26. baikan

1.2K 113 4
                                    

____

"A-aldi?"ucap Keysha terbata, dia terkejut untuk beberapa alasan.

"Sejak kapan lo ngomongnya terbata bata kayak gitu" sindir Aldi, bermaksud untuk mencairkan suasana.

Keysha mendengus, tak urung bibirnya membentuk lengkungan sabit"apaansih Lo" balsanya, Aldi terkekeh lalu mengulurkan tangannya.

"Boleh ikut gue bentar? ada yang pengen gue omongin" Keysha mengernyit menatap Aldi bingung sekaligus was-was tentang apa yang akan Aldi bicarakan padanya.

"Boleh?" Sekali lagi Aldi bersuara karna tidak mendapat respon dari Keysha, Keysha tersentak lalu mengangguk dan meraih tangan Aldi beranjak dari tempat duduknya.

Keysha mengikuti langkah Aldi dengan tangan yang masih saling bertautan, mereka berjalan menjauhi area perkemahan ke tempat yang lebih sepi.

Keysha masih bingung, masih menebak-nebak apa yang akan dibicarakan cowok jangkung di depannya ini.

Tak lama, Aldi menghentikan langkahnya yang membuat Keysha juga ikut menghentikan langkahnya.

Aldi duduk di atas rerumputan hijau yang terlihat gelap itu, mau tak mau Keysha ikut duduk di samping Aldi memandangi kerlap-kerlip lampu penduduk yang terlihat seperti bintang di bawah sana.

"Jadi orang sibuk itu nggak enak ya" Aldi membuka suara setelah keheningan menguasai mereka.

Keysha menoleh menatap Aldi dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.

"Sampai waktu buat ngejar satu orang yang dari dulu gue suka jadi nggak ada" Aldi menatap Keysha, ia tersenyum melihat wajah Keysha yang menatapnya dengan ekspresi yang sama seperti setiap kali mereka bertatapan.

"Iya, waktu gue cuma digunain buat ngejar impian padahal impian yang lebih gue pengen ya bisa sama orang yang gue suka" Aldi kembali menatap fokus ke depannya.

"Kalau aja dari dulu gue lebih berani" keysha hanya diam mendengarkan, menunggu Aldi menyelesaikan semua perkataannya hingga saatnya waktu Keysha yang berbicara.

"Maafin gue ya key, kejadian waktu itu..gue sadar kalau gue nggak berhak buat marah sama Lo soal kejadian waktu itu. Gue juga bingung kenapa gue jadi cowok yang kekanak-kanakan, padahal di OSIS gue di suruh harus berpikir keritis soal apapun itu"Aldi terlekeh.

"Gue sadar semuanya salah gue, harusnya dari dulu gue bilang kalau gue suka sama Lo, gue harusnya kejar lo, perjuangin Lo tapi gue malah jadi cowok pengecut yang takut kalau Lo nolak gue" Aldi tertawa sumbang, memikirkan kebodohannya selama ini.

Bugh

Keysha memukul bahu Aldi sekuat tenaga, yang membuat Aldi meringis, dia menoleh kearah Keysha yang sudah membuang wajahnya ke arah lain.

"Lo bego, gue nggak tau Lo ngomong apa dari tadi" balas Keysha dengan nada kesal.

Aldi terkekeh sumbang terlihat jelas bahwa ia sedang menahan sesuatu "maaf.. gue juga nggak tau dari tadi gue ngomong apaan"

Keysha menoleh dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya "Lo...kenapa?..." lirihnya pelan.

Aldi terkejut saat mengetahui Keysha yang menangis, rasa bersalahnya kian besar, dia memutar badannya agar berhadapan dengan Keysha. Menyentuh dagu gadis bersweeter itu, menuntunnya agar mereka saling bertatapan.

Aldi tersenyum melihat pelupuk mata Keysha yang penuh dengan cairan bening "sorry.." Keysha masih menunduk enggan untuk menatap mata Aldi.

"Harusnya...Lo nggak usah suka sama gue Al.." Keysha menghapus air matanya lalu tersenyum kecil ke arah Aldi, dia terharu atas semua yang Aldi ucapkan padanya, dari nadanya Keysha bisa menilai sekuat apa Aldi menahan perasaanya.

"Tentang waktu itu, gue juga nggak terlalu mikirin kok, Lo kan tau gue bukan orang yang suka mikir" Aldi mengangguk.

"Gue tau, Lo orang paling malas sedunia" balas Aldi lalu mengusap puncak kepala Keysha pelan.

Keysha mencebilkan bibirnya "Gue nggak malas cuma mager aja"

Keduanya terkekeh ringan, semuanya sudah jelas bukan, Aldi memang menyukai Keysha tapi dia sadar kalau  rasa sukanya saja tidak cukup untuk membuat Keysha balik menyukainya.

Apalagi Aldi menyembunyikan perasaannya hanya untuknya saja dan pada akhirnya ketika Lo menyukai seseorang, harusnya Lo bilang dan kejar, masalah konsekuensi? bukannya setiap apapun yang kita lakukan selalu ada konsekuensinya?

***

Cowok dengan jaket Hoodie berwarna hitam kini tengah bersender di bawah pohon dengan berbagai macam pikiran.

Gilang mengusap wajahnya kasar, ntah sudah berapa kali dia melakukan itu, sejak saat di mana dia melihat keysha yang pergi bersama Aldi hingga berakhir di tempat ini dengan kedua pasang manusia yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.

Sejak tadi Gilang hanya diam, mencuri dengar apa yang sedang keduanya itu bicarakan, tapi percuma pendengaran Gilang tidak bisa menangkap apapun.

Tapi kakinya enggan untuk pergi, dia masih ingin melihat walau pada akhirnya berakhir dengan kesal dan emosi yang naik turun.

Kakinya benar-benar tidak tahan untuk diam saja, dia ingin sekali menghampiri kedua manusia berbeda genre di depannya itu lalu membawa Keysha pergi jauh dari si cowok drama itu.

Namun..Gilang tidak bisa.. cukup sekali Gilang membuat kerusuhan, cukup dilapangan waktu itu. Dia tidak ingin Keyshanya sampai berakhir seperti beberapa Minggu yang lalu.

Keysha gue? Lo bahkan nggak tau apa yang sedang mereka berdua omongin disana, Lo gila Lang...

Gilang tersenyum kecut, lalu berbalik arah, melangkah meninggalkan tempat persembunyiannya itu walaupun masih terlihat ragu.

Sepanjang jalan Gilang hanya memikirkan apa yang Keysha dan Aldi bicarakan, sesekali ia akan menendang ranting dan batu yang ia lewati untuk melampiaskan rasa kesalnya.

Sadar atau enggak Gilang memang sudah jauh terperangkap di dalam dunia Keysha, buktinya rasa ingin memiliki itu sudah ada dan Gilang masih menolak untuk sadar.

***

Hai gaisee....

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya, jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊

typo bertebaran, karna tidak ada revisi sebelum di publish, harap maklum🙏

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang