37. belum selesai

1K 90 0
                                    

_________

"Sekali lagi papa minta maaf sama kalian berdua.."

Lagi. Ridwan kembali mengatakan kata maaf, sudah sekitar 2 jam keluarga kecil itu berkumpul di ruang tengah dengan satu wanita yang menjadi penengah kalau kalau terjadi perselisihan.

Wanita berumur sekitar 25-27 tahun yang pernah ayahnya perkenalkan padanya dulu, Tante Widya, Keysha hanya tahu dia sebatas itu dan tidak ingin lebih tapi sepertinya takdir berkehendak lain.

Ruang keluarga seketika berubah menjadi seperti ruang sidang, dengan ketegangan dan kecanggungan yang mendominasi bahkan lalat saja segan untuk sekedar lewat.

Keysha yang duduk di samping Kelvin tidak bergeming, ia sibuk memperhatikan Widya dengan tatapan mengintimidasi sedangkan yang ditatap berusaha untuk terus memperlihatkan senyum ramahnya.

"Papa yakin dia cewek baik?" Celetuk Keysha yang membuat semua orang memandangnya terkejut, Keysha menaikan sebelah alisnya.

"Gak maksud apa apa kok, cuma mau pastiin" wajah datar Keysha sedikit menampilkan senyum yang kontras dipaksakan.

"Keysha! Apa harus kamu bicara begitu?" Tegur Ridwan yang membuat Keysha menggertak giginya kuat, menatap Widya sinis.

"Kenapa? Dia juga bakal jadi mama tiri Keysha kan? jadi wajar dong, kalau nggak suka sama perkataan Keysha yang bahkan nanti bisa lebih kasar dari itu. Mending mengundurkan diri deh, pergi yang jauh, nggak usah sok mau jadi mama tiri Keysha"

"KEYSHA!" Keysha tersentak saat bentakan ayahnya menggema di seluruh penjuru ruang tengah, bahkan bibi yang berada di dapur pun berlari mengintip apa yang terjadi di sana.

Keysha berdiri dari duduknya menatap Ridwan dan Widya bergantian dengan tangan yang mengepal kuat.

"papa mending nggak usah minta maaf, percuma minta maaf beribu kali kalau bakalan ngulangin kesalahan yang sama"

"Mulutmu yang minta di bentak!"

"Mas udah..." Suara lembut Widya membuat Ridwan mengusap dadanya.

Keysha memutuskan untuk pergi dari sana dan naik ke kamarnya, percuma katanya ingin menyelesaikan masalah tapi malah semakin memperbesar masalah.

Kelvin ikut berdiri dan menatap Ridwan dengan wajah lelah "papa harusnya nggak bentak Keysha kayak tadi, papa tahu sendiri gimana sifat Keysha, harusnya papa ngerti"

"Harus papa yang selalu mengerti Kalian? Kalian nggak mau sekali aja ngertiin papa?" Ridwan menyenderkan dirinya di senderan sofa dibantu dengan Widya, ia mengurut pelipisnya yang berdenyut.

Kelvin menghela nafas berat "Keyhsa masih kelas dua SMA pa, dia butuh waktu, nggak bisa dipaksa sekaligus"

Setelahnya Kelvin berlalu pergi, menaiki anak tangga menuju kamar Keysha, ia mengetuk kamar adiknya itu pelan lalu membuka pintu yang tidak dikunci itu.

Suara isakan kecil dapat Kelvin dengar dan semakin kuat kala ia mendekati ranjang Keysha, Kelvin menghela nafas sekali lagi saat menemukan Keysha yang sudah bergelung dengan selimutnya di atas kasur.

Kelvin duduk di tepi ranjang, menatap adiknya yang dibalut selimut, ini kali pertama Kelvin melihat Keysha menangis dengan bersembunyi seperti ini, bisanya dia akan merengek seperti anak kecil pada kelvin.

"Key!"panggil Kelvin namun tidak di hiraukan oleh si pemilik nama.

"Key!"

Srakk

Keysha membuka selimutnya kasar.

"Apa lagi?" Ketus keysha yang masih terisak dengan mata sembabnya yang merah.

"Sini" Kelvin tersenyum kecil sembari merentangkan tangannya, Keysha semakin terisak dibuatnya.

"Apaan sih!" Kesal Keysha namun beringsut duduk dan memeluk Kelvin erat.

"Lain kali kalau mau nangis bilang, jangan kayak tadi, gak suka gue liatnya" Keysha mengangguk samar, semakin mengeratkan pelukannya.

"Papa bentak Keysha bang....dia....dia tadi bentak Keysha gara gara...."

"Nggak usah ngomong dulu"ujar Kelvin terkekeh sembari mengelus punggung adiknya itu, berusaha menenangkan.

"Lo nggak marah sama papa...bang?"

Kelvin mengangguk"mara..marah banget tapi gimana udah takdir..."

Keysha melepas pelukannya menatap Kelvin kesal"pasrah banget Lo..lemah.." cibirnya.

Kelvin terkekeh lalu menghapus jejak air mata di pipi adiknya itu kasar"mata Lo bengkak, merah lagi, jangan nangis sendiri kayak tadi!"

Keysha mengangguk pelan lalu kembali memeluk abangnya itu erat. Beruntungnya Keysha punya Kelvin di hidupnya, bisa jadi kakak, ayah bahkan ibu untuknya.

***

Hari dimana sekolah adalah tempat pelarian terakhir Keysha untuk melupakan masalahnya semalam, malah semakin menjadi tempat memikirkan masalah.

Sebab, cowok yang kemaren sempat beradu mulut, lebih tepatnya Keysha yang mengadu mulutnya sendiri pada Gilang yang bahkan hanya ingin memastikan dia baik baik saja, tidak masuk sekolah, apalagi kabar tentang neneknya yang masuk rumah sakit.

Rasanya Keysha ingin kabur dari sekolah hari ini dan pergi ke rumah sakit, meminta maaf pada Gilang atas kata-kata kasarnya kemarin namun sayang dia tidak seberani Gilang.

Apalagi sekarang jam pelajaran pertama gurunya absen, jalan kabur sepertinya sangat terbuka lebar tapi Keysha malah mager.

"DOR!!"

"Bangsat!" Umpat Keysha refleks terkejut.

Kedua orang pelaku yang merupakan sahabatnya itu tergelak puas lalu duduk di depan meja Keysha.

"Kasar sekali"cibir Dila disela tawanya.

Keysha kembali bertopang dagu, menatap kedua sahabatnya itu lempeng "kalian nggak ke kantin?"

Anya dan Dila menggeleng serentak" masih pagi, perut masih kenyang" jawab Anya yang hanay di balas anggukan lesu dari Keysha.

"Mikirin apa sih key?" Tanya Anya penasaran sedangkan Dila lebih memilih menumpu wajahnya dengan kedua tangannya, menyimak seperti biasa.

"Gilang" celetuk Keysha tanpa sadar.

"Eh? Udah mulai terang terangan nih" sindir anya, Keysha tidak peduli dan memilih menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangannya.

"Oh iya? Neneknya Gilangkan sakit, Lo nanti nggak mau jenguk key?"

Keysha menggeleng "gue nggak tahu"

Anya mengernyit" lah gimana sih? Masa nggak tahu?"

"Ya gimana emang nggak tahu mama.." balas Keysha cuek. Anya terkekeh saat Keysha menyebut dirinya ' mama'

"Hai Aldi!" Teriak Anya yang membuat Keysha maupun Dila refleks menutup telinganya.

Keysaha mendongak, menatap Anya kesal"suara Lo nya!!"

Anya membalas dengan cengiran lalu beralih ikut menatap Aldi.

"Hai" suara berat itu membuat Keysha menoleh ke sampingnya, di sana ada Aldi dengan sebuah paper bag bergambar Doraemon.

"hmm..."


***

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang