_________
Pagi ini Keysha pergi sekolah dengan malas-malasan, sarapan pagi terasa berbeda sekarang, cuma bertiga tanpa wanita yang bahkan sebut namanya saja Keysha tidak mau.
Ridwan tidak berbicara apapun, ruang makan rasanya sepi, Keysha bingung dengan sikap Ridwan, bisanya Ridwan akan mengomel, apalagi masalah kemarin yang sangat serius.
Keysha menghela nafas, menatap mobil Ridwan yang sudah lebih dulu melaju, tepukan dibahunya membuat Keysha terkesiap.
"Kenapa lagi Lo?" Tanya Kelvin yang datang dari belakang.
Keysha hanya menggeleng yang membuat Kelvin mengusap rambutnya yang digerai lalu Kelvin merangkul keysha berjalan menuju ke mobil.
"Kalau misal Lo nyesel gara-gara kemaren, sana minta maaf" Kelvin membuka suara sesaat setelah ia duduk di bangku kemudi.
Keysha menoleh kesampingnya, menatap Kelvin yang mulai menjalankan mobilnya menjauh dari perkarangan rumahnya "nggak nyesel sama sekali"
"Tapi liatin papa segitunya"
"Ck! Dibilangin, lagian papa tu yang harusnya minta maaf, kemaren bentak gue segitunya cuma gara-gara tu cewek" dada Keysha naik turun, emosinya sedikit demi sedikit kembali muncul.
"Keysha! Omongan Lo tu dijaga sedikit bisa?!" Kelvin sedikit membentak, tidak suka dengan cara bicara Keysha.
"Kenapa? Omongan gue kasar? Itu konsekuensi buat dia bang! Keysha nggak suka dia"
"Nggak suka bukan berarti Lo bisa caci maki dia seenak jidat Lo, dia lebih tua dari Lo key, inget. Jangan sampai marah Lo bikin Lo kayak orang yang nggak pernah disekolahin, ngomong asal ceplos aja"
Keysha menegak ludahnya, melipat dua tangannya di depan dada"harusnya bang Kelvin belain Keysha"
"Iya kalau Lo bener, kalau Lo salah? Gak mungkin gue belain orang yang jelas-jelas salah" Kelvin berbicara santai, masih tetap fokus pada jalan di depannya.
"Jadi Keysha salah?" Kelvin mengangguk"kalau ngomong sama orang tua jangan gitu, mau semarah apapun Lo, jangan hilangin hormat sama yang lebih tua"
"Tapi lebih tua juga bukan berarti bisa buat seenaknya"
Kelvin menoleh sekilas pada Keysha "emang Tante Widya seenaknya?"
Keysha bungkam, ia memilih menatap keluar jendela, matanya perih, ingin menangis saja rasanya.
Lampu merah, Kelvin menghentikan mobilnya, mengulurkan tangannya mengusap kepala Keysha pelan" jangan terlalu di pikirin, belajar terima, anggep aja ini buat papa"
Seperti Kelvin, awalnya dia juga kecewa tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur,
Mau bagaimanapun dia menolak hasilnya akan sama saja.bahkan ini bukanlah persoalan yang harus di pusingkan karna Kelvin sudah melalui waktu yang lebih sulit dari ini, waktu yang memaksanya untuk menjadi dewasa, saat dimana ibunya meninggalkannya untuk selamanya.
Tidak ada jawaban dari Keysha, memilih diam, malas membahas masalah yang sama sekali tidak bisa Keysha lihat ujungnya.
***
"Nanti gue traktir Lo beli novel giamana?" Tawar Kelvin pada cewek mungil di rangkulannya.
Keysha mendongak tidak percaya lalu menggeleng, Kelvin menghela nafas kembali berfikir bagaimana cara mengembalikan mood Keysha.
Mereka berjalan menelusuri koridor, tumben sekali mereka mau berjalan bersama seperti ini, biasanya Keysha lebih dulu masuk atau sebaliknya. Apalagi dengan Kelvin yang merangkul Keysha, membuat beberapa siswa siswi yang berpapasan di koridor menatap mereka iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGER [COMPLETED✓]
Teen Fiction[SELESAI] • Follow dulu sebelum baca ya Keysha Kanadya gadis dengan seribu kemalasan, rebahan adalah kebahagiaan, sekolah adalah neraka untuknya. Teman-temannyapun tak jarang memberi kata-kata motivasi agar Keysha pergi dari zona nyamannya tapi sem...