45. canggung?

1K 106 2
                                    

Maaf kalau misal masih banyak typo, jangan lupa di kasih tahu kalau ada kalimat yang aneh atau typo ya, makasih🙏

_____

Hujan masih setia mengguyur Jakarta, semua permukaan bumi menjadi basah oleh guyuran telak dari hujan lebat.

Gadis dengan rambut terurai itu sama sekali tidak peduli dengan semua hal itu, ia berlari menerobos hujan mengikuti kemana langkahnya yang ntah akan membawanya kemana.

Halte bus yang tidak jauh dari rumahnya itu kembali menjadi tempat persinggahan Keysha, ia duduk di lantai halte, memeluk lututnya, menyembunyikan kepalanya di antara lututnya demi menyamarkan suara tangisnya.

Untungnya halte bus sedang  sepi, jalanan pun tidak terlalu ramai, siapapun tidak akan suka berjalan di bawah hujan lebat seperti ini.

Keysha tidak tahu harus apa sekarang, bahkan bajunya yang basah tidak dia pedulikan, tentu saja karna untuk Sampai di sini saja Keysha butuh waktu sepuluh menit.

"Mama..Keysha kengen.."lirih Keysha di sela isakannya.

"Nangis Lo nggak bakal nyelesain masalah" suara dingin nan datar dari seseorang membuat Keysha terkejut dan mengangkat keplanya.

Sepasang kaki berada tepat di depannya, keysha tahu siapa orang itu hanya dari suaranya, seseorang yang sudah Keysha sakiti hatinya, seseorang yang selalu Keysha pikirkan beberapa hari ini. Ralat, beberapa bulan ini!

"Bangun" ucap Gilang menginterupsi, tidak ada nada lembut menenangkan disana.

Keysha menggeleng lemah dengan sesegukan, mendengar suara Gilang yang seperti ini membuatnya kembali ingin menangis.

Gilang menghela nafas lalu berjongkok di depan Keysha, melepaskan jaket Hoodie hitam yang menutupi seragamnya, lalu menyampirkannya di bahu Keysha.

"Lo tau sakit itu nggak enakkan?" Tanya Gilang, mengikat kedua lengan jaket tersebut mengelilingi leher Keysha.

Keysha mengangguk lemah menatap mata hitam kelam Gilang yang fokus pada kegiatannya.

"Kalau tau, harusnya Lo hindari" Gilang menatap manik keysha, mata sembab itu membuat hati Gilang sedikit berdenyut.

Memilih tidak menjawab, bahunya kembali bergetar, Keysha kembali menangis sesegukan dengan kepala yang menunduk kembali untuk menghindari tatapan intens Gilang.

Helaan nafas kembali terdengar, Gilang memilih merengkuh tubuh mungil didepannya itu, tidak memperdulikan seragamnnya yang akan basah, sedangkan gadis yang kini berada dalam pelukannya itu semakin terisak.

Kedua tangannya, keysha bawa untuk membalas pelukan hangat Gilang, keplanya ia tenggelamkan pada dada lebar laki laki di depannya itu.

"Gilang..."lirih Keysha.

Gilang menumpukan dagunya di puncuk kepala Keysha, mengangguk pelan, tangannya sibuk mengusap punggung Keysha bermaksud menenangkan.

"Nangis sekeras yang Lo mau"kali ini nada Gilang sangat lembut membuat Keysha mengeratkan pelukannya dan berakhir menangis sekencang mungkin tanpa memperdulikan apapun lagi, karna semua yang dia butuhkan sudah ada di depannya, memeluknya sekarang.

***

"Kenapa Lo bisa ada di sana?" Tanya Keysha saat Gilang duduk di sebelahnya, meletakan coklat panas di atas meja, tepat di depannya.

Setelah puas menangis di halte bus tadi, Gilang membawa Keysha pulang ke rumahnya, tidak ada siapapun di rumah Gilang yang membuat Keysha bergidik. Nenek masih di rumah sakit dan otomatis bibi pergi ke rumah sakit untuk menjaga nenek.

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang