_____
Jika kalian berfikir bahwa setelah mengetahui fakta tentang Gilang yang akan pergi ke Australia, Keysha akan bersikap baik seperti gadis manis yang lembut, membiarkan Gilang pergi, membohongi dirinya sendiri dan berkata "yaudah nggak apa apa pergi aja, aku nggak apa apa kok" maaf tapi kalian salah besar.
Dari awal Keysha memang bukan orang yang baikkan, jelas keysha tidak suka dan memilih egois.
"Kenapa nggak tinggal sama mama kamu di Bandung?" Tanya Keysha yang saat ini masih membersihkan luka di sudut bibir Gilang dengan kapas yang sudah diberi alkohol.
"Kalau bisa milih, aku mau tetap di Jakarta key, sama kamu, aw!" Gilang mendesis saat Keysha dengan sengaja menekan lukanya.
"Serius!"Keysha mendelik lalu beralih mengambil pembalut luka yang ada di kotak obat.
"Itu serius Keysha" balas Gilang jengah, ia menatap mata Keysha yang kini tengah telaten memasangkan pembalut luka di sudut bibirnya.
"Selesai!" Seru keysha, ia menepukkan kedua telapak tangannya lalu beralih melipat tangannya di depan dada, menatap Gilang lekat "kenapa nggak bisa milih?"
Gilang mengedikan bahunya"kemaren papa sama istri barunya Dateng kerumah, terus malamnya mereka diskusi siapa yang bakal bawa aku dan mama dengan senang hati bilang kalau papa bisa bawa aku ke Australia dengan alasan kasian karena papa belum bisa punya anak, dan mama mohon mohon sama aku supaya aku ikut, terus aku bisa apa?"
Mendengar penjelasan panjang Gilang, bibir Keysha sontak melengkung, tidak habis pikir bagaimana bisa anak SMA seperti Gilang mengalami masalah berat seperti itu.
"Bener bener nggak bisa nolak ya?" Tanya Keysha lirih "emangnya kamu bisa hidup disana nanti? Bahasa Inggris aja kamu nggak bisa"
Gilang terkekeh, bahkan kemarahan yang sempat mengusainya saat mendengar perkataan ibunya, tiba tiba menguap entah kemana, Gilang semakin percaya bahwa Keysha adalah kekuatan maupun kelemahannya, obat dan juga racunnya.
"Aku juga nggak tahu"
Keysha ingin memukul Gilang lagi namun dia ingat sudah menampar Gilang tadi bahkan kedua belah pipinya sekaligus dan beralih tangannya menyentuh pipi Gilang.
"Buat ini aku nggak mau minta maaf" Keysha menatap Gilang dengan wajah tanpa ekspresi yang di balas anggukan oleh Gilang.
"Sakit nggak?"
"sedikit"
Keysha menggigit bibir bawahnya, mulutnya hampir kepleset ingin minta maaf "jadi gimana?"
"Apa?"
"Kamu beneran pergi?"
Gilang juga tidak tahu, apakah dia akan benar benar pergi ikut orang tuanya ke negara asing itu atau Gilang memilih kabur saja tapi bagaimana dengan mamanya jika Gilang kabur.
Helaan nafas berat, Gilang menggeleng, ingin sekali memeluk gadis di depannya ini jika saja Gilang tidak ingat sedang berada di mana membuatnya hanya bisa menatap mata kesyha yang saat ini binarnya redup entah menghilang karena mengantuk atau sedih.
"Udah jam sepuluh, aku pamit pulang" ucap Gilang tanpa memberikan jawaban untuk pertanyaan Keysha barusan.
Keysha langsung memegang ujung jaket Hoodie Gilang lalu menggeleng dengan wajah memohon.
"Kita ngomong lagi besok ya sayang, gimana?" Gilang berujar dengan suara lembut sembari mengelus puncuk kepala Keysha membuat pipi Keysha Sedikit memanas, bahkan panggilan 'sayang' yang Gilang lontarkan seakan membuat kupu kupu diperutnya berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGER [COMPLETED✓]
Novela Juvenil[SELESAI] • Follow dulu sebelum baca ya Keysha Kanadya gadis dengan seribu kemalasan, rebahan adalah kebahagiaan, sekolah adalah neraka untuknya. Teman-temannyapun tak jarang memberi kata-kata motivasi agar Keysha pergi dari zona nyamannya tapi sem...