17. rumah Gilang (2)

1.6K 151 4
                                    

Rumah minimalis yang memanjang ke dalam itu terlihat sangat nyaman ditempati, walaupun hanya terdiri satu lantai dengan empat kamar di dalamnya, tapi nampak luas dan rapi, warnanya juga sangat serasi, abu-abu yang dipadukan dengan warna putih.

Di samping rumah juga terdapat taman yang tidak luas namun tampak asri karna rumput hijau membentang di sana dengan beberapa bunga cantik dan satu ayunan yang melengkapi indahnya taman kecil tersebut.

Walaupun rumah minimalis itu nampak sangat bagus untuk di tinggali namun tidak untuk Gilang, rumahnya tidak seindah penampilannya, kenangan di dalam nya membuat Gilang selalu ingin pergi dan berlari sejauh mungkin dari rumah itu.

Tidak ada kenangan apapun yang harus ia kenang, kecuali kenangan ketika dia bersama neneknya, itupun hanya beberapa karna setelah menginjak bangku SMP Gilang jarang ada di rumah.

Dan semenjak ia duduk di bangku SMA, ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya ketimbang bersama neneknya.

Bukannya Gilang tidak peduli pada neneknya namun, tidak betahnya ia dirumah sudah mendarah daging sejak dulu.

menurut Gilang, kepulangannya pun tidak akan ada yang menyambut seperti teman-temannya, ia bebas pulang kapan saja, jam berapa saja walau akan berakhir Omelan dari sang nenek, tapi itu tidak akan terlalu berefek untuk Gilang.

Setelah selesai dengan kegiatannya- membuang air kecil di toilet kamarnya Gilang melangkah cepat keluar, tidak ingin membuat gadis yang selalu malas berbuat apapun itu mengeluarkan tanduk setannya.

Namun saat ia sampai di bibir ruang tamu, ia menghentikan langkahnya ketika melihat bagaimana Keysha dan neneknya yang tengah serius membicarakan sesuatu sesekali tertawa bersama.

Gilang mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka dan lebih memilih bersender di dinding sembari memperhatikan kedua wanita yang berbeda generasi itu.

Sudut bibir Gilang ikut terangkat ketika melihat senyuman mengembang di wajah Keysha, sangat jarang melihat Keysha tertawa lepas seperti itu, dan kesempatan ini tidak akan Gilang lewatkan.

Ntah sejak kapan Gilang menjadi cowok gila, mendekati cewek adalah satu hal yang tidak pernah Gilang lalukan selama dia hidup tapi, semua itu berubah saat dia pindah ke SMA Nusantara, cewek dengan mata coklat bening dan kepribadian aneh itu berhasil membuat Gilang melakukan hal yang tak pernah dia lakukan sebelumnya.

Tujuan Gilang mendekati Keysha bukan semata-mata karna penasaran tapi semua yang dia dengar mengenai Keysha membuat perasaan asing di dalam dirinya muncul.

Pukul 17.40 terlihat saat Gilang mengecek arloji hitam di tangan kirinya itu, ia menyudahi aksi melamunnya dan melangkah mendekati dua perempuan yang masih asik bercakap itu.

"Key!" Panggil Gilang yang membuat mulut Keysha yang tadinya akan mengatakan sesuatu kembali tertutup.

"Ayo" ajak Gilang sembari mengedikan dagunya.

"Udah mau pergi?" Sahut nenek pada Gilang, Gilang mengangguk lalu berjongkok di samping Keysha.

"Nenek udah minum obat?" Nenek menggeleng yang membuat gilang menatap nenek tidak suka.

"Belum sore ini" ucap nenek, Gilang menghela nafas lalu tersenyum.

"Gilang pergi dulu" ucapnya sembari mencium punggung tangan wanita yang sudah rentang usia itu.

Keysha ikut berdiri saat melihat Gilang berdiri, ia tersenyum kearah nenek" Keysha pamit ya nek" nenek mengangguk lalu mengelus rambut terurai Keysha.

"Sering-sering mampir kesini" ucap nenek lembut yang mau tidak mau membuat Keysha mengangguk cepat setelahnya mencium punggung tangan nenek, berpamitan.

Setelah berpamitan pada nenek, Keysha mengekori Gilang berlalu meninggalkan rumah yang hampir habis dimakan sepi itu.

"Gue lama ya?" Tanya Gilang sembari memakai helmnya.

Keysha mengangguk"banget, Lo kencing apa berak?" Tanyanya yang membuat Gilang terkekeh.

"Gue kencing terlalu menghayati jadi lama"jawab Gilang asal, ia sudah berada di atas motornya sembari memberi isyarat pada Keysha untuk naik ke atas motornya.

Keysha hanya tersenyum sebagai balasan lalu naik ke atas motor Gilang dengan hati-hati, setelah memastikan bahwa Keysha sudah berada di atas motornya, Gilang menjalankan motornya meninggalkan perkarangan rumahnya.

Hening.

Tidak ada yang membuka suara, kali ini keysha mempunyai sesuatu yang dia pikirkan, ucapan nenek mengenai Gilang berputar memenuhi otaknya.

Anggapannya mengenai Gilang selama ini ternyata salah besar, tidak ada satupun dari kemungkinan yang dia pikirkan tepat.

Tanpa takut dan malu, Keysha memeluk Gilang erat, tidak peduli bagaimana reaksi yang akan Gilang timbulkan setelahnya.

"Gilang! Kita temen atau bukan sih?!" Teriak Keysha berharap suaranya dapat mengalahkan suara angin yang berhembus kencang.

Gilang menaikan alisnya lalu tersenyum" bukan" ucapnya yang membuat Keysha memukul punggungnya.

Kenapa Lo masih bisa hidup kayak orang yang gak punya masalah apapun sih Lang?

"Sakit key!" Adu gilang, Keysha tidak mengubris dan memilih diam.

"Kita kan pacaran, Lo lupa?!" Jawab Gilang setelah terdiam beberapa detik.

Mendengar itu Keysha menegakan kepalanya yang tadi bersandar nyaman di punggung gilang"itu sih mimpi Lo!" Balasnya sembari memutar bola matanya malas namun tak urung bibirnya membentuk lengkungan.

"Kok mimpi? Lo nggak mau punya pacar ganteng kayak gue?" Ucap Gilang dengan suara angkuhnya.

Keysha menggelengkan kepalanya pelan"diem! Tenggorokan gue kering!"

Gilang kembali terkekeh" btw, tumben mau pegangan, meluknya erat banget lagi, kenapa? Udah mulai jatuh cinta ya?" Tanya Gilang dengan nada jahil.

Walaupun Keysha tidak bisa melihat wajah Gilang namun dia bisa membayangkan bagaimana menyebalkannya wajah Gilang saat ini.

Keysha tidak mengubris dan lebih memilih kembali menyenderkan kepalanya di punggung Gilang "hati-hati ntar Lo terlalu nyaman senderan di punggung gue" lagi Gilang berucap dengan nada jahilnya.

Keysha membulatkan matanya lalu kembali memukul Gilang "gue bilang diem!" Pekik keysha, Gilang meringis, meskipun Keysha orang yang lemah tapi masalah mukul- memukul tangannya kuat juga.

"Ntar kalau Lo jadi istri gue, pasti gue bakal jadi suami yang takut istri" celetuk Gilang.

"Gilang!"teriak Keysha yang membuat beberapa orang yang berpapasan di jalan menoleh ke arah mereka.

***

Setelah beberapa menit membelah jalanan, akhirnya Keysha sampai di depan rumahnya, ia langsung turun dengan lesu, suaranya yang serak membuat Keysha meringis tidak nyaman.

Gilang menopangkan motornya yang membuat Keysha mengernyit" Lo mau mampir?" Tanya Keysha.

"Emang boleh?" Gilang balik bertanya.

"Enggak" balas Keysha.

Gilang mendengus" yaudah sana masuk"

Keysha mengangguk"dahh..hati-hati" ujar Keysha sembari membuka pagarnya lalu berjalan masuk ke halaman rumahnya setelah menutup kembali pagarnya.

Gilang tersenyum memperhatikan punggung Keysha hingga menghilang di balik pintu besar rumahnya, setelahnya ia kembali menghidupkan mesin motornya dan pergi meninggalkan perkarangan rumah Keysha dengan senyum mengembang di bibirnya.

***

Hai gaisee....

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya, jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊

typo bertebaran, karna tidak ada revisi sebelum di publish, harap maklum🙏

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang