Usai resepsi pukul 10 malam,hari ini aku di boyong aditya pulang ke surabaya.masalahnya rumah aditya dan orang tuanya ada di surabaya.
"mbah...kenapa fiha ndak tinggal di sini ajh..."
"wong mari rabi yo melok bojone"
"tapi kan.."
"ayo fi...."
Suaraku terhenti karena mendengar suara lain yang menyahut.aku menoleh ke arah suara,aditya sedang berdiri dengan dua koper di sampingnya.
"wes ndang berangkat.."
Ujar mbah putri.
"ya udah..assalamu'alaikum"
Aku meraih tangannya,mengecup punggung tangannya sebentar.aditya pun mulai menyalami mbah putri pula.
"saya pamit ya mbah"
"ati ati yo le..titip fiha"
"enggeh.."
Akhirnya aku bangkit dari tempatku bersamaan dengan mbah putri yang mengantarku sampai ke depan.aditya memasukkan koper ke mobil,setelah itu akupun masuk ke jok belakang.tentunya aditya tidak menyetir sendiri,di logika aditya pasti sangat letih jadi aditya minta sopir.
Aditya duduk di sebelahku_
"monggo pareng mbah.."
Ujar aditya setelah mobil berjalan
"iyo wes ati ati"
Akhirnya mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah.mataku masih memandang keluar jendela.
Hari ini aku akan pergi,bukan untuk kembali ke pondok tapi aku akan pergi bersama seseorang yang akan menggenggam dan terus meraih tangan dan hatiku menuju masa depan.
"dit.."
"hemm?"
"aku capek?"
"tidur ajh.."
"nggak biasa tidur di mobil"
"waktu di kereta bisa tuhh"
"beda..itu kan sebelum nikah"
"lah emang apa hubungannya sama nikah.."
"ndak tau juga"
"ya udah tidur sini.."
Aditya menepuk nepuk pahanya,tanda agar aku meletakkan kepala di atas pahanya.
"ndak ahh.."
"kenapa?"
"ndak papa"
Tapi tiba tiba adit meraih pinggangku dan menariknya agar kepala ku jatuh di pangkuannya.sukseslah usahanya,aku yang hendak bangkit lagi langsung di tahan dengan tangannya.
"udah..tidur ajh.."
Katanya yang mulai mengusap puncak kepalaku.aku menengadah menatapnya.tapi kemudian aku mengalihkan pandangan,adit memperbaiki posisisku,hingga sekarang kakiku sudah selonjoran di kursi.
"dit.."
Panggilku di tengah keheningan.
"hemm?"
"gimana kalo nanti aku nggak bisa cinta sama kamu?"
"fi..dengan hati kamu yang nggak mau nyakitin aku itu udah sebuah benih cinta yang harus kamu siram dan kamu pupuk"
Satu hal yang ku permasalahkan,aditya tidak pernah bertanya siapa seseorang yang telah berhasil melantahkan hatiku.seakan dia memang tak ingin tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATSNA
RomanceTentang cinta seorang madu yang dengan diamnya hanya menuai berbagai luka.. Tentang cinta yang harus berpijak di atas cinta yang kian merana ikut melara dalam takdir yang memaksa..