perdamaian hati

4K 188 32
                                    

"Berjalanlah,ambil sisa tawamu dimasa lalu,semua orang berhak bahagia termasuk kamu"

Dear kasih
  *Dr.aditya orang yang dalam sejenak itu mampu meletakkan rasa damai.orang yang mencintai dengan sederhanaku.bukan hanya aku orang yang kehilangan dirinya,seolah negri ikut terguncang dengan kepergiannya.orang mengaguminya bukan hanya dari kecerdasannya tapi orang mengenang tentang kebaikan dan kepeduliannya terhadap sesama.
  Aku tidak menyesal,bahkan aku bangga pernah mendapat cinta dari seorang inspirator besar.namanya harum bersama dengan segala jasanya.hari ini aku sadar bahwa meletakkan kepercayaan padanya adalah hal yang tak seharusnya*

💗💗💗💗💗💗💗💗

Kejadian satu bulan yang lalu memang masih membekas.tapi allah ada bersamaku.aku mungkin pernah menyalahkan allah tapi aku berharap allah mengampuni ku walau rasanya tak mungkin.aku hanya ingin mengembalikan semua pada allah.

  Selayak mamo dan zein yang mengadukan kecintaannya kepada allah.mereka tiada pernah bergantung satu sama lain,hanya allah tempat bergantung.dengan sama sama melangitkan cinta pada allah disebutlah "cintamu tumbuh di dunia dan berbunga disurga"tapi sesuci apapun aku memasrahkan semua pada allah aku masihlah orang yang hina.

  Sejak hari itu aku memutuskan pulang dan boyong dari pondok. Ini memang saatnya aku membahagiakan Mbah Putri dan Mbah Kakung. Siapa yang menyangka, sebelum Dr. Aditya pergi dia sudah membangunkan klinik sederhana di Solo untukku. Aku sebenarnya tidak ingin mengembangkan klinik itu, karena dengan itu aq akan terus teringat dengannya. Tapi Kakung Ruslan mengamanatkan betul klinik itu padaku. Dalam kecelakaan itu Kakung Ruslan berhasil diselamatkan.

  Dan Lina memilih meninggalkan apotiknya untuk membantuku mengembangkan klinik. Lina ngekos didekat rumahku. Aku dan Lina pun menyempatkan mengajar ngaji anak-anak di malam hari.

"Mbah... Fiha berangkat... Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawab Mbah Putri dari dapur.

  Aku meraih kunci motor dari cantolan paku di tembok. Aku keluar rumah, melangkah menaiki motor, memyalakan mesin sebentar, setelah itu aku berangkat ke klinik.

  Dengan mengenakan jubah hijau tosca, dengan kerudung bermotif, aku berangkat. Sedari tadi Lina sudah menghubungiku. Aku memang sudah sangat terlambat karena aku ketiduran ba'da subuh.

  Ditengah perjalanan handphoneku berbunyi. Aku menghentikan motorku tepat di tepi jalan. Kaki kiriku menapak di atas trotoar. Aku merogoh handphone daridalam saku. Aku melihat sebentar. Telphone dari Lina.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam..... Fi sekarang kamu dimana? "

"Di jalan, sudah mau sampek kog."

"Ndak usah.... ndak usah berangkat."

"Lho gimana toh? "

"Kamu pulang ajh... Aku juga mau kerumah kmu."

"Ngapain sih? "

"Keluarga ndalem mau ke rumah kamu... "

"Ha? Ngapain? "

"Ndak tau."

"Ya sudah Assalamu'alaikum."

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang