4. Salah Tuduh

3K 254 3
                                    

Hari ini dengan tidak beruntung Keysha harus menaiki bus saat pulang sekolah, karna Kelvin-kakanya itu harus rapat OSIS dan biasanya sangat lama.

Ini bukan pertama kalinya Keysha naik bus, tapi ini pertama kalinya Keysha naik bus sendiri! Biasanya dengan Kelvin atau teman-temannya.

Setelah menunggu sekitar 5 menit di halte bus, akhirnya bus yang mengarah ke tempat tinggalnyapun datang, Keysha melangkah gontai, lalu duduk di bangku paling belakang di dekat jendela.

Keysha merogoh tasnya, mengambil headset dan hp-nya, lalu langsung memasangkannya di kedua telinganya.

Setelahnya, Keysha mengalihkan perhatiannya ke arah luar jendela, Jakarta sangat tidak menarik, Keysha tidak tau kenapa orang sangat suka tinggal di ibu kota yang padat ini.

Debu halus membuatnya batuk dan suara kendaraan yang banyak membuat bising telinganya itulah kenapa setiap hari Keysha selalu membawa headset nya kemanapun dia pergi.

Lama terdiam, Keysha terkejut saat seseorang melepas headsetnya, ia menoleh kesampingnya dan mendapati cowok dengan jaket Hoodie menutupi seragam yang sama dengannya.

Keysha menghela nafas lega "kaget ya?" Tanya Gilang tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Keysha masih dengan wajah kesal.

"Ini angkutan umum siapa aja boleh ada di sini," jawab gilang.

Keysha mendengus tapi benar juga, inikan angkutan umum, siapa aja boleh naikkan?! Keysha mengedikan bahunya tidak peduli, lagian dia juga lagi males berpikir sekarang.

Keysha kembali melirik ke arah Gilang yang tidak berbicara lagi"lagu Lo bagus juga"ujar Gilang yang membuat Keysha langsung membuang tatapannya ke luar jendela.

Gilang terkekeh melihat tingkah Keysha "kalau mau liatin gue, bilang aja, nggak usah malu-malu,"

Dih pede gila!

"Males banget." balas Keysha acuh, tak lama setelah itu bus pun berhenti, Keysha menghela nafas lega lalu berdiri dari duduknya.

"Minggir." ucap Keysha jutek, Gilang berdiri lalu mengembalikan headset yang tadi dia ambil dari telinga Keysha.

Setelah turun dari bus, Keysha berjalan gontai menuju rumahnya yang berjarak sekitar 0,5 km dari halte bus.

Selama perjalanan Keysha merasa seperti ada yang mengikutinya, ia menoleh ke belakang takut-takut.

Itu Gilang.

Keysha menghentikan langkahnya, membuat Gilang ikut berhenti "Lo ngapain ngikutin gue?" Tanya Keysha lempeng.

"Siapa yang ngikutin Lo," elak gilang, Keysha memutar bola matanya malas.

"Terus ngapain Lo di sini?"

"Gue pengen ngambil motor gue di bengkel deket sini," jawab Gilang dengan nada datarnya.

Keysha mendengus sebal lalu kembali berjalan sembari menghentakkan kakinya "mana lagi rumah gue jauh banget," gerutunya sepanjang jalan.

Gilang yang melihatpun terkekeh, lalu mempercepat langkahnya berjalan di samping Keysha.

"Apa?" Tanya Keysha lempeng saat melihat wajah jenaka Gilang.

"Lo udah kayak nenek-nenek," ledek Gilang tanpa rasa bersalah.

"Bodo amat." balas Keysha tak peduli.

Tawa Gilang akhirnya pecah, sedangkan Keysha mengerucutkan bibirnya sebal.

Tak lama setelahnya, Keysha berhenti dan terduduk di aspal kompleks perumahannya, nafasnya memburu, Keysha menatap ke depan dengan tatapan kosong.

Gilang yang melihatpun terkejut, ia berjongkok di depan Keysha "Lo kenapa?" Tanya Gilang sedikit khwatir.

Keysha meringis "gue..capek" lirih Keysha dengan wajah pucat.

Gilang menaikan sebelah alisnya bingung "Lo sakit?" Tanyanya lagi.

Namun, bukannya menjawab badan Keysha malah ambruk dan hampir jatuh ke aspal kalau saja Gilang kurang cepat memegang bahu gadis mungil itu.

Gilang menggoyang-goyangkan bahu Keysha agar Keysha tetap terjaga sembari memanggil-manggil nama gadis itu.

"Kepala gue pusing..."lirih Keysha tanpa tenaga, Gilang mengangguk.

"Naik ke punggung gue" titah Gilang, Keysha menurut dan beringsut naik ke atas punggung Gilang tanpa menolak.

"Bisa-bisanya Lo pingsan di tengah jalan" ucap Gilang tidak habis pikir.

"Rumah gue terlalu jauh.." balas Keysha lirih, matanya terpejam, tangannya ia kalungkan di leher Gilang.

Gilang menganga "Lo jalan baru berapa langkah," ucapnya tak habis fikir.

Keysha membuka matanya perlahan, dan meletakan dagunya di bahu cowok jangkung tersebut "salahin rumahnya kenapa jauh," ucap Keysha tak mau kalah.

Gilang tersenyum segaris "lo nya aja yang lemah,"

Keysha menggeleng pelan "gue nggak pernah jalan kaki, makanya sekali jalan gue langsung kayak tadi,"

Gilang mengangguk mengiyakan "kalau gitu Lo harus jalan terus biar terbiasa,"

"Males, gue jalan juga karna terpaksa abang gue lagi ada rapat," Gilang sedikit terkejut.

"Lo punya Abang?" Tanya Gilang.

Keysha mengangguk "punya tapi lebih mirip ibu tiri," Gilang terkekeh.

"Kenapa?"

"Suka marah-marah, gue tidur dimarahin, gue pergi dimarahin, gue diem di marahin," kesal Keysha.

Gilang tertawa geli "eh itu rumah gue, yang pagar item," tunjuk Keysha pada salah satu rumah yang berderet di depan mereka.

Gilang mengedarkan pandangannya lalu mengernyit "yang mana? Semuanya pagar hitam,"

Keysha terkekeh "sorry-sorry maksudnya yang pagar item ada bunga kejora di depannya,"

Gilang mendengus, tak habis pikir dengan cewek yang sekarang ia gendong ini.

Keysha menepuk-nepuk punggung Gilang pelan "gue udah bisa jalan kok,"

"Dari tadi kek."jawab Gilang, Keysha cemberut lalu membuka pintu pagar yang tidak digembok itu.

"Makasih udah nolongin gue tadi," kali ini tidak ada nada jutek dalam kalimat Keysha, sedangkan Gilang hanya mengangguk sebagai balasan.

"Lo pulangnya gimana?" Tanya keysha

Gilang tersenyum kecil "motor gue di bengkel sana" ucapnya sembari menunjuk bengkel yang berada tidak jauh di sana.

Keysha menggaruk kepalanya yg tidak gatal "jadi Lo beneran mau ngambil motor?" Cicit Keysha, Gilang yang mendengarnya pun hanya mengedikan bahu.

***

Hai gaise.....

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya yang amatiran ini, jangan lupa tinggalkan jejak😊😊

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang