"gimana Lang?" Tanya seseorang saat Gilang mendudukkan dirinya di kursi kayu panjang yang disediakan warung makan kecil di sebrang sekolahnya dulu. SMA merah putih, sekolah yang terkenal dengan muridnya yang pembuat onar.
"Apanya?" Tanya Gilang tidak mengerti.
"Sekolah baru Lo" Gilang berfikir sebentar lalu mengedikkan bahunya.
"Sedikit berbeda" jawab Gilang singkat.
"Apanya yang beda?" Lagi, laki-laki dengan dasi yang diikat di kepala kembali bertanya Sembari menatap Gilang penasaran.
"Kepo Lo Danu" laki-laki yang dipanggil Danu tersebut mendengus sebal.
"Gue udah serius gini njir"kesal danu.
"Ada cewek cantik nggak di sana?" sahut seseorang yang tadi hanya menyimak sambil memakan gorengan di belakang Danu.
Gilang mengangguk"cantik semua" kedua temannya itu melotot ke arah gilang.
"Serius Lang?"
Gilang mengangguk"kecuali yang cowok, kalo cowok kan ganteng" ucapnya, kedua temannya menghela nafas kesal.
"Begonya belum ilang ternyata Gus" ucap Danu, bagus mengangguk setuju lalu menatap Gilang sinis.
"Bangor pisan si Gilang teh" bagus menggeleng pelan sok berbahasa Sunda.
Gilang terkekeh"sekolah apa kabar?" Tanyanya sembari menunjuk sekolah di depan dengan dagunya.
Danu berfikir sebentar mengingat-ngingat apa yang terjadi di sekolahnya akhir-akhir ini sedangkan bagus ikut menyimak Danu dengan wajah sok serius.
"Oh iya!" Danu menjentikkan jarinya.
"Si salsa nyariin Lo tuh, sampe gila gue setiap hari didatengin sama tu cewek, untung cantik walaupun bego" lanjut Danu. bagus terbahak sembari menepuk-nepuk bahu Danu.
"Bener tu Lang, kita ni berdua di datengin Mulu sama dia, teriak-teriak nggak jelas lagi, sampai ni kuping berdenging"tambah bagus Sembari menunjuk telinganya.
Gilang terkekeh "trus sekarang gimana?"
"Ya nggak gimana-gimana, masih aja kayak orang kesurupan, dia nggak ke rumah Lo?" Gilang menggeleng, Danu menghela nafas.
"Pasti dia takut dimarahin lu kayak yang udah-udah" ucap Danu yang di angguki bagus.
"Gini ya Lang, walaupun si salsa bawel kayak Mak lampir tetep aja manis kalau sama Lo, apa lagi yang ada sangkutannya sama Lo behhh" bagus menjeda kalimatnya.
"Udah kayak anak anjing. Nurut banget"lanjut bagus yang membuat Gilang dan Danu terbahak.
"Tapi gue nggak suka sama dia" ucap Gilang yang membuat kedua temannya langsung terdiam.
***
"Bang!!"
Keysha berlari hingga nafasnya terengah mengejar Kelvin di sepanjang lorong sekolah hingga membuat beberapa yang melihat Keysha menatap Keysha dengan tatapan bangga.
"Keysha akhirnya Lo olahraga juga" teriak salah satu siswa yang tengah duduk di kursi panjang yang disediakan di koridor.
"Wahh Lo lari key?"
"Keysha akhirnya Lo bergerak"
"Itu si Keysha yang lembek kayak yuppy?"
"Keysha lari gila!"
Dan banyak lagi teriakan-teriakan takjub dari murid yang sekedar berpapasan dengan Keysha di koridor, sedangkan Keysha tidak mengubris karna sibuk mengejar Kelvin yang terus menghindarinya.
"Woyy bang! Berhenti Lo!" Teriak Keysha yang menggema di penjuru koridor sekolah.
"KELVIN!! Mati ni gue!" Lagi Keysha teriak, masih sekuat tenaga berlari mengejar kakaknya itu.
"Mati aja Sono, udah capek gue ngurusin Lo!" Balas Kelvin tak kalah keras.
Keysha berhenti di salah satu bangku koridor karna tidak kuat lagi"Tega Lo Kelvin! Gue bocorin ni aib Lo ke seluruh angkatan Lo!" Ancamnya yang membuat Kelvin langsung berhenti dan berbalik menghampiri Keysha.
Dari tadi kek
"Aib apaan? awas aja Lo macem- macem" Kelvin menatap keysha antisipasi, Keysha berusaha mengatur nafasnya yang sungguh membuat dada Keysha sesak.
Kelvin yang melihat, duduk di sebelah adiknya itu dan menepuk-nepuk punggung Keysha pelan"makanya jangan lari-lari, udah tau lembek"
Keysha menatap Kelvin sinis" Lo juga ngapain lari, gue cuma mau minta uang jajan doang"
"Ya Lo minta uang jajan Mulu sama gue, uang jajan Lo mana? Udah di kasih jatah satu-satu masih aja mintak sama gue, emang gue bapak Lo apa?!" Keysha memukul kepala Kelvin kuat, sepertinya otak Kelvin akhir-akhir ini sedikit bergeser.
Kelvin meringis lalu menatap Keysha berkilat marah"berani Lo mukul gue, untung Lo cewek, adek gue lagi, kalau bukan udah gue kubur Lo hidup-hidup"
"Berisik Lo, gara-gara Lo gue hampir mati sesak nafas" kesal Keysha, keringat dingin mengucur di dahi dan punggungnya, membuat kepalanya sedikit pusing karna keysha memang jarang bergerak apalagi berlari.
Kalau bukan karna uang jajan, Keysha tidak akan pernah mau berlari kencang seperti yang sudah dia lakukan barusan, karna itu sangat melelahkan.
Keysha membuka kedua telapak tangannya di depan wajah Kelvin" bang, kasih Keysha dikit aja, buat jajan. nanti dibalikin deh"
Kelvin berdecih"gak percaya gue sama Lo" Keysha berdecak lalu memasang wajah memelas.
"Bang... Gue janji bakal balikin dua kali lipat deh"lagi Keysha mencoba sekuat tenaganya, demi uang jajan apa yang tidak:v
Kelvin menyipitkan matanya mencari kebohongan di mata adikinya ini, namun sayangnya Kelvin tidak punya keahlian dalam menebak pikiran orang jadi dia iyakan saja.
"Tapi bener ya dua.kali.lipat" ucap Kelvin sembari mengeja kalimat'dua kali lipat'
Keysha mengangguk mantap, setelahnya dengan penuh keterpaksaan Kelvin memberikan uang lima puluh ribu rupiah untuk Keysha.
Keysha tersenyum senang"dari tadi kek"ucapnya lalu mencubit pipi abangnya itu penuh dendam yang membuat Kelvin berdecak sebal.
"Najis" umpat Kelvin, Keysha hanya tersenyum tanpa memperdulika Kelvin, bodo amat yang penting Keysha sudah dapat uang tambahan untuk membeli novel baru.
"Keysha!!" Pekik anya dan Dila yang membuat Keysha dan Kelvin serentak mengalihkan perhatiannya pada dua gadis yang baru saja menghampirinya dengan nafas terengah.
"Kenapa?" Tanya Keysha
"Itu si Gilang Sama Aldi" kalimat Anya terhenti karna nafasnya yang tidak beraturan.
"Mereka berantem" Ucap dila melanjutkan.
***
Hai gaisee....
Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya, jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊
Maaf masih terdapat banyak typo, karna tidak ada revisi sebelum di publish🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGER [COMPLETED✓]
Teen Fiction[SELESAI] • Follow dulu sebelum baca ya Keysha Kanadya gadis dengan seribu kemalasan, rebahan adalah kebahagiaan, sekolah adalah neraka untuknya. Teman-temannyapun tak jarang memberi kata-kata motivasi agar Keysha pergi dari zona nyamannya tapi sem...