belum juga di kumandangkan. Aku menyempatkan merias diri dengan celak dan sedikit lip teen, hanya sekedar agar terlihat segar. Meski Gus Rizal tak pernah memperhatikan penampilanku, setidaknya aku sudah berusaha mempercantik diri di hadapannya.
Aku keluar dari kamar dengan gamis merah muda juga kerudung pasmina yang senada. Sejenak, aku mendengar suara Pak Kyai dan Bu Nyai dari arah ruang tamu. Sebaiknya sekarang aku minta izin.
Aku berjalan ke ruang tamu. Bu Nyai dan Pak Kyai tersenyum saat aku datang. Aku duduk di sebelah Bu Nyai.
"Mi... Bah... saya mau ngomong sesuatu..." kataku mengawali.
"Ngomong opo toh nduk?" Pak Kyai bertanya.
"Saya pengen pulang... saya sudah lama ndak pulang. Njenengan kerso nopo mboten."
"Yo takono bojomu toh..."
"Tapi..."
"Nduk izin e suami iku seng penting." ucap Bu Nyai.
".........." aku mangut-mangut mengiyakan.
Beberapa saat Gus Rizal datang dari depan. Entah dia dari mana.
"Lah iki Rizal."
"Enten nopo mi?"
"Sek lunggu o disek." kata Bu Nyai. Gus Rizalpun duduk di hadapanku.
"Iki loh Zal... Fiha iki kate moleh... kamu ngizini ta ora?"
"Pulang? Kenapa pulang?" Gus Rizal balik bertanya.
"Muleh yo muleh toh... yo kangen omah." sahut Pak Kyai.
"Teros enten nopo...?"
"Lah kamu ngizino po ora?"
"Ya terserah Fihanya gimana."
"Yo wes Fi... Rizal ngizini kog." kata Bu Nyai.
"Kapan kamu pulang?" Gus Rizal bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATSNA
RomanceTentang cinta seorang madu yang dengan diamnya hanya menuai berbagai luka.. Tentang cinta yang harus berpijak di atas cinta yang kian merana ikut melara dalam takdir yang memaksa..