43. love is true

1.1K 104 1
                                    

_______

"Thanks ya Lang udah mau nganterin gue balik" ucap Caca saat kakinya menyentuh aspal di depan rumahnya.

Gilang yang masih setia bertengger di atas motornya pun membuka helm full face-nya lalu mengangguk "iya sama sama, gue balik"

"Bentar, inget yang gue bilang tadi, Lo harus maafin dia, gue tau dia sebenernya suka sama Lo Lang" 

Gilang menaikan sebelah alisnya, tidak mengerti maksud dari perkataan Caca barusan, melihat Gilang yang bingung membuat Caca menghela nafas.

"Nggak usah di mengerti, cukup turutin omongan gue tadi" Caca berusaha menyakinkan Gilang.

Mengingat apa yang tadi Caca bicarakan padanya selama di parkiran dan juga perjalanan pulang membuat Gilang hanya mengangguk.

"Yaudah, gue pamit" Gilang menancap gas tanpa menunggu jawaban dari Caca.

Dengan pikiran yang bercabang, Gilang menarik gasnya hingga full, tidak peduli dengan jalanan yang ramai ataupun orang orang yang mengkleksonnya tanda protes akan Gilang yang berjalan sebarangan.

Perkataan Caca cukup membuatnya berfikir banyak, apalagi Ini mengenai Keysha.

"Percaya sama gue, cinta Lo nggak bertepuk sebelah tangan Lang, Keysha juga suka sama Lo. Gue nggak pernah liat Keysha natap cowok sebegitu dalam, gue nggak pernah liat Keysha cemas karena seseorang, gue nggak pernah liat keysha dengan senang hati ada cowok yang ganggu dia dan yang paling penting, gue perhatiin Keysha sekarang udah banyak berubah dan itu karna Lo, gue tau kok pas persami Lo yang bujuk Keysha supaya ikut kan? "

Mendengar penjelasan Caca yang sangat panjang membuat Gilang terdiam bahkan saat Caca melemparkan pertanyaan padanya, satu yang Gilang pikirkan, dia benar benar akan menyerah atau mengulang hal yang belum tentu akan berakhir bahagia. Bisa jadi berakhir seperti sebelumnya.

Caca bercerita banyak tentang keysha, bahkan Caca dengan terang terangan membujuk Gilang agar cepat memaafkan Keysha padahal dirinya sendiri masih belum berbaikan dengan Keysha.

Dan Gilang tidak tahu dari mana Caca bisa mengetahui kalau dirinya dan Keysha sedang dalam mode tidak akur, tidak mungkin Keysha dan teman-teman nya yang bercerita karena dia tahu kalau Caca dan ketiga sahabatnya itu sedang ada masalah juga.

Gilang menghentikan motornya saat lampu merah memaksanya untuk berhenti, menempatkan motornya di belakang zebra cross.

Menghela nafas panjang adalah pilihan yang tepat untuk sekarang, Gilang menatap fokus ke depan, sesekali melirik lampu merah di atas dengan pikiran yang masih berkecamuk.

Motor besar itu kembali melaju saat lampu rambu lalu lintas berubah menjadi hijau, Gilang melajukan motornya menuju rumah sakit di mana nenek masih di rawat di sana.

Memikirkan tentang perkataan Keysha yang mengatakan bahwa dirinya tidak penting dalam hidupnya saja membuat Gilang segalau ini, apalagi lebih dari itu.

Gilang sudah benar benar jatuh.

***

Kejelasan tentang hujan adalah kiriman semesta saat dirinya tidak punya teman untuk menangis, itu sama sekali tidak pasti.

Keysha menutup buku novel yang ia baca dengan kasar lalu beringsut turun dari ranjangnya dan berjalan menuju jendela kamarnya yang terbuka, membuat percikan air yang beradu dengan lantai balkonnya masuk ke dalam.

Hujan sangat lebat, bahkan angin kencang membuat tubuh Keysha berdesir karna dingin, Keysha memandangi langit kelabu itu sejenak lalu beralih menutup jendela kamarnya, memperbaiki gorden lalu kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang nya yang nyaman.

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang