perjuangan ken arok

3.6K 189 1
                                        

Hari kelulusanku datang.acara besar besar an diadakan.entah berapa banyak dana yang di keluarkan.

Kursi ditata dengan begitu rapi berjajar. Tak perlu menunggu lama ruangan sudah berhasil dipadati oleh para tamu undangan dan para mahasiswa. Aku duduk di barisan ketiga dari depan, berdampingan dengan Lina yang nampaknya dia sedang sibuk dengan handphone nya. Aku hanya duduk manis dengan majalah yang sedari tadi hanya aku bolak-balik. Rasanya membosankan sekali.

Sampai akhirnya acara dibuka dengan penampilan seni tari adat dari mahasiswa Junior. Penampilannya cukup menarik sehingga sedikit mengusir kejenuhan ku.

Berturut-turut acara pembukaan Terlewatkan, sebenarnya acara seperti ini tidak banyak yang peduli. Para calon sarjana hanya menantikan acara inti, di mana saat itu nama mereka disebut.

"fii Selamat ya ternyata kamu lulus dengan nilai terbaik dan tercepat tahun ini "

Ujar Lina setelah mengamati handphonenya

"ngarang.. kamu, yang terbaik kan Mas Hasan "

"Endak datanya salah.... iki lho delok en dewe!"

Rina menyodorkan handphonenya ke arahku, setelah beberapa saat aku mengamati, rupanya benar! Mimpi apa aku semalam? Alhamdulillah ya Allah, Alhamdulillah

Tes....

Tak terasa air mataku jatuh begitu saja merasakan Haru. Terima kasih ya Allah setidaknya dengan ini aku bisa bermanfaat untuk umat.

"Aku bener-bener nggak nyangka lin.."
Kataku yang mewakili kegirangan dalam hatiku.

"Halah aku yo ora kaget wong kamu pinter kok"

"Tapi...."

Aku tidak tahu harus bicara apa.

"Wes kamu siap-siap aja kalau kamu dipanggil ke panggung"

Dalam hati aku tak henti-hentinya mengucapkan puji syukur kepada Allah. Dengan seperti ini Seharusnya aku tak menyesali hidupku, Mengapa aku masih saja merasa kurang, padahal Allah sudah banyak memberikan kenikmatan.

Rasa syukur ku mungkin tidak akan cukup untuk menebus Keluhanku selama ini. Tapi aku yakin pengampunan Allah lebih besar dibanding dosa-dosaku.

Beberapa saat, namaku benar-benar disebut, MC pun meminta agar aku menyampaikan sesuatu pada hadirin.

"Terima kasih atas waktunya, ucapan terima kasih Rasanya tak cukup untuk menggambarkan rasa syukur saya....."

Setelah beberapa pesan kusampaikan, aku pun turun dari panggung untuk kembali ke tempatku.

Setelah acara selesai ke Mas kalau nya lancar tidak ada kendala yang datang. Di penghujung sebelum aku pulang aku mendapat beberapa tawaran dari beberapa rumah sakit. Aku harus memilah dimana Seharusnya aku menempatkan diri, Lina pun sama halnya, Dia sedang bingung harus terima tawaran yang mana.

"fiha...."

Ada yang memanggilku, aku menoleh ke sumber suara. Rupanya Bu Lely maksudnya Prof Leli

"Iya ada apa?"

"Ada Tawaran bagus untuk muka dari pihak kampus merekomendasikan kamu untuk melanjutkan sekolah ke Korea, kamu juga pasti tahu kan Gimana persiapan dan perlengkapan medis di sana "

Ke Korea? Mengapa rasanya terlalu jauh ya? Jika aku pergi ke Korea bagaimana dengan Pondok dan keluargaku.

"Saya akan pertimbangkan dulu"

"Saya harap kamu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini"

"......"

Aku mengangguk, setelah itu Prof Lely pergi meninggalkan aku. Tawarannya memang bagus tapi aku ragu kalau Mbah Putri akan mengizinkan. Korea pun tidak dekat, Jika kesana harus cukup mental dan kuat iman.

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang