pertanggung jawaban cinta

3.7K 203 1
                                    

Fiha pov

  Aku menjalani hari dengan banyak menyimpan dan menahan. Setelah hari itu aku memilih pulang ke Solo 1 minggu untuk sekedar menenangkan pikiran dan terus memotivasi diri sendiri bahwa Allah selalu bersama hamba-nya. Memahami Bagaimana Allah telah begitu banyak melimpahkan kenikmatan padaku. Untuk mengingatkan agar tetap tabah tak mudah, aku hanya orang biasa yang pasti merasa kurang dengan apa yang ada.

  Berulangkali Mbah Putri menceramahiku dengan titahnya yang memotivasi ku. Mungkin aku tidak pernah menceritakan Petala hatiku tapi Mbah Putri cukup memahami dengan pasang surutnya perasaanku.

  Sekarang, di sini. Di pondok kebanggaan aku duduk di serambi masjid dengan laptop di pangkuanku. Sebentar lagi aku harus pergi ke rumah sakit, jadwal sudah disusun untuk 1 bulan ke depan. Tapi yang namanya jadwal masih bisa dirombak Apabila ada keadaan darurat, beberapa saat ada pesan masuk di handphoneku.

Dr aditya
Assalamu'alaikum..

Fiha
Wa'alaikumsalam..ada apa dok,ada yang bisa saya bantu?

Dr aditya
Apa kamu bisa datang sekarang?saya butuh bantuan kamu..sebentar lagi ada operasi mendadak

Fiha
Baiklah,saya akan kesan secepatnya.

  Setelah mengirimnya pada dokter Aditya, aku langsung beranjak dari tempatku. Aku menghampiri motor Beat ku yang  berada di depan masjid. Aku menegakkan motorku baru kemudian aku melangkah naik. Tanpa alih-alih lagi akupun menjalankan motor setelah mesin dinyalakan.

  Dokter Aditya tak mengatakan kasusnya apa, di sana Aku akan kebingungan. Tapi tenang, dia dokter yang cukup profesional.

  Aku menelusuri jalan perkotaan dengan menikmati hiruk pikuknya jalanan. Kisaran di jalan beberapa gedung-gedung besar menjulang tinggi titik inilah Kota Surabaya yang nampaknya sempat dilambungkan oleh Bu Risma sang walikota.

  Beberapa saat, aku sampai di rumah sakit. Aku memarkirkan motor sebentar setelah itu aku masuk. Aku langsung menuju ruang dokter Aditya.

"assalamu'alaikum.."
Ucapku di depan pintu ruangannya.

"wa'alaikumsalam..masuk!"

Mendengar perintahnya agar aku masuk, akupun mendorong pintu, dan sukses selalu terbuka lebar.

"Bagaimana kamu sudah siap?"

Dokter Aditya langsung melemparkan pertanyaan setelah aku masuk

" Insya Allah tapi kasusnya apa Dok?"

" cangkok jantung "

"Apa? "

Aku memekik karena terkejut. Aku sedikit tidak yakin untuk jantung, Sebelumnya aku pernah menyelesaikan saat aku masih magang di rumah sakit Medika Jakarta tapi itupun banyak kendala.

" Tenang jangan pegang! Menurut diagnosa pasien cukup kuat daya tahan tubuhnya tapi meski begitu kemungkinan berhasil hanya 40%"

Aku hanya mengangguk mendengar penjelasannya.

  Persiapan dimulai, untuk cangkok jantung kita tidak punya banyak waktu. Jika terlewat waktu kebanyakan pasien tidak akan selamat tapi umur seseorang Siapa yang tahu kau segalanya hanya dalam ketetapan Allah.

  Operasi dimulai, awalnya memang selalu menegangkan tapi di tengah perjalanan lamat-lamat Perasaan mulai terkontrol. Suster darah dengan cekatan mengganti kantong darah apabila sudah habis.

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

"alhamdulillah.."

Tutur Dr Aditya setelah keluar dari ruang operasi. Bernafas lega lah semua tim yang terlibat

MATSNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang