58. dukacita

985 90 2
                                    

_____

Setelah mengumpulkan uang sumbangan, perwakilan dari anak OSIS bersiap untuk berangkat bersama dengan beberapa guru serta seluruh murid dari kelas 11 Mipa4.

Keysha bersama ketiga temannya dan juga Aldi ikut bersama mobil Kelvin sedangkan yang lainnya mengendarai motor atau mobil masing masing.

Selama perjalanan Keysha tidak berhenti merapalkan doa dan bergerak gelisah membuat Kelvin yang menyetir menghela nafas, dia tahu Keysha pasti sangat sedih sekarang.

"Tadi yang ngumumin itu kak Kelvin ya?" Tanya Caca membuka suara.

Kelvin mengangguk "iya soalnya tadi kebetulan gue ada di ruang guru pas guru dapat telvon dari orang tua Gilang"

"Orang tua Gilang?" Sahut Anya mengernyit bingung.

"Iya, mereka telat ngasih tahu karena ibunya Gilang baru datang dari Bandung katanya"jelas Kelvin yang membuat ketiga orang di sana semakin mengernyit.

"Gue kira Gilang cuma punya nenek?" Caca dan Anya saling menatap bingung. Lalu beralih menatap Dila yang membuat Dila refleks menggeleng.

"Gue juga nggak tahu" jawab Dila lalu semuanya kembali hening.

Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya mereka sampai, Kelvin memarkirkan mobilnya sekitar dua meter dari rumah Gilang karena di sana sudah sangat ramai, bendera kuning sudah terpasang, orang berlalu lalang keluar dan masuk, karangan bunga berjejer di sisi kiri dan kanan jalan.

Banyak murid dari SMA merah putih yang juga datang bersama seperti mereka, Keysha mengenal beberapa dari mereka seperti teman teman Gilang dan cewek yang menangis di pelukan temannya yang tengah duduk di teras rumah Gilang, dia yakin sekali itu pasti Salsa.

Keysha dengan kakinya yang sedikit gementar berusaha untuk baik baik saja, dan berjalan mengikuti Kelvin dan juga Aldi yang berada di depan sedangkan ketiga sahabatnya berjalan bersisian dengannya.

Semua murid dari SMA Nusantara berkumpul dan beriringan masuk ke rumah duka, air mata Keysha tidak bisa dibendung saat kakinya menginjak teras rumah Gilang.

"Sabar key"bisik Caca yang juga tidak bisa menahan tangisnya.

Anya serta Dila berusaha menenangkan keduanya dengan cara mengusap punggung sahabatnya itu.

Seluruh dari mereka tidak semuanya masuk, hanya ketua dan juga wakil OSIS yang masuk kedalam serta guru guru sedangkan yang lainnya hanya menunggu di luar.

Keysha yang menolak untuk menunggu diluar masuk tanpa meminta persetujuan dari guru dan juga anggota OSIS, ketiga sahabatnya pun tidak bisa mencegah, memilih menyerah dan membiarkan Keysha masuk.

Dengan langkah pelan, Keysha masuk ke dalam rumah, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan menemukan Gilang yang tengah bersandar di dinding dekat TV sembari menatap ke arah neneknya yang sudah terbaring kaku dengan tatapan kosong.

Keysha semakin terisak, ia berjalan mendekati nenek yang terbaring dan duduk disana sebentar, menatap nenek lekat sembari berdoa dalam hati, Keysha mengusap tangan nenek yang terlipat di atas perutnya sebentar.

Seseorang yang duduk di sampingnya membuat Keysha menoleh dan menemukan seseorang wanita paruh baya dengan baju serba hitam serta kerudung hitam, tengah menangis sembari menatap nenek sama sepertinya tadi.

Melihat itu, Keysha memilih mundur dan menghampiri Gilang, ia duduk di samping Gilang, menatapnya lekat, bahkan Gilang tidak menyadari jika dia duduk disampingnya.

"Gilang"panggil Keysha dengan suara serak, dia meraih tangan Gilang dan menggenggamnya.

Gilang menoleh ke arah Keysha, ia tersenyum segaris, mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Keysha dengan ibu jarinya.

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang