ending

5.9K 212 29
                                    

Nih yang minta ekstra part, aku kasih dikit hehehe... Dikit banget sumpah, maaf lohhh hehehehe



Author

5 tahun kemudian

Ini bukan lagi tentang fiha dan rizal, ini bukan lagi tentang ujian cinta mereka, hidup ini masih berputar meski tiada seorang pun di sisimu.

Jangan takut sendiri, kau punya dua malaikat yang menjagamu, kau punya tuhan yang mencintaimu. Jika kau sia siakan hidupmu karena tiada seorangpun peduli, maka selalu ingat kau punya rahmat allah yang harus kau perjuangkan.

Bangkitlah, ambil sisa tawamu di masa lalu, semua orang berhak bahagia termasuk dirimu.

Rizal zanjabilla

"anindira ayo cepat kita harus ke makam dulu sayang"

"iya"

Dira berjalan cepat ke arahku.Dia berhenti tepat di hadapanku dan_

"saya mencintai njenengan gus.."

Ujarnya dengan suara di buat buat kalem dan di akhiri kekehan. Tentu saja aku terkejut karena kata kata itu hanya mbak fiha yang tau. Tapi, sudahlah.

"ayo berangkat.. "

"gendong.."

Rengeknya,

Aku rindu sama sampean mbak...

Batinku

"kok manja.. "

"ya udah dira nggak mau ikut"

"nggak boleh dong"

Aku langsung menggendongnya keluar dari kamar. Tapi kemudian aku di hadang umi

"loh loh dira kenapa? "

"nggak papa mi,iseng aja"

"oalah yo wes, ojo lali loh abis dari makam dela kalian harus ke fiha"

"aku nggak akan lupa mi,ya udah kami berangkat assalamu'alaikum"

"wa'alaikumsalam"

..............

Aku duduk di depan makam dela. Dia masih menjadi istri yang baik bagiku. Ada tempat tersendiri di hatiku baginya dan tak ada seorangpun bisa menggantikannya.

Usai dari makam dela aku pergi ke mbak fiha bersama dira. Wanita cantik yang selalu kupuja atas hadirnya yang membuatku lupa bahwa di dunia ada sebuah luka. Dia hadir dengan segala tawa cerianya.

Dia Anindira salsabilla, nama yang selalu mengingatkanku pada sosok mbak fiha.

_________

Aku duduk di sofa dengan teh di hadapanku, dira duduk bersila di atas sofa.

"mamaa... "

Suara itu dari arah pintu masuk dan masuklah laki laki kecil yang baru pulang sekolah wajahnya berbinar melihatku.

"abii"

Dia berlari ke arahku dan memelukku erat.

"kok nggak salam?"

"oh iya lupa, assalamu'alaikum abinya Noval"

"wa'alaikumsalam..ganti baju dulu gih sama mama"

"ayo maa, aku mau ganti baju"

"iyaaaa ayo"

Dalam hidup, kita mungkin bisa memilih tapi tidak bisa memutuskan. Ingat! Ketika kau ingin bahagia jangan salahkan jika takdir memberi keputusan yang berbeda.

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang