Assalamu'alaikum,
Happy reading
Jangan lupa rutinitas koment n vote yahhh,dan follow akun aku yahNurAzmiSulistianaEsok hari datang. Semalam aku tidur bersama Mbah Putri dengan alasan aku sedang merindukannya. Memang benar aku merindukan Mbah Putri, tapi alasan terbesarku adalah Gus Rizal. Di kamarku tidak ada sofa, aku tidak mungkin tidur satu ranjang dengannya.
"Mbak!" panggil Gus Rizal setelah sarapan.
"Dalem?"
"Ndak jadi ke makam?"
"Sekarang?"
"Terserah..."
"Ya sudah sekarang saja..."
"Ayo!"
"Njenengan pamit dulu sama Mbah... nanti malah di cariin..."
".........." Gus Rizal mengangguk. Dia beranjak dari tempat duduknya menuju ke belakang. Aku masuk ke kamar mengambil tas. Setelah itu kami berangkat.
Sepanjang jalan aku mengarahkan jalan Gus Rizal. Menunjukkan lokasi makam. Jarak makam dari rumah memang lumayan jauh kalau di tempuh dengan jalan kaki. Tapi kami pergi dengan mobil, jaraknya pun terlipat dekat.
"Mbak!"
"Dalem?"
"Kamu tau ndak... kalau sebenarnya aku ini muridnya Mbah Kakung?"
"Iya saya tau."
"Mbah Kakung yang cerita?"
"Bukan, Bu Nyai yang cerita... eh maksudnya Umi."
"Ohh... udah lama ceritanya..."
"Ndak... baru-baru ini kog."
"Mbah Kakung itu orang yang baik... aku beruntung pernah menjadi muridnya."
".........." aku tersenyum.
Beberapa saat, kami sampai di depan pemakaman. Gus Rizal menghentikan mobilnya di dekat pintu masuk. Mesin di matikan, aku keluar begitu pula Gus Rizal.
Kami berdo'a dengan harap-harap yang di langitkan. Aku berharap Ayah dan Ibu berada di sisi Allah.
Andainya Ayah dan Ibu tau, sekarang hidupku penuh dengan lika-liku yang tajam. Sekarang aku sudah menikah tapi aku masih dalam keperawanan.
Setelah berdo'a cukup lama, kami bersiap pulang.
"Mbak!"
"Dalem?"
"Di sini pasarnya di mana yah..."
"Njenengan mau ke pasar?"
"He emmm."
"Ngapain?"
"Nggak papa... cuma' pengen tau ajh..."
"Ya sudah... sekarang saya antar, pasarnya ndak jauh dari sini kog."
Akhirnya kami bergegas ke pasar. Entah ada apa dengan Gus Rizal, tapi tidak masalah. Berlama-lama dengannya cukup menyenangkan. Apalagi sekarang sikapnya mulai ramah.
Mobil berjalan santai menelusuri jalanan, udaranya benar-benar sejuk. Langitpun masih belum berterik. Segalanya damai, alam dan perasaan. Beberapa saat, kami sampai. Aku berhambur keluar dari mobil setelah mobil berhenti. Gus Rizal memarkirkan mobilnya, setelah itu menyusulku.
"Ayo..."
Hap!
Gus Rizal menggandeng tanganku sembari berjalan. Jantungku sudah mulai riuh, keringat dingin menjalar.
![](https://img.wattpad.com/cover/209213810-288-k264546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATSNA
RomanceTentang cinta seorang madu yang dengan diamnya hanya menuai berbagai luka.. Tentang cinta yang harus berpijak di atas cinta yang kian merana ikut melara dalam takdir yang memaksa..