24. sungai

1.2K 121 4
                                    

______

Hari ini adalah hari kedua murid SMA Nusantara menghabiskan waktunya di puncak.

Setelah membangunkan para siswa siswi di pagi buta, panitia langsung memberi arahan kepada para siswa untuk pergi membasuh muka di mata air yang tidak jauh dari tempat mereka berkemah lalu setelahnya sarapan pagi dan mulai beraktivitas.

Para siswa siswi di bagi menjadi beberapa kelompok dengan dua orang panitia yang akan membimbing di setiap kelompok.

Mereka berkeliling puncak, mengamati tanaman teh yang terbentang luas di sana, kebetulan kebun teh itu sedang dalam masa panen jadi banyak para pekerja yang memetik teh untuk ditanya.

Setelah berkeliling kebun teh, mereka di biarkan untuk berpencar dan melihat-lihat di sekitar perkebunan dengan sebuah buku catatan.

Keysha mengatur nafasnya, berjalan seperti ini saja dia sudah sangat lelah, untungnya pemandangan yang indah di sekitarnya dapat sedikit menghilangkan rasa lelahnya.

"Key? Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Dila cemas, Anya dan caca ikut menatap Keysha.

"Gue capek..."lirih Keysha di sela nafasnya yang terlihat tidak beraturan.

Semua murid sudah berpencar dan mereka bertiga masih di tempat di mana panitia memberi arahan tadi.

"Kalau Lo nggak kuat bilang ya" kali ini Anya yang berbicara, ikut cemas saat melihat Keysha yang berkeringat banyak dan juga pucat.

Caca memutar bola matanya"baru jalan bentar aja udah capek, gimana kalau di suruh lari" Keysha mengernyit, bingung dengan sikap temannya itu, semenjak di dalam bus waktu itu sikap Caca jadi aneh.

"Caca...Lo taukan Keysha gimana? Dari dulu dia emang lemah fisik"Anya berujar lembut, namun Caca tersenyum sinis.

"Makanya badan dilatih bukannya di manjain, udah malas jadi tambah malas!" Ucap Caca sarkas, setelahnya meninggalkan mereka bertiga dengan Dila dan Anya yang menganga.

Kernyitan di dahi Keysha semakin jelas" dia kenapa?" Tanyanya pada Dila dan Anya.

Keduanya menggeleng serentak"lagi pms kali" celetuk Dila.

Anya menyikut lengan Dila"ck! Nggak boleh gitu, kayaknya dia lagi ada masalah deh, soalnya dari tadi sensitif terus"

"Tapi, sensitifnya sama si Keysha doang" Anya melotot ke arah Dila yang membuat Dila langsung menutup mulutnya rapat dengan wajah cemberut.

Keysha hanya diam, dia tidak terlalu peduli, Caca bukannya pertama kali seperti ini, dulu dia juga sering, Keysha tahu Caca pasti kesal padanya. Dan dia tinggal menunggu emosi itu reda, setelahnya Caca pasti akan kembali.

"Key–"

"Sorry ya Dil pas di bus Lo jadi duduk sama si Ibnu gara-gara gue" Keysha memotong ucapan Dila sebelum dia selesai berbicara.

Kemarin Keysha tidak sempat mengucapkan permintaan maafnya untuk Dila karna banyaknya kegiatan.

Dila mengangguk, suasananya jadi tidak enak"santai aja, gue nggak ngerasa terbebani kok, Lo tenang aja" ucap Dila berusaha mencairkan suasana.

"Key, Lo emang beneran pacaran ya sama Gilang?" Tanya Anya tiba-tiba.

Sebenarnya sejak saat dimana mereka   mendapat hasil sidang dadakan pada saat di perpustakaan waktu itu Anya tidak terlalu menganggapnya serius.

Dia juga tau bagaimana Keysha, Keysha tipe orang yang susuah percaya pada orang lain, apalagi cowok. Keysha juga pernah bilang kalau dia belum memikirkan tentang pacaran atau sejenisnya sampai lulus kuliah nanti.

"Ekhem!" Suara deheman seseorang membuat mulut Keysha yang tadinya terbuka kembali tertutup.

"Gilang? Ngapain Lo di sini?" Tanya Keysha sedikit terkejut, begitupun dengan kedua sahabatnya, pasalnya mereka tidak satu kelompok dan Keysha yakit kelompok Gilang berada jauh dari tempatnya sekarang.

"Ikut gue" ucapnya lalu tanpa aba-aba menarik tangan Keysha hingga terpaksa mengikuti langkah besarnya.

Anya dan Dila saling memandang" kita gimana?" Tanya Anya cemberut.

Dila merangkul Anya"sabar, makanya cari pacar"ucapnya meledek.

"Lo juga!"

"Gue mah entar aja, nunggu jodoh gue yang datang sendiri" Anya metap Dila sinis.

"Sampai kapan? Sampai ikan punya kaki?" Sewot Anya, Dila terbahak lalu mulai melangkahkan kakinya diikuti oleh Anya di rangkulannya.

***

"Kita mau kemana sih Gilang?"

Ntah sudah yang keberapa kali Keysha melontarkan pertanyaan itu, sepanjang perjalanan membelah kebun teh yang luas itu, Gilang tidak berbicara, ia terus menggenggam tangan kecil Keysha menariknya ntah kemana.

Hingga saat Gilang menghentikan langkahnya di sebuah sungai kecil yang jernih dan banyak bebatuan besar di pinggir maupun di tengah-tengah sungai.

Keysha mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tampak sangat indah dan juga sejuk"ini..."Keysha tidak tahu harus berkata apa lagi, ia terlalu takjub dengan pemandangan yang ada di depannya itu.

Gilang tersenyum tanpa mengalihkan perhatiannya dari wajah takjub Keysha, Gilang mengerti, karna Keysha sangat jarang bahkan hampir tidak pernah pergi ke tempat-tempat seperti ini.

"Gimana? Lo suka?" Tanya Gilang.

Keysha mengangguk lalu beralih menatap Gilang yang membuat cowok dengan wajah tegas itu langsung membuang wajahnya ke depan.

"Bagus, Lo tau dari mana tempat kayak gini?" ucapnya dengan antusias.

"Ini bukan pertama kalinya gue kesini" Keysha membulatkan bibirnya lalu mendudukan dirinya di sebuah batu besar di pinggir sungai tersebut.

Keysha menghirup udara sebanyak- banyaknya lalu menghembuskannya secara perlahan" kalau aja Jakarta punya tempat kayak gini" gumamnya pelan.

Gilang ikut duduk di samping Keysha, sudut bibirnya sedikit terangkat "Jakarta tempat cari uang bukan cari ketenangan" balasnya, Keysha menoleh, lalu tersenyum lebar, dia membenarkan ucapan Gilang barusan, Jakarta memang tempatnya orang mencari penghidupan bukan ketenangan.

"Iya sih, Jakarta berisik, banyak debu"  Keysha kembali mengedarkan pandangannya menikmati suasana asri dan juga udara sejuk di sekitarnya.

Gilang terkekeh lalu mengangguk setuju"tapi gue berterimakasih sama Jakarta"

Keysha menoleh kembali dengan kernyitan di dahinya"kenapa?" Tanyanya penasaran.

"Karena disana gue bisa ketemu sama Lo" jawab Gilang tanpa menoleh ke arah Keysha.

Keysha yang mendengarpun membuang wajahnya ke arah lain, jantungnya seketika berpacu dua kali lebih cepat dari normalnya,wajahnya terasa panas dan dia tidak tahu harus berkata apa, lidahnya tiba-tiba kelu.

Gue nggak punya riwayat penyakit jantungkan?

***

Hai gaisee....

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya, jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊

typo bertebaran, karna tidak ada revisi sebelum di publish, harap maklum🙏

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang