akad

4.1K 196 0
                                    

  Hari itu benar-benar datang. Aku sedang memandangi diriku di depan cermin dengan balutan gaun berwarna putih. Hari ini aku akan menikah dengan seseorang hanya Ku Percaya tanpa adanya cinta.

  Tentang Gus Rizal, mau bicara apa tentang dia. Seandainya boleh jujur hati ini tidak pernah berhenti untuk mencintainya tapi apakah pantas aku dapat menyimpan cinta ini sedangkan dia sudah ada yang memiliki.

  Aku hanya berharap dia bisa mengangkat keterpurukanku, terlebih keterpurukan hatiku. Dia seseorang yang telah berani menikahiku tanpa balasan cinta dariku.

"fii.. Ayo kamu udah siap apa belum? "

Lina masuk begitu saja ke kamarku

"Aku masih nggak percaya kalau kamu bakalan nikah"

"Aku takut lin..jujur yah aku nggak perna ada perasaan apapun sama dokter aditya.."

"ok..sekarang kamu dengerin aku,cinta bisa di bangun seiring berjalannya waktu..lagi pula dokter aditya orangnya seru kok aku yakin di a bisa bikin kamu klepek klepek.."

"apa sihh"

  Aku hanya perlu menghargai dia,jika aku memaksakan hati untuk mencintainya aku takut itu akan hanya sia sia.

"ayo keluar..udah di tunggu"

Ajak lina.akhirnya aku dan lina keluar dari kamar.baru aku membuka pintu aku di kejutkan dengan bu nyai dan mbak dela yang ada di hadapanku.

"bu nyai?"

Aku memekik

"selamat yo ndukkk"

Bu nyai memelukku.

"kamu ini sudah tak anggapa anak sendirj dan melihat kamu mau nikah koyok ngene rasane abot tapi yo seneng..ket cilik kamu tak emong sak iki wes gede kate do gowo uwong"

Bu nyai melepas pelukannya,aku hanya tersenyum dengan menahan air mata yang memberontak ingin di keluarkan.

"fiha minta maaf..kalo selama ini fiha pernah ada salah sama bu nyai.."

"iyo wes podo podo.."

"........"

"yo wes ayo.."

Mbah putri pun berjalan beriringan dengan bu nyai,sedang di samping kanan kiriku adalah mbak dela dan lina.

Akad akan di laksanakan di masjid.aku bersama yang lain masuk ke mobil,di depan nampaknya mobil dokter aditya.tapi aku melihat gus rizal ikut masuk kemobil itu juga pak kyai dan mbah kakung.

  Mobilpun melaju,tanganku hanya menggenggam handphone.

"fi.."

Mbak dela memanggil

"iya mbak?"

"kamu kok kayaknya pucet gitu belum sarapan yahh"

"udah kok tadi,cuma nervous ajh.."

"hahaha..nikmati saja lah fii...aku dulu juga gitu"

Aku mengingat beberapa saat lalu ketika mbak dela juga tak karuan hatinya saat akad kan berlangsung.memang benar benar menegangkan,astaga!kenapa tanganku terus saja berkeringat.

............

  Akhirnya mobil berhenti tepat di depan masjid yang sudah bertebaran bunga bunga indah yang menghiasi.mbak dela membuka pintu mobil dan membantuku turun dari mobil.gaunku memang sedikit ribet.

"ayo tuan putri.."

Lina menggamit lenganku untuk berjalan memasuki masjid.dokter aditya dan gus rizal nampak masuk lebih dulu.

Sampai di dalam,tabir putih pembatas antara tamu putri dan putra di pasang dengan elegan.subhanallah,ini baru akad kenapa sudah seindah ini? Bagaimana nanti kalau sudah resepsi.dokter aditya bilang akan sederhana saja dekorasinya,tapi apa ini semua?

Aku duduk di antara para tamu.ibu dokter aditya sudah meninggal,hanya ayahnya saja yang bisa mendampingi.mbak ratna sang kakak dari dokter aditya pun tidak bisa hadir karena sedang ada di bali bersama suaminya,di tambah lagi sekarang dia hamil tua.

Suara riuh terus menemani pendengaranku.

Sebelum ini,mungkin juga sampai saat ini aku masih mengharap hati orang lain.ya allah,perasaan ini hanya aku dan engkau yang tau.tolong ringankan beban hati ini atau jika perlu hilangakan.

Cinta ini tak pernah halal ya allah,ampuni segala tingkah hatiku yang kian membabi buta berbuat maksiat.jika perasaan ini masih saja menggerogoti hati ini bagaimana aku mampu mencintai orang lain.bagaimana dengan calon suami hamba?

"bismillahirrohmanirrohim..."

Deg

Ucapan basmalah itu tiba tiba mengahnyutkan aku ke dunia yang tak ku kenal.dadaku terus bergetar tak karuan.andainya aku boleh mengatakan,aku tak ingin pernikahan ini terjadi.

"yaa muhammad reval aditya al mehra..ankahtuka wazawwajduka....."

Suara pak kyai.

Tes

Tak terasa air mataku jatuh,aku buru buru menghapusnya.
Mengapa masih ada harapan lain yang mencengkram kuat hati ini.
Ya allah beri aku keikhlasan.

"qobiltu nikahaha watazwijaha......"

Suara dokter aditya mulai terdengar mengucapkan akad.

Tangan ku meremas gaunku kuat kuat menahan gejolak hati yang ingin memberontak.sebelum akhirnya semua gelap,aku menggelepar tiba tiba.lina dan mbak dela langsung menopang tubuhku,keadaan di tamu putri langsung riuh tapi di sana akad masih di lanjutkan.

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang