Assalamu'alaikum..teman teman balik lagi dah akunya🤗🤗ya dah selamat membaca cerita ambur adul ini yapss..
💗💗💗💗💗💗💗💗
Aku meringkuk di atas ranjang dengan telapak tangan ku letakkan di bawah kepalaku. Mataku rasanya panas dan berat. Tatapanku kosong menatap jendela yang masih terbuka. Aku belum menutupnya.
Seharusnya aku tidak disini, seharusnya aku tidur saja di pondok. Rasanya aku tidak berhak tidur di tempai ini. Dia meninggalkanku dan untuk apa lagi aku masih ada di sini.
Aku mengangkat tubuh dari berbaringku. Aku mengenakan sandalku asal, setelah itu aku beranjak. Aku melangkah menuju pintu, tanganku mulai menekan gagang pintu dan terbukalah pintu, aku melangkh spontan.
Jdakk
Aku tidak sengaja menabrak dada seseorang. Mataku membelalak mengangkat wajah. Aku tau itu Gus Rizal. Aku diam dan dia diam. Dan setelah itu aku memberanikan diri mengangkat wajah melihatnya. Dia bahkan berpaling dariku menatap arah lain."Maaf!" tuturku sembari melangkah mundur untuk memberi jarak.
"Mau kemana?" dia bertanya dengan nada yang enggan berbicara denganku.
"Emm... ee... mau ke dapur..." jawabku bohong.
"Ohh..." setelah itu dia masuk.
Aku mengurungkan niatku untuk ke pondok. Akupun pergi ke dapur, mengambil air minum. Aku meneguk segelas dan aku membawa segelas lagi. Aku kembali ke kamar.
Aku masuk dan mendapati Gus Rizal duduk di atas sofa dengan handphone di tangannya. Ada apa dengannya? Kenapa dia tiba-tiba datang. Mengingat kata-katanya saat tadi, aku surut nyali untuk menatapnya. Dia menolakku terang-terangan di malam pertama.
Aku mengambil posisi di depan meja rias.aku duduk disana tapi tak sedang ingin berias.susananya apa akan selalu hening seperti ini.mengingat kata kata yang dulu gus rizal katakan
Buatlah senang suami mu jangan pernah mengabaikan,sekali saja istri dengan sengaja menyakiti hati suami malaikat akan melaknatnya.
Aku beranjak dari tempatku dan menghampirinya duduk di sofa yang sedikit jauh darinya.
"njenengan mau saya buatkan minum?"
"boleh"
"teh nopo kopi?"
"teh aja"
"nggeh pun sekedap"
"hemm"
Aku berjalan keluar menuju dapur lagi.aku membuatkan teh,ini bukan pertama kali aku melakukannya.toh sebelum ini aku juga sering membuatkan minuman untuknya jadi aku tak perlu pusing dia akan tidak cocok dengan rasanya.
Sebelum keluar kamar tadi gus rizal nampak beramarah dan sekarang dia kembali ke kamar dengan sebegitu gampangnya.apa dia tak merasa bahwa di sudah menghancurkan ku dalam sekejap.
Usai membuatkan teh,aku betgegas kembali ke kamar.
"assalamu'alaikum"
"wa'alaikumsalam"
Jawabnya tanpa menoleh ke arahku sama sekali.
"ini gus monggo di unjuk"
Kataku sembari berlutut meletakkan gelas teh di atas meja.
"hemm makasih"
Gus rizal meletakkan handphone yang di mainkan tadi dan mulai menyeruput sedikit tehnya.
"jangan duduk di bawah"
Ujarnya kemudian yang membuatku terkesiap dan langsung berdiri.
Aku ingin menanyakan sesuatu, tapi aku bingung harus memanggil apa.
Gus?
Tapi dia suamiku.
Mas?
Aku takut dia tidak akan suka."Gus!" panggilku dengan mengumpulkan segala keberanianku.
"Hemmm?" jawabnya tanpa menoleh padaku.
"Njenegan tidur di sini nopo?"
"He emmm"
"..........."
Sekarang bagaimana? Aku tidak mungkin tidur satu ranjang dengannya. Dalam film-film biasanya mereka akan tidur di sofa. Apa perlu aku tidur di sofa?
Beberapa saat Gus Rizal beranjak dari tempatnya dan beringsut ke ranjang. Dia menata bantal sebentar, setelah itu dia berbaring. Oke! Aku akan tidur di sofa.
Aku meraih bantal yang lain dan membawanya ke sofa tapi di tengah jalan....
"Mau kemana?" Gus Rizal bertanya dan berhentilah langkahku.
"Saya akan tidur di sofa saja..."
"Nggak perlu... tidur saja di sini..."
"Tapi"
"Aku yang akan tidur di sofa..."
Ujarnya sembari bangkit dari tidurnya, dengan membawa bantal dan selimut dia berjalan ke sofa. Aku menatapnya tapi dia tak sedikitpun melirikku. Aku kembali ke ranjang dan mulai menata tidur. Tidurku menghadapnya. Dia tidur dengan kedua tangan sendakap di atas dadanya.
Aku ingin kecanggungan ini usai.aku ingin seperti pasangan suami istri yang lain yang bisa mengobrol,berbagi cerita dan bercanda bersama.
Ya allah jika menikah dengannya akan malah membuat hati semakin runyam mengapa kau takdirkan ini ya allah..
Ya Allah ini adalah hidupku, kenapa rasanya ini adalah film. Apa ada hal ini di kehidupan nyata?
❤Fiha
"Seandainya njenengan tau Gus... selama ini saya menyimapan perasaan cinta ini sendiri dan sampai hari ini masih saya genggam sendiri. Lihatlah saya sebagai istri njenegan... saya benar-benar terpuruk dengan semua ini. Jika njenegan ingin menghancurkan saya, kenapa akad njenengan ucapkan."💗💗💗💗💗💗💗💗
Hufh..maap yah man teman partnya kali ini dikit..eh makin kesini makin nggak jelas yahh maap yaps kalo aku nggk bisa kasih yang kalian mau..🙏
"salam untuk kamu yang sekarang mungkin lagi kasih harapan ke orang lain,cuma mau bilang disini aku berjuang melawan bosan agar perasaan tetap menjaga kesetiaan"
@y_💗

KAMU SEDANG MEMBACA
MATSNA
RomanceTentang cinta seorang madu yang dengan diamnya hanya menuai berbagai luka.. Tentang cinta yang harus berpijak di atas cinta yang kian merana ikut melara dalam takdir yang memaksa..